Cara Menghitung Gaji Karyawan dengan Mudah, Simak Di Sini!
Populix

Cara Menghitung Gaji Karyawan dengan Mudah, Simak Di Sini!

2 tahun yang lalu 6 MENIT MEMBACA

Gaji karyawan adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pemilik bisnis atau usaha. Dalam cara menghitung gaji karyawan sendiri, beberapa variabel perlu dimasukkan guna menentukan besar kecilnya gaji mereka.

Memberikan gaji yang sesuai merupakan etika bisnis yang penting untuk diperhatikan setiap pemilik usaha. 

Nah, agar pembagian gaji bisa dilakukan secara adil, simak pembahasan mengenai cara menghitung gaji karyawan berikut ini.

Langkah Menentukan Gaji Karyawan dengan Benar

Ketentuan mengenai gaji karyawan sebenarnya sudah tertuang dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 tentang besaran gaji pokok yaitu minimal 75% dari upah total gaji bersih dan tunjangan pegawai.

Menentukan gaji karyawan juga tidak bisa disama-ratakan. Dalam artian, tergantung dari masing-masing jabatan atau posisinya. 

Ada beberapa hal penting lain yang perlu dipertimbangkan, diantaranya sebagai berikut. 

1. Pengalaman Penilaian Kinerja

Pengalaman kerja cukup berpengaruh terhadap cara menghitung gaji karyawan perusahaan Anda. 

Yup, seseorang dengan pengalaman 2 sampai 3 tahun tentu gajinya lebih besar daripada fresh graduate yang belum berpengalaman. 

2. Berdasarkan Kontribusi Posisi atau Jabatan

Selain pengalaman, posisi atau jabatan tentu berpengaruh.

Misalnya, gaji seorang project leader tidak mungkin disamakan dengan staf biasa, karena tanggung jawab mereka juga berbeda. 

Untuk itu, tetap diperlukan ukuran yang sesuai dengan masing-masing posisi. 

3. Menyesuaikan dengan Skala Gaji pada Posisi Tertentu

Meski penentuan gaji karyawan sudah diatur dalam Undang-Undang, namun besar kecilnya gaji pokok tetap mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk pasaran gaji pada daerah tertentu.

Sebelum memutuskan jumlah gaji karyawan, Anda dapat melihat berapa rata-rata gaji dengan posisi yang sama di perusahaan lain. 

Selain itu juga memperhatikan UMR yang berlaku lalu menyesuaikannya dengan regulasi perusahaan Anda. 

Baca Juga: Manajemen Keuangan: Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Prinsip

Cara Menghitung Gaji Karyawan

Terdapat beberapa cara menghitung gaji karyawan, terutama jika dilihat dari ketentuan pemberian gajinya, ada yang bulanan, harian atau bahkan per jam. 

Tentu saja perhitungannya berbeda. Agar tidak bingung, yuk simak penjelasannya berikut ini.

1. Cara Menghitung Gaji Karyawan Bulanan

Cara menghitung gaji karyawan bulanan lebih mudah, karena umumnya setiap bulan akan selalu sama meski seringkali ada kenaikan di periode tertentu. 

Nah, gaji antara karyawan tetap dan tidak tetap biasanya juga akan berbeda. Agar lebih memahaminya, perhatikan cara perhitungan berikut ini. 

Gaji Karyawan Tetap

Karyawan tetap cenderung memiliki pekerjaan yang sama dan sifatnya tidak sementara, sehingga perhitungannya bisa lebih pasti. 

Ini contoh perhitungan gaji bulanan untuk karyawan tetap.

Jeno merupakan seorang karyawan yang bekerja di perusahaan ABC. 

Ia belum menikah berstatus sebagai karyawan tetap dengan gaji Rp6 juta setiap bulannya. 

Maka cara menghitung gaji karyawan Jeno adalah sebagai berikut:

Gaji Karyawan Tetap

Gaji Karyawan Tidak Tetap

Cara menghitung gaji karyawan tidak tetap biasanya berbeda-beda setiap perusahaan, tergantung dari regulasi mereka. 

Namun, umumnya,perhitungan gaji karyawan tidak tetap seperti berikut.

Jeno merupakan seorang karyawan yang bekerja di perusahaan ABC. 

Ia belum menikah dan berstatus sebagai karyawan tidak tetap dengan gaji Rp6 juta setiap bulannya. Maka cara menghitung gaji karyawan untuk Jeno adalah sebagai berikut:

Gaji Karyawan Tidak Tetap

2. Cara Menghitung Gaji Karyawan Prorata

Prorata atau perhitungan proporsional adalah metode yang digunakan oleh perusahaan jika merekrut karyawan di tengah bulan. 

Ada dua cara dalam metode proprata, berdasarkan hari atau jam. 

Cara Menghitung Gaji Karyawan Per Jam Prorata

Cara menghitung gaji karyawan per jam lebih rumit, terlebih jika jam kerjanya berubah-ubah, sehingga akan lebih baik jika Anda memiliki catatan jam kerja karyawan.

Agar tidak salah dalam penerapannya, perhatikan contoh cara menghitung gaji karyawan berikut ini.

Jeni bekerja di perusahaan AB mulai tanggal 22 Agustus. Kesepakatan upah yang akan didapatkan setiap bulannya adalah Rp5 juta. 

Sementara, sejak tanggal 22 Jeni sudah bekerja selama 6 jam dalam 3 hari dan 8 jam dalam 2 hari. 

Maka, cara menghitung gaji Jeni pada bulan itu adalah:

Rumus upah per jam = 1/173 x upah sebulan

Jeni sudah bekerja selama 6 jam x 3 hari = 18 jam dan 8 jam x 2 hari = 16 jam, sehingga totalnya 34 jam

Gaji per jam = 1/173 x Rp5 juta = Rp29 ribu

Nah, kita sudah tahu bahwa upah per jam untuk Jeni adalah Rp29 ribu, sehingga gaji yang didapatkan Jeni selama bulan Februari yaitu:

Gaji = 34 jam x Rp29 ribu = Rp986 ribu

Cara Menghitung Gaji Karyawan Harian Prorata

Tidak seperti jam kerja, cara menghitung gaji karyawan harian lebih mudah dilakukan. 

Namun, Anda harus memastikan bahwa karyawan bekerja dengan jam yang sudah ditetapkan dan sama setiap harinya.  

Berikut contoh cara menghitungnya.

Jeni adalah karyawan perusahaan AB yang mulai bekerja pada tanggal 15 Februari dengan ketentuan upahnya Rp5 juta per bulan (5 hari kerja dalam seminggu). 

Di mana ini berarti selama bulan Februari Jeni hanya bekerja 10 hari. 

Maka, cara menghitung gaji Jeni pada bulan itu adalah:

Gaji = 10/20 x Rp5 juta = Rp2,5 juta

Cara Menghitung Gaji Karyawan Berdasarkan Omset

Metode perhitungan yang satu ini cukup sederhana. Anda hanya perlu menentukan berapa besar omset yang diperuntukkan menggaji karyawan. 

Misalnya, dari 15% omset ditujukan untuk gaji.

Sehingga jika per bulan usaha Anda mendapatkan omset sebesar Rp500 juta, maka sebanyak Rp75 juta dialokasikan untuk kebutuhan tenaga kerja, seperti gaji karyawan, tunjangan, bonus dan sebagainya.

Baca Juga: 4 Fungsi Manajemen – Panduan Lengkap untuk Perusahaan

Cara Menentukan Kenaikan Gaji Karyawan

Dalam menentukan besar kecilnya gaji karyawan, ada beberapa faktor yang bisa menjadi pertimbangan suatu perusahaan. 

Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Peraturan Pemerintah

Kenaikan gaji karyawan bisa terjadi apabila ada peraturan pemerintah mengenai upah minimum daerah, atau bisa juga misalnya ada perubahan pada undang-undang. 

Dengan begitu, perusahaan pasti harus menyesuaikan aturan baru tersebut. 

2. Regulasi dan Kemampuan Perusahaan

Guna meningkatkan hubungan dengan karyawan, terlebih jika potensi karyawan tersebut cukup baik, biasanya perusahaan akan memberikan kenaikan gaji dalam periode tertentu. 

Selain itu, perkembangan perusahaan juga memungkinkan karyawan untuk naik gaji, misalnya adanya peningkatan laba atau valuasi.

3. Penilaian Individu

Penilaian individu biasanya dilakukan dalam periode tertentu, misal 3 bulan atau 6 bulan sekali. 

Perusahaan bisa mempertimbangkannya untuk menaikkan gaji karyawan jika menunjukkan hasil yang positif. 

4. Risiko Pekerjaan

Semakin besar risiko yang harus dihadapi oleh karyawan, maka gaji yang akan diberikan juga semakin tinggi. 

Dengan begitu, mereka tetap termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya dengan maksimal. 

Nah, itu dia beberapa cara menghitung gaji karyawan, Anda dapat menyesuaikannya dengan regulasi yang diterapkan pada perusahaan, baik itu bulanan, harian atau jam. 

Dan paling penting, sesuaikan dengan risiko pekerjaan mereka ya.

Jika Anda sedang membangun usaha, ingin melakukan ekspansi bisnis, dan membutuhkan tanggapan dari pelanggan, Anda bisa coba Poplite by Populix, kami siap membantu kebutuhan bisnis Anda melalui survei self-service mulai dari Rp50 ribu saja. Yuk coba sekarang!

Baca Juga: Apa itu Cash Flow: Pengertian, Contoh, dan Cara Membuatnya

Artikel Terkait
4 Peluang Bisnis yang Mudah Dijalani dan Bermodal Kecil
Mencari peluang bisnis yang menjanjikan bukanlah hal sulit. Ya, meskipun Anda hanya diam di rumah, Anda tetap memiliki kesempatan untuk membangun bisnis tanpa hambatan. Tak butuh modal besar, hanya bermodal gadget dan koneksi internet, Anda sudah mampu meraup untung hingga jutaan per bulannya melalui bisnis rumahan tersebut. Penasaran apa saja contohnya? Yuk, intip daftarnya berikut! […]
Data Sekunder: Definisi, Sumber Data, Kelebihan, Kekurangan
Dalam penelitian, ada yang disebut data sekunder. Data sekunder adalah salah satu dari dua jenis data utama, selain data primer. Kedua tipe data ini sangat berguna dalam penelitian dan statistik. Walaupun sama-sama jenis data utama, tetapi tetap saja ada yang berbeda dari data sekunder dan primer. Kali ini, yuk, kita bahas tentang data sekunder. Apa […]
Subjek Penelitian: Definisi, Ciri-Ciri, dan Macamnya
Salah satu bagian penting dalam laporan penelitian, penulisan karya tulis ilmiah seperti skripsi mahasiswa tingkat akhir dan makalah adalah subjek penelitian. Pengertian subjek penelitian adalah fenomena, benda maupun orang yang dapat memberikan data dan informasi kepada peneliti. Informasi ini berguna untuk menjawab rumusan masalah dengan runtut dan menyeluruh. Lalu, apa saja macam-macam subjek penelitian dan […]