Label Nutri-Grade, Mungkinkah Akan Berlaku di Indonesia?
Mochammad Audrian Pahlevi

Label Nutri-Grade, Mungkinkah Akan Berlaku di Indonesia?

9 bulan yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Singapura telah memperluas program Nutri-Grade sebagai tanggapan atas kekhawatiran pemerintah terhadap tingkat diabetes yang tinggi yang disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan. Awalnya hanya mencakup minuman siap minum, program tersebut sekarang memerintahkan kafe dan restoran untuk menampilkan label Nutri-Grade pada menu minuman mereka.

Nutri-Grade adalah sebuah label pada produk atau menu untuk mengidentifikasi kadar gula pada minuman. Seperti yang tertera pada website Health Promotion Board milik pemerintahan Singapura, label Nutri-Grade terdiri dari 4 klasifikasi yang dibagi berdasarkan huruf: A, B, C dan D. Tiap klasifikasi label memiliki arti masing-masing:

  • A: Mengandung kurang dari 1 gram gula dan lemak jenuh kurang dari 0,7 gram per 100 ml penyajian.
  • B: Mengandung 1 – 5 gram gula dan lemak jenuh kurang dari 0,7 – 1,2 gram per 100 ml penyajian.
  • C: Mengandung 5 – 10 gram gula dan lemak jenuh 1,2 – 2.8 gram per 100 ml penyajian.
  • D: Mengandung lebih dari 10 gram gula dan lemak jenuh lebih dari 2,8 gram per 100 ml penyajian.

Tujuan adanya label Nutri-Grade yaitu untuk membantu konsumen membuat pilihan yang bijak tentang konsumsi minuman mereka, serta mendorong produsen minuman untuk menyesuaikan kadar gula dalam produk mereka.

Tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menerapkan kebijakan serupa karena jumlah kasus diabetes yang terus meningkat.

Menurut Kementerian Kesehatan, sebagaimana dilaporkan oleh Federasi Diabetes Internasional (IDF), Indonesia memiliki 19,5 juta pasien diabetes pada tahun 2021, diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta pada tahun 2045.

Angka itu menempatkan Indonesia sebagai negara kelima secara global dalam jumlah kasus diabetes tertinggi. Untuk mengevaluasi hal ini, kami melakukan pengambilan sampel di enam kategori minuman kemasan, memilih lima produk untuk setiap kategori.

Kategori minumanRata-rata kandungan gula dalam gram per 100 mlMaksimal kandungan gula dalam gram per 100 mlMinimal kandungan gula dalam gram per 100 ml
Teh kemasan siap minum7.3485.7
Kopi kemasan siap minum9.4210.57
Minuman berkarbonasi (bersoda)9.2412.54.8
Minuman rasa buah7.04102.8
Susu kemasan siap minum4.667.82.8
Teh kemasan siap minum (less sugar)55.24.8
Data didapat dari: fatsecret.co.id

Dari hasil sampling, terlihat bahwa sebagian besar produk minuman yang tersedia di masyarakat Indonesia hanya memiliki label Nutri-Grade C.

Sebagai tambahan, American Heart Association (AHA) dalam artikel yang dikutip oleh situs harvard.edu, menyatakan bahwa konsumsi ideal gula harian bagi seorang laki-laki dewasa adalah tidak lebih dari 36 gram dan 24 gram untuk perempuan, termasuk konsumsi dari makanan sehari-hari seperti nasi dan lauk pauk.

label nutri-grade
Souce: Mothership.sg

Sebenarnya, kini terdapat beberapa supermarket yang juga telah menerapkan program serupa dengan Nutri-Grade, menggunakan kode warna dan informasi kandungan gula pada produk-produk yang mereka jual. Jika pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengimplementasikan program serupa dan kesadaran masyarakat akan pentingnya memperhatikan konsumsi gula semakin tinggi, kemungkinan besar produk-produk yang berisiko bagi kesehatan akan mulai ditinggalkan secara perlahan.

Concept Test:

Dengan melakukan concept test dari sebuah produk produsen dapat memproyeksikan seperti apa pandangan konsumen terhadap suatu produk. Di mana tujuannya dalam hal ini adalah untuk meningkatkan kesadaran konsumen akan produk yang aman dikonsumsi untuk kesehatan, dikarenakan produk tersebut mengandung kadar gula yang rendah. Kita juga dapat mengacu pada label Nutri-Grade bahwa produk ini memiliki kandungan gula yang sesuai rekomendasi. Pada tahap concept test ini, kita akan menanyakan pendapat beberapa responden yang sesuai dengan pangsa pasar dari bisnis kita tentang  konsep dari produk yang sedang dievaluasi.

Consumer / User Test:

Pada tahap ini produk yang akan dijual ke pasar akan kita uji ke beberapa sample. Sample ini terdiri dari konsumen dari produk yang sudah ada di pasar dan juga konsumen potensial. Sebagai contoh, produk minuman yang akan kita uji  memiliki formulasi baru dengan kadar gula yang lebih rendah. Konsumen yang sudah pernah mengonsumsi produk tersebut sebelumnya, akan kita uji dengan produk yang mengandung formulasi yang baru, apakah dapat diterima atau justru tidak diterima dikarenakan adanya perubahan rasa. Sedangkan sample konsumen potensial bisa membantu memproyeksikan seberapa jauh cakupan pasar untuk produk minuman ini.

Sensory test:

Pada dasarnya sensory test adalah bagian dari Consumer test, karena tujuan utama dari sensory test untuk menguji apakah suatu produk dapat diterima atau tidak. Tetapi pada sensory test ini tahap ujinya akan lebih detail kepada indra dari konsumen seperti menguji apa yang dilihat, dicium, dirasakan, dan didengar dari produknya. Jika dijabarkan akan seperti berikut:

  • Dilihat: Apakah produk ini terlihat dapat dikonsumsi dan apakah produk ini secara tampilan meningkatkan daya tarik untuk dibeli dan dikonsumsi.
  • Dicium: Sebelum meminum/mengonsumsi produk ini apa kesan konsumen dari aromanya, apakah dapat diterima atau justru membuat enek yang pada akhirnya produk ini tidak akan dikonsumsi.
  • Dirasakan: Sebagai produk yang dikonsumsi secara oral, test dari indra perasa adalah hal yang paling krusial. Karena pada saat dikonsumsi lah tujuan dari adanya produk ini. Pada tahap ini sample akan dites dan dinilai terlebih dahulu kepekaan dari indra perasa (lidah) nya, dikarenakan setiap orang memiliki taste buds yang berbeda.
  • Didengar: Contoh dari indra pendengar dapat terpengaruh dari konsumsi minuman adalah saat kita mengonsumsi minuman berkarbonasi akan ada sedikit rasa menggelitik pada area telinga.

Begitulah beberapa dari sekian banyak tes yang dapat Populix lakukan untuk membantu para pebisnis dan usaha kecil hingga skala besar untuk mengevaluasi produknya dalam skema jika Nutri-Grade atau program sejenisnya yang berguna untuk mengontrol produk yang memiliki kandungan gula.

Source:
https://hpb.gov.sg/healthy-living/food-beverage/nutri-grade
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7169611/viral-label-minuman-sehat-vs-tak-sehat-di-singapura-apa-itu-nutrigrade
fatsecret.co.id/kalori-gizi
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/blog/20240110/5344736/saatnya-mengatur-si-manis
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8001375/
https://wssintl.com/sensory-taste-test-results/

riset pasar Populix

Baca juga: Makanan Ready to Cook Dipilih 42% Masyarakat Saat Ramadan

Artikel Terkait
Pengertian Analisis SWOT, Tujuan, Cara Membuat, dan Contoh
Apa itu analisis SWOT? SWOT adalah kepanjangan dari Strength, Weakness, Opportunities, Threats. Analisis SWOT adalah teknik perencanaan strategi untuk bisnis atau suatu proyek. Metode ini mempertimbangkan faktor internal dan eksternal guna menyusun strategi bisnis yang efektif. Albert S Humphrey adalah yang pertama kali memperkenalkan teknik ini di tahun 1960-an ketika menginisiasi proyek penelitian di Stanford […]
Populix
06 Apr 2023
Variabel Dikotomi: Definisi, Jenis, Tujuan, Contoh
Tahukah Anda apa itu variabel dikotomi? Melansir laman Research Connections, pengertian variabel dikotomi adalah variabel yang hanya memiliki dua kategori Contoh sederhana variabel dikotomi yaitu seperti hasil ujian berupa lulus atau gagal. Dalam praktik penelitian ataupun riset, jenis variabel ini kerap ditemukan. Jenis Variabel Dikotomi Mengutip situs Research Method, inilah jenis-jenisnya: 1. Variabel Dikotomi Biner […]
Perbedaan Platform Survei Online Poplite dengan Google Forms
Platform survei berbasis internet seperti Google Forms dan Populix dapat digunakan untuk mempermudah pengumpulan data. Namun, apa perbedaan Google Forms dengan platform survei online Poplite by Populix? Tentunya, setiap platform survei ini memiliki karakteristik khusus yang berbeda antara satu dengan lainnya.  Oleh sebab itu, penting bagi pengguna untuk mengetahui terlebih dahulu fitur apa saja yang […]