Tips Membuat Pertanyaan Kuesioner Penelitian agar Tidak Bias
Populix

Tips Membuat Pertanyaan Kuesioner Penelitian agar Tidak Bias

3 minggu yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Dalam penelitian kuantitatif, pertanyaan kuesioner memegang peran sentral dalam menentukan kualitas hasil riset. Pertanyaan yang disusun dengan baik akan menghasilkan data valid dan bisa diandalkan, sementara pertanyaan yang bias justru dapat menyesatkan analisis dan kesimpulan penelitian.

Itulah sebabnya, menyusun pertanyaan kuesioner bukan sekadar kegiatan administratif, tetapi bagian penting dari desain metodologi penelitian itu sendiri.

Bayangkan jika Anda meneliti tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan tertentu. Satu kata yang menggiring atau pilihan jawaban yang tidak seimbang bisa mengubah arah hasil riset.

Misalnya, pertanyaan seperti “Apakah Anda setuju bahwa pelayanan kami sangat memuaskan?” secara tidak langsung mengarahkan responden untuk memberikan jawaban positif. Akibatnya, hasil survei menjadi tidak objektif dan sulit digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

Kesalahan semacam itu sering terjadi, baik dalam konteks penelitian akademik seperti skripsi dan tesis, maupun dalam riset bisnis.

Oleh karena itu, penting bagi peneliti memahami cara menghindari bias dalam pertanyaan kuesioner agar data yang dikumpulkan benar-benar mencerminkan realitas di lapangan.

Baca juga: Pengumpulan Data Kuesioner: Solusi Penelitian Kuantitatif

Mengapa Pertanyaan Kuesioner Bisa Menimbulkan Bias?

pertanyaan kuesioner
Source: Freepik

Mari kita pahami beragam penyebab utama munculnya bias dalam pertanyaan kuesioner. Bias dapat timbul dari beberapa faktor berikut:

1. Bahasa yang Menggiring Opini

Contoh: “Apakah Anda setuju bahwa produk A jauh lebih baik daripada produk B?” Pertanyaan ini sudah menggiring responden untuk berpikir bahwa produk A memang lebih baik.

2. Pertanyaan Ganda (Double-barreled Question)

Contoh: “Apakah Anda puas dengan harga dan kualitas layanan kami?” Harga dan kualitas adalah dua hal berbeda. Responden mungkin puas dengan harga, tapi tidak dengan kualitas.

3. Pilihan Jawaban yang Tidak Seimbang

Contoh: “Sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas.” Tidak ada pilihan “sangat tidak puas,” sehingga responden terdorong memilih opsi positif.

4. Penggunaan Istilah yang Tidak Familiar

Pertanyaan dengan istilah teknis bisa membuat responden bingung dan menjawab asal-asalan.

Dengan memahami sumber bias ini, peneliti dapat menyusun strategi agar pertanyaan kuesioner lebih objektif dan mudah dipahami.

Cara Membuat Pertanyaan Kuesioner yang Tidak Bias

Berikut beberapa langkah dan prinsip penting yang bisa Anda terapkan saat menyusun pertanyaan:

1. Gunakan Bahasa yang Netral dan Sederhana

Pertanyaan kuesioner sebaiknya ditulis dengan kalimat yang netral dan tidak mengarahkan jawaban responden. Hindari kata-kata yang memuat opini pribadi atau konotasi emosional.

Contoh:

❌ “Apakah Anda setuju bahwa kebijakan pemerintah ini sangat buruk bagi ekonomi?”

✅ “Bagaimana pendapat Anda tentang kebijakan pemerintah terkait ekonomi?”

Bahasa sederhana juga membantu responden dari berbagai latar belakang memahami maksud pertanyaan dengan mudah.

2. Hindari Pertanyaan Ganda

Pertanyaan yang menanyakan dua hal sekaligus akan membuat hasil data sulit diinterpretasikan. Pastikan setiap pertanyaan hanya mengukur satu aspek saja.

Contoh:

❌ “Apakah Anda puas dengan kualitas dan harga produk kami?”

✅ “Bagaimana tingkat kepuasan Anda terhadap kualitas produk kami?”

✅ “Bagaimana tingkat kepuasan Anda terhadap harga produk kami?”

Dengan memisahkan dua aspek ini, data yang dihasilkan menjadi lebih jelas dan mudah dianalisis.

3. Gunakan Skala Jawaban yang Seimbang

Dalam kuesioner berskala Likert (misalnya dari “sangat setuju” hingga “sangat tidak setuju”), penting untuk memastikan opsi jawaban mencakup semua kemungkinan dengan bobot yang seimbang antara sisi positif dan negatif.

Contoh skala yang baik:

  • Sangat setuju
  • Setuju
  • Netral
  • Tidak setuju
  • Sangat tidak setuju

Dengan format seperti ini, responden memiliki ruang yang adil untuk mengekspresikan opini mereka tanpa dorongan ke arah tertentu.

4. Hindari Pertanyaan Asumsi

Jangan menulis pertanyaan yang mengasumsikan sesuatu yang belum tentu benar bagi semua responden.

Contoh:

❌ “Seberapa sering Anda menggunakan transportasi online setiap hari?”

✅ “Apakah Anda menggunakan transportasi online? Jika ya, seberapa sering Anda menggunakannya?”

Pertanyaan yang baik memberi kesempatan bagi responden yang tidak sesuai asumsi untuk tetap menjawab dengan akurat.

5. Perhatikan Urutan Pertanyaan

Urutan pertanyaan kuesioner juga bisa memengaruhi respons. Misalnya, jika pertanyaan pertama membahas isu sensitif, responden mungkin merasa tidak nyaman menjawab pertanyaan berikutnya secara jujur.

Tipsnya: Mulai dengan pertanyaan umum atau ringan terlebih dahulu, baru beralih ke pertanyaan yang lebih spesifik atau pribadi di bagian akhir.

6. Uji Coba (Pre-Test) Sebelum Menyebarkan

Setelah menyusun daftar pertanyaan kuesioner, lakukan pre-test dengan beberapa responden uji. Dari sini Anda bisa melihat apakah ada pertanyaan yang membingungkan, terlalu panjang, atau berpotensi bias.

Catat masukan dari hasil uji coba dan lakukan revisi sebelum kuesioner disebarkan secara luas.

Baca juga: Penelitian Kuantitatif: Pilih Kuesioner atau Wawancara?

Cara Mengevaluasi Pertanyaan Kuesioner Sebelum Digunakan

pertanyaan kuesioner
Source: Freepik

Sebelum disebarkan, evaluasi setiap pertanyaan dengan daftar periksa berikut:

  • Apakah pertanyaan sudah bebas dari kata yang menggiring?
  • Apakah responden akan memahami istilah yang digunakan?
  • Apakah semua kemungkinan jawaban sudah tercakup?
  • Apakah panjang pertanyaan sesuai (tidak terlalu panjang atau membingungkan)?
  • Apakah urutan pertanyaan logis dan nyaman diikuti responden?

    Langkah-langkah sederhana ini membantu memastikan bahwa setiap pertanyaan kuesioner berkontribusi pada hasil penelitian yang valid dan akurat.

    Pertanyaan Kuesioner yang Baik Hasilkan Data yang Valid

    Pertanyaan kuesioner bukan sekadar daftar pertanyaan, ini merupakan alat utama untuk mengukur opini, perilaku, dan persepsi.

    Dengan menyusun pertanyaan yang netral, jelas, dan bebas bias, Anda bisa memastikan bahwa hasil penelitian benar-benar mencerminkan kondisi sebenarnya, bukan hasil dari kesalahan desain.

    Akan tetapi, membuat kuesioner yang profesional dan terstruktur bukanlah hal mudah. Oleh karena itu, Anda bisa memanfaatkan platform survei online PopSurvey by Populix, yang menyediakan fitur desain survei profesional dengan panduan pembuatan pertanyaan bebas bias.

    Dengan PopSurvey by Populix, Anda tidak hanya bisa menyusun pertanyaan yang tepat, tetapi juga menjangkau responden sesuai target, mendapatkan data valid, dan menganalisis hasil dengan efisien.

    PopSurvey Populix platform survei online

    Baca juga: Platform Survey Berbayar, Solusi Raih Lebih Banyak Responden

    Artikel Terkait
    5 Risiko Menggunakan Joki Skripsi, Mahasiswa Wajib Tahu!
    Keberadaan joki skripsi sudah menjadi rahasia umum di kalangan mahasiswa. Praktik ini bahkan kerap dimanfaatkan para mahasiswa tingkat akhir dalam mengerjakan skripsi mereka. Joki skripsi adalah pihak yang dibayar untuk menulis atau membantu dalam proses pengerjaan skripsi orang lain. Tentu saja praktik ini sangat dilarang, karena berkaitan dengan pelanggaran etika akademik. Akan tetapi, tak sedikit […]
    7 Manfaat Mobile App bagi Bisnis, Kelebihan & Kekurangannya
    Kehadiran dan penggunaan aplikasi seluler atau mobile app sudah tidak asing lagi bagi masyarakat masa kini, bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita pun sangat erat dengan mobile app. Hanya saja, sebenarnya apakah Anda sudah tahu benar tentang apa itu mobile app? Apa saja kelebihan dan kekurangan dari mobile app, serta informasi lainnya? Kali ini Populix akan […]
    15 Daftar Kesalahan Skripsi Mahasiswa yang Sering Terjadi
    Menjadi salah satu tahapan krusial untuk mendapat gelar sajana, nyatanya masih banyak mahasiswa yang pusing saat mengerjakan skripsi! Bahkan, kesalahan skripsi mahasiswa sering kali tak bisa dihindari dalam proses mengerjakannya. Sebenarnya kondisi yang umum jika banyak mahasiswa yang merasa bingung hingga stres menulis skripsi. Sebab, biasanya mahasiswa hanya fokus kepada penyelesaian tugas akhir secara cepat, […]