Gen Z dan Skeptisisme: Pendekatan Efektif Menuju Pilkada Serentak Berdasarkan Pembelajaran dari Pemilihan Presiden 2024
Vania Kartika Artanti

Gen Z dan Skeptisisme: Pendekatan Efektif Menuju Pilkada Serentak Berdasarkan Pembelajaran dari Pemilihan Presiden 2024

2 tahun yang lalu 3 MENIT MEMBACA

Pada awal tahun 2024, studi Populix mengungkap bahwa mayoritas masyarakat Indonesia berencana untuk menggunakan hak pilih mereka. Mereka merasa hal tersebut adalah bagian dari tanggung jawab mereka sebagai warga negara Indonesia, dan percaya bahwa partisipasi mereka sangatlah penting untuk mencegah dampak buruk yang timbul dari ketidak terlibatan dalam proses demokrasi.

Namun, lain halnya untuk sebagian generasi Z. Mereka merasa bahwa abstain atau golput bukanlah sesuatu yang buruk dan bisa menjadi pilihan. Pendapat mereka menjadi semakin terlegitimasi saat tidak ada sosialisasi tentang pentingnya memilih dan bagaimana suara mereka sangat berarti untuk kemajuan bangsa.


Source: Survei Populix Februari 2024

Untuk menelaah lebih lanjut mengenai isu golput ini, kita perlu melihat dahulu kemungkinan penyebabnya. Survei Populix mengungkap salah satu kemungkinan penyebab golput adalah perasaan skeptis. Namun, mengapa mereka skeptis?

Penyebab adanya hubungan antara gen Z dan skeptisisme, salah satunya karena timbul dari perasaan kecewa terhadap seseorang atau sesuatu. Perasaan kecewa ini bisa muncul dikarenakan banyak hal yang terjadi selama perjalanan karier kandidat. 

Menghilangkan skeptisisme bukan hal mudah karena berkaitan dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah sesuatu yang perlu dijadikan patokan utama dalam masa kampanye. Bagaimana orang bisa percaya pada kandidat? Mengapa mereka harus percaya? Sebuah perilaku atau kata-kata yang disampaikan oleh kandidat bisa sangat memengaruhi rasa kepercayaan masyarakat terhadap kandidat tersebut, dan itulah mengapa politisi harus menampilkan versi terbaik dari diri mereka. Akan sangat baik jika mereka bisa memperlihatkan hasil pekerjaan terbaik, bukan sekadar pencitraan.


Source: Survei Populix Februari 2024

Untuk menciptakan citra yang baik dan bisa diterima di kalangan muda, tim masing-masing kandidat bisa berfokus lebih banyak pada media sosial. Akan lebih baik jika metode yang digunakan tidak berupa memaksakan ide untuk diterima, tetapi lebih menunjukan bahwa kandidat mereka adalah yang terbaik, buat anak muda senang dengan ide dan gagasan para kandidat. Jangkau anak muda dari platform yang sering mereka gunakan, seperti dunia maya dan media sosial, yang menjadi salah satu tempat anak muda menyuarakan pendapatnya.

Selain itu, hal lain yang perlu dimiliki oleh kandidat adalah inovasi ide, karena pada dasarnya pemilu adalah ajang membandingkan ide terbaik untuk dipilih. Oleh karena itu, penting bagi para kandidat untuk menciptakan suatu ide yang bisa diterima dengan baik oleh kalangan muda.  

Inovasi ini tentunya tidak dapat dipisahkan dari sosialisasi. Ide yang menarik dan inovatif akan sangat membantu dalam proses membangun kepercayaan masyarakat. Namun, ide yang baik jika tidak didukung dengan cara penyampaian yang sesuai tidak akan bisa menangkap target audiens. Penyampaian ide oleh kandidat secara langsung melalui proses kampanye, debat, dan lain-lain juga menjadi hal penting dan merupakan keterampilan yang sebaiknya dimiliki oleh seluruh kandidat.


Source: Survei Populix Februari 2024

Data Populix menyebutkan bahwa kampanye memainkan peran vital untuk membantu generasi Z dalam mencari informasi tentang kandidat, bahkan membuat mereka mengubah keputusan. Temuan ini semakin memperkuat gagasan tentang pentingnya cara penyampaian ide dan sosialisasi dalam kampanye. Proses ini sudah selayaknya menjadi perhatian kandidat agar dapat meyakinkan masyarakat, terutama generasi Z.

riset pasar Populix

Baca juga: Dampak Media Sosial terhadap Jiwa Nasionalisme Anak Muda

Tags:
Artikel Terkait
NeXa, Inovasi Model AI di Indonesia dalam Bidang Research
Pemanfaatan AI di Indonesia semakin marak, tak terkecuali di bidang research atau penelitian. Dengan adanya AI, pekerjaan para researcher dapat dibantu sehingga prosesnya lebih mudah dan cepat. Berangkat dari beragam pain points seperti data quality, designing the research, time, finding the right respondents, serta summarizing research, Populix meluncurkan AI research assistant. NeXa, AI research assistant […]
Bootstrapping: Definisi serta Peran dalam Penelitian
Apakah Anda tahu apa itu bootstrapping? Melansir laman Research Connections, bootstrapping adalah metode populer untuk mengestimasi varians dalam survei, terdiri dari subsampling dari sampel awal. Hal itu menciptakan sampel baru (atau pengulangan) dalam jumlah terbatas. Estimasi parameter yang sama kemudian dihitung untuk setiap subsampel. Varians dari parameter yang diestimasi kemudian sama dengan varians dari estimasi […]
Advantages of Qualitative Research: Unveiling Insights Beyond Numbers
In the first two articles of our series, we explored the essence of qualitative research and the core methods used to gather rich, detailed insights. Now, we turn our attention to the unique advantages that qualitative research offers, highlighting what it can unveil that quantitative research cannot. Qualitative research provides depth and context to our […]