4 Cara Menentukan Harga Jual Makanan dan Minuman yang Ideal
Populix

4 Cara Menentukan Harga Jual Makanan dan Minuman yang Ideal

3 tahun yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Menentukan harga jual produk, seperti produk makanan dan minuman, menjadi salah satu proses bisnis yang harus dilakukan agar usaha dapat berjalan dengan optimal. Namun, bagaimana cara menentukan harga jual makanan yang baik?

Harga jual makanan dan minuman ini merupakan nominal uang yang perlu dikeluarkan oleh konsumen agar bisa mendapatkan produk tersebut. 

Karena itu, harga jualnya harus ideal agar bisa menarik konsumen untuk membelinya.

Lantas, apa saja faktor yang mempengaruhi serta bagaimana cara menentukan harga jual makanan dan minuman? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Anda dapat menyimak ulasan berikut.

Faktor yang Perlu Diperhatikan untuk Menetapkan Harga Jual

Agar bisnis dalam berjalan lancar, harga jual produknya perlu ditentukan sebaik mungkin. Kenapa demikian?

Harga jual produk, seperti makanan dan minuman, menjadi langkah dasar untuk mencapai kesuksesan dalam berbisnis. 

Pasalnya, harga tersebut penting untuk ditetapkan dengan memperhatikan keuntungan bagi produsen.

Sebelum itu, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk menetapkan harga jual produk. Beberapa faktor tersebut yaitu:

1. Harga Kompetitor

Anda perlu memperhatikan harga kompetitor terlebih dahulu sebelum menetapkan nominal jual produk sendiri. 

Dengan begitu, produk Anda nantinya bisa bersaing di pasar secara kompetitif.

2. Target Pasar

Target pasar patut Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan sebelum ingin menentukan harga jual makanan. 

Contohnya, jika produk Anda ditargetkan untuk mahasiswa, berarti harga jual yang ditetapkan harus relatif lebih murah dan ramah di kantong.

Baca juga: 7 Cara Menghitung Rumus Harga Jual dengan Tepat dan Untung!

3. Modal dan Persentase Keuntungan

Menjadi salah satu elemen penting dalam berbisnis, modal juga penting untuk Anda perhatikan sebelum menetapkan harga jual makanan. 

Jadi, bisnis Anda tidak mengalami kerugian dan berkembang dengan baik.

Atau, harga jual produk tersebut bisa menyesuaikan dengan perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP).

Tidak kalah penting, persentase keuntungan juga harus dimasukkan dalam penetapan harga jual makanan. 

Hal tersebut dikarenakan keuntungan dari penjualan ini merupakan pemasukan utama dalam suatu bisnis.

4 Cara Menentukan Harga Jual Makanan dan Minuman

Nah, agar nominal harga jualnya ideal, Anda bisa menggunakan beberapa cara. 

Cara menentukan harga jual makanan yang dapat Anda gunakan di antaranya, mark-up pricing, bundling, margin pricing, dan keystone pricing.

1. Mark-Up Pricing

Cara menentukan harga jual makanan yang pertama yaitu mark-up pricing

Mark-up pricing merupakan penetapan harga jual produk yang dilakukan dengan menambahkan persentase profit dari jumlah modal yang Anda keluarkan.

Setelah memperhitungkan total biaya produksinya, Anda dapat melakukan mark-up atau menambahkan nominal harganya untuk mendapatkan keuntungan.

Mark-up pricing biasa dijadikan sebagai salah satu cara menentukan harga jual makanan ringan maupun minuman kemasan.

Adapun rumus dari mark-up pricing adalah sebagai berikut.

Harga Jual = Modal + (Modal x Persentase Mark-up)

Contohnya, Anda membuat bubur instan kemasan dengan biaya bahan baku Rp4.000 dan biaya pengemasan Rp1.500 untuk satu produknya. 

Kemudian, Anda menetapkan persentase keuntungan sebesar 25 persen. Maka perhitungan mark-up pricingnya yaitu:

Modal = Rp4.000 + Rp1.500 = Rp5.500

Harga Jual = Rp5.500 + (Rp5.500 x 25%) = Rp6.875 atau dibulatkan menjadi Rp6.900

Jadi, Anda bisa menjual bubur instan tersebut seharga Rp6.900 per bungkusnya.

Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Penjualan dalam Bisnis Agar Omset Naik!

2. Manufacturer Suggested Retail Price (MSRP)

Manufacturer suggested retail price atau MSRP merupakan cara menentukan harga jual makanan online yang dapat diterapkan jika Anda menjualkan kembali produk usaha milik orang lain. 

Karena, pada metode ini penentuan harganya dilakukan dengan menyesuaikan rekomendasi dari produsen utama.

Misalnya, Anda ingin menjual kembali camilan biskuit bermerek pada toko pribadi. 

Kemudian, produsen camilan menjual produk tersebut ke Anda selaku reseller seharga Rp3.500 serta merekomendasikan harga jualnya sebesar Rp5.000.

Alasan diberlakukannya MSRP ini agar harga jual produk yang sudah cukup dikenal masyarakat tetap stabil pada pasaran. 

Jadi, konsumen tidak kebingungan karena ada harga produk yang berbeda antara reseller produk tersebut.

3. Margin Pricing

Margin pricing adalah cara menentukan harga jual makanan catering selanjutnya. 

Metode ini dilakukan dengan memperkirakan serta menganalisis kesesuaian profit yang akan didapatkan.

Anda dapat melihat rumus margin pricing berikut ini.

Margin = (Harga Jual – Modal) / Harga Jual

Sebagai contoh, modal dalam menjual bubur instan adalah Rp5.500. 

Jika ingin menjual Rp8.000, Anda dapat menyesuaikan profitnya melalui rumus margin pricing.

Margin = (Rp8.000 – Rp5.500) / Rp5.500 = 0,45 atau 45%

Berdasarkan perhitungan tersebut, margin dari penjualan bubur instan Anda yaitu 45%. 

Idealnya, margin penjualan tidak melebihi 50% jadi produk Anda telah sesuai dan bisa diperjualbelikan di pasaran.

Baca juga: Strategi Penetapan Harga: Pengertian, Jenis, & Cara Buatnya

4. Keystone Pricing

Metode penetapan harga jual makanan selanjutnya yaitu keystone pricing

Keystone pricing adalah teknik dalam menentukan harga dengan melipatgandakan modal produk tersebut.

Misalnya, produk bubur instan Anda yang bermodalkan Rp5.500 per produknya dapat dijual seharga Rp11.000.

Keystone pricing ini biasa digunakan oleh retailer untuk menjualkan produknya.

Demikian ulasan mengenai cara menentukan harga jual makanan yang perlu Anda ketahui. 

Sebelum berbisnis, pastikan Anda telah menetapkan harga jual secara bijaksana ya! Sehingga, konsumen akan merasa tertarik dengan produk Anda dan bisnis dapat berjalan secara optimal.

Jika telah menentukan harga untuk bisnis makanan melalui cara di atas, Anda selanjutnya dapat melakukan riset kesesuaian harga tersebut dengan konsumen melalui survei online.

Nah, untuk itu, Anda bisa menggunakan Poplite by Populix untuk mendapatkan tanggapan dari konsumen. Yuk, selangkah lebih pasti #DenganData dengan Populix!

Baca juga: Cara Up Selling dan Cross Selling untuk Maksimalkan Penjualan

Tags:
Artikel Terkait
Wawasan Masyarakat Soal Asuransi Wajib Kendaraan Bermotor
Beberapa waktu lalu muncul wacana soal program asuransi wajib kendaraan bermotor. Adanya program ini berhasil membuat masyarakat heboh, apalagi diperkirakan mulai berlaku tahun 2025. Akan tetapi, menurut pemaparan Joko Widodo beberapa waktu lalu, terkait asuransi third party liability (TPL) belum dilaksanakan rapat untuk membahas hal tersebut. “Belum ada rapat mengenai (asuransi wajib TPL),” ujar Jokowi […]
Asosiasi: Definisi hingga Jenis dalam Penelitian
Anda tentu sudah pernah mendengar terkait istilah asosiasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satu definisi asosiasi adalah pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan pancaindra. Asosiasi memang dapat dikaitkan dengan beberapa hal, termasuk juga riset atau penelitian. Namun, apakah yang dimaksud asosiasi dalam konteks riset? Apa Itu Asosiasi? Dalam konteks riset […]
Tabulasi Silang: Definisi, Manfaat, hingga Contoh
Tahukah Anda apa itu tabulasi silang atau cross-tabulation? Tabulasi silang adalah jenis teknik analisis statistik pada proses penelitian untuk mengidentifikasi hubungan yang mungkin ada di antara variabel-variabel kategori. Teknik analisis ini biasanya digunakan dalam penelitian dengan metode pengumpulan data survei. Pun sering digunakan untuk menganalisis skala pengukuran nominal. Apa Itu Tabulasi Silang? Melansir laman Qualtrics, […]