Mengenal Bisnis Dropship, Cara Kerja, hingga Keuntungannya
Populix

Mengenal Bisnis Dropship, Cara Kerja, hingga Keuntungannya

9 bulan yang lalu 7 MENIT MEMBACA

Apa itu bisnis dropship? Bisnis dropship adalah salah satu peluang bisnis yang akhir-akhir ini sedang diminati oleh masyarakat.

Bahkan mulai banyak rumah produksi yang membuka peluang dropship untuk menjualkan produk mereka.

Berbeda dengan menjadi reseller, bisnis dropship adalah sistem yang memiliki beberapa kelebihan pada operasionalnya. Lalu, apa itu dropship sebenarnya dan bagaimana cara kerjanya?

Apa Itu Dropship?

Bisnis dropship adalah sistem menjual produk orang lain tanpa harus membelinya terlebih dahulu secara fisik.

Jelasnya, seorang dropshipper (pihak yang melakukan dropship) akan memasarkan suatu produk dari pihak penyedia, lalu menjualnya dengan nama bisnis berbeda, dan mengirimkan barang tersebut langsung ke alamat pembeli.

Dropship adalah sebuah alternatif yang bisa dicoba ketika Anda ingin menjual barang tanpa harus memilikinya terlebih dahulu.

Bahkan, sekarang banyak marketplace dan e-commerce yang memfasilitasi sistem dropship, di antaranya Lazada, Shopee, Aliexpress dan Tokopedia.

Baca juga: 8 Contoh Strategi Promosi Terkini yang Perlu Anda Ketahui

Perbedaan Reseller dan Dropship

bisnis dropship adalah
Source: Freepik

Meskipun sama-sama menjual barang milik pihak lain, reseller dan dropship adalah hal yang berbeda. Perbedaan reseller dan dropship ini perlu diperhatikan, terutama bagi Anda yang masih pemula dalam berbisnis.

Berikut beberapa perbedaan reseller dan dropship untuk Anda ketahui.

1. Sistem Kerja

Reseller dan dropship adalah dua hal yang berbeda. Sistem reseller akan mengharuskan pihak kedua membeli produk dalam skala besar terlebih dahulu baru setelahnya dapat dijual dengan atas nama bisnis Anda sendiri.

Lalu, apa itu dropship? Dropship adalah sistem penjualan di mana Anda sebagai dropshipper hanya menjadi perantara antara penjual dan pembeli sehingga tidak perlu membeli barang secara fisik.

Meskipun begitu, ketika barang sampai di sisi pembeli nama yang tercantumkan adalah nama bisnis Anda.

2. Modal

Melihat dari sistem dropship dan reseller di atas, modal yang Anda keluarkan tentu akan berbeda.

Bisnis reseller membutuhkan modal yang lebih besar untuk membeli barang yang akan dijual. Belum lagi, Anda harus menyiapkan ruangan atau area untuk menyimpan stok barang.

Apakah bisnis dropship membutuhkan modal? Karena Anda tidak perlu membeli barang terlebih dahulu, secara singkat dropship tidak membutuhkan modal sebanyak yang reseller keluarkan.

Akan tetapi, Anda perlu pintar-pintar menentukan strategi dan melakukan pemasaran karena persaingan pasar yang cukup ketat.

3. Margin Keuntungan

Dari segi margin, bisnis dropship adalah sistem yang lebih menguntungkan dibandingkan dengan reseller.

Dropship punya keunggulan di minimnya biaya operasional, sedangkan untuk reseller keuntungan dihitung dari transaksi ketika stok barang reseller habis terjual.

Persentase keuntungan dropship yang bisa didapatkan yaitu sebesar 10%-30%.

4. Risiko Penjualan

Reseller memiliki risiko kerugian yang cukup tinggi karena sistem yang mewajibkan Anda membeli barang dengan skala besar pada awal transaksi.

Jika tidak pintar dalam melakukan pemasaran terhadap produk Anda, maka kemungkinan untuk mengalami kerugian cukup besar.

Berbeda halnya dengan dropship, kemungkinan untuk rugi karena barang tidak laku cukup kecil. Namun, Anda tidak akan mendapatkan keuntungan ketika pemasaran yang dilakukan tidak menghasilkan transaksi.

Baca juga: 10 Cara Jualan Online untuk Pemula Bermodal Kecil & Laris!

Cara Kerja Dropship

apa itu bisnis dropship
Source: Freepik

Setelah mengetahui apa itu dropship serta perbedaan dropship dan reseller, selanjutnya Anda perlu mengenali bagaimana cara kerja dropship.

Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa cara kerja dropship adalah hal yang cukup sederhana.

  1. Mendaftar sebagai dropshipper ke pihak penjual.
  2. Lakukan pemasaran.
  3. Konsumen akan mentransfer uang ke nomor rekening dropshipper.
  4. Dropshipper mentransfer uang pembelian barang beserta biaya ongkirnya ke penjual. Pada tahap ini dropshipper juga akan mengirimkan data nama, alamat, dan daftar pesanan.
  5. Proses pengemasan dan pengiriman barang dilakukan oleh penjual.
  6. Dropshipper dapat mengetahui status proses yang sedang berlangsung hingga barang sampai ditangan pembeli.
  7. Penjual akan mengirimkan produk menggunakan atas nama bisnis Anda.

Tujuh cara kerja dropship adalah alur yang umum diterapkan. Namun, jika Anda menggunakan e-commerce atau marketplace tertentu, akan ada kolom yang perlu diisi sebagai penanda bahwa transaksi tersebut merupakan bisnis dropship.

Kelemahan dan Keuntungan Dropship

Memilih bisnis dropship adalah hal yang tentu memerlukan perencanaan dan pertimbangan terlebih dahulu. Cek kelemahan dan keuntungan dropship yang perlu Anda ketahui berikut ini.

Keuntungan

Keuntungan dropship antara lain:

1. Lebih Mudah Dibandingkan Reseller

Dropshipper tidak akan kerepotan dalam mengatur letak produk atau bingung dalam menyetok barang di rumah. Hal tersebut menjadi salah satu keunggulan dropship dibandingkan dengan bisnis reseller.

2. Minim Risiko Kerugian

Sederhananya, dropship adalah bisnis yang tidak membutuhkan modal yang mengharuskan Anda menyetok barang ketika ingin menjualnya.

Lantaran hal inilah dropshipper akan bergantung pada berapa orang yang akan membeli produknya, tanpa risiko kerugian.

3. Praktis dan Fleksibel

Berbekal smartphone dan strategi pemasaran yang tepat, Anda sudah bisa menjalankan sistem dropship meskipun dari rumah saja.

Proses manajemen jual beli yang fleksibel memudahkan dropshipper dalam mengatur transaksi bisnisnya.

Kelemahan

Kelemahan dropship di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Keuntungan yang Didapatkan Lebih Sedikit

Meskipun jika dibandingkan dengan reseller dropship adalah bisnis yang lebih unggul, tetapi jika seorang dropshipper mematok harga terlalu tinggi maka akan kalah saing dengan penjual lainnya.

2. Kontrol Barang yang Sulit

Seorang dropshipper hanya dapat memesankan barang ke pihak distributor untuk dikirim ke pembeli.

Sayangnya, kelemahan dropship ini dapat berpotensi menjadi complain ketika barang yang dikirimkan tidak sesuai gambar atau ada permasalahan lain.

Baca juga: Marketplace Adalah: Pengertian, Jenis dan Contoh Lengkapnya

Tips dan Cara Menjadi Dropshipper

cara bisnis dropship
Source: Freepik

Apabila Anda tertarik memulai bisnis dropship ini, jangan lupa untuk mengikuti beberapa tips cara menjadi dropshipper berikut agar usaha Anda bisa cepat sukses.

1. Perhatikan Target Pasar Anda

Dropship adalah bisnis yang bisa dilakukan untuk berbagai macam kategori barang.

Agar lebih untung, Anda perlu mempertimbangkan barang apa yang akan dipilih sesuai dengan target pasar.

Pastikan terlebih dahulu apa kebutuhan, keinginan dan kemampuan mereka dalam membeli sebuah produk.

Menjual hal yang dibutuhkan (terlebih lagi kebutuhan rutin harian) akan memudahkan Anda mendatangkan calon konsumen.

Kemudian cek apa saja yang diinginkan konsumen dalam cakupan yang lebih luas.

Terakhir, lihat kemampuan target pasar Anda, apakah Anda bisa memasang harga tinggi untuk barang berkelas pula atau menjual barang sederhana dengan harga murah.

2. Lihat Prediksi Naik Turunnya Pasar

Tips yang kedua untuk bisnis dropship adalah lihat prediksi naik turunnya tren suatu barang.

Tidak ada salahnya menjual barang yang tengah viral, tetapi pastikan juga bahwa tren barang itu tidak akan menurun dan konsumen akan tetap mencarinya.

3. Pertimbangkan Modal, Risiko, dan Margin Keuntungan

Sebelum memulai bisnis, baik dropship maupun reseller, coba pertimbangkan terlebih dahulu apa saja hal yang perlu dipersiapkan serta kemungkinan yang akan terjadi ketika melakukan bisnis tersebut.

Beberapa hal yang penting, di antaranya seperti dari sisi modal, risiko kerugian, dan persentase keuntungan yang didapatkan.

4. Pilih Marketplace yang Banyak Dikunjungi Konsumen

Salah satu media pemasaran dropship adalah marketplace.

Masyarakat umumnya akan mencari produk yang akan dibeli menggunakan situs jual beli seperti Shopee, Tokopedia, Lazada, Bukalapak dan sebagainya.

Akan tetapi, setiap marketplace tersebut memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Selain itu, masyarakat punya pola tersendiri dalam memilih marketplace saat ingin membeli sebuah barang.

Sumber: Hasil survei Populix

Agar pemasaran bisnis dropship dapat lebih maksimal, coba cek hasil survei e-commerce pilihan konsumen di Indonesia. Tentukan mana pilihan terbaik untuk bisnis dropship Anda nantinya.

Itulah informasi mengenai apa itu dropship. Dropshipper menjadi model bisnis online tanpa modal yang potensial.

Perkembangan ekonomi digital tumbuh ke arah positif membuat potensi dropship semakin meluas. Anda dapat membangun bisnis ini bahkan ketika tidak memiliki modal sama sekali.

Nah, berbicara mengenai membangun bisnis, jangan lupa melakukan riset terlebih dahulu seputar usaha apa yang baik dikembangkan di masa kini. Jadi, Anda pun bisa tahu apakah bisnis tersebut sedang digandrungi oleh pasar atau tidak.

Jangan khawatir, riset ini bisa dilakukan dengan mudah lewat layanan survei online Poplite by Populix. Melalui Poplite by Populix, Anda dapat memilih responden yang sesuai dengan kebutuhan bisnis. Lalu #DenganData tersebut, Anda bisa mengolahnya menjadi strategi pengembangan usaha. Yuk coba sekarang juga!

Baca juga: Cara Jualan di Shopee agar Cepat Laku & Dapat Pesanan!

Tags:
Artikel Terkait
Model Bisnis: Pengertian, Jenis-Jenis, Contoh dan Manfaat
Apakah Anda baru saja mengembangkan bisnis? Jika iya, pastikan Anda telah menerapkan model bisnis yang tepat. Model bisnis adalah konsep dasar dari sebuah usaha agar bisa meraih keuntungan. Mungkin terdengar sepele, tetapi menentukan hal tersebut tidaklah mudah. Banyak aspek harus dipertimbangkan lalu disesuaikan dengan tipe model bisnis yang ada. Untuk itu, mari simak ulasan lengkapnya […]
Wawancara Tidak Terstruktur: Definisi, Kelebihan, Kekurangan
Wawancara merupakan sebuah proses yang kerap dilakukan saat melakukan penelitian atau riset. Adapun salah satu jenis wawancara yaitu wawancara tidak terstruktur. Melansir laman Research Connections, pengertian wawancara tidak terstruktur adalah ketika peneliti mengajukan pertanyaan terbuka atau open-ended questions. Tujuannya yaitu untuk memberikan keleluasaan kepada responden untuk berbicara bebas mengenai suatu topik dan memengaruhi arah wawancara. […]
Market Understanding for Skincare Products in Greater Jakarta
Nowadays, a significant number of metropolitan women use skincare products on a daily basis. As self-care and wellness become increasingly important to women, the skincare industry is gaining more value, along with evolving market trends. Facial wash, moisturizer, facial cleanser, toner, and sunscreen have become some of the most commonly used skincare products. Populix Study: […]