Kehadiran media sosial telah membawa perubahan besar dalam cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan mengakses informasi. Di Indonesia, seperti di banyak negara lainnya, generasi muda menjadi salah satu kelompok yang paling aktif dalam memanfaatkan platform-platform media sosial. Namun, sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh Populix mengungkap dampak yang signifikan dari media sosial terhadap semangat nasionalisme anak muda Indonesia.
Dalam survei yang melibatkan 1.096 responden di Indonesia pada Agustus 2023, sekitar 65% dari mereka menyatakan merasakan penurunan semangat nasionalisme. Menariknya, generasi Z atau Gen-Z, kelompok anak muda yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, juga mengakui hal yang sama.
Generasi yang seharusnya menjadi tonggak masa depan bangsa ini, mengalami penurunan semangat nasionalisme yang cukup mencolok.
Baca juga: Ekspektasi Anak Muda terhadap Pasangan Presiden dan Wakil Presiden Mendatang
Penurunan semangat nasionalisme tersebut terutama disebabkan oleh pengaruh media sosial. Sebanyak 71% dari responden menyebutkan bahwa media sosial memainkan peran besar dalam menurunkan semangat nasionalisme mereka.
Fenomena ini mengingatkan kita pada pentingnya mendalami dampak media sosial pada perkembangan sosial dan budaya masyarakat.
Selain media sosial, faktor lain yang juga berkontribusi terhadap penurunan semangat nasionalisme adalah pengaruh globalisasi, sebagaimana disebutkan oleh 60% responden, dan pengaruh nilai budaya, yang disebutkan oleh 56% dari mereka.
Fenomena globalisasi membawa pengaruh di banyak aspek kehidupan, termasuk budaya, menjadi lebih terbuka terhadap pengaruh luar. Hal ini dapat mengurangi rasa keterikatan dengan nilai-nilai dan identitas nasional.
Baca juga: 78 Tahun Proklamasi Indonesia: Saatnya Merdeka dari Polusi
Ketika kita membahas dampak media sosial terhadap semangat nasionalisme anak muda, kita tidak bisa mengabaikan peran besar yang dimainkan oleh platform-platform media sosial dalam menyebarkan informasi.
Informasi yang tidak selalu akurat atau seimbang dapat memengaruhi persepsi dan pandangan anak muda tentang negara dan bangsa mereka.
Terlebih lagi, ruang diskusi di media sosial sering kali dipenuhi oleh narasi dan opini yang bertentangan, menghasilkan polarisasi dan ketidaksepakatan.
Pemerintah dan lembaga terkait perlu berperan aktif dalam memitigasi dampak negatif media sosial dan mempromosikan semangat nasionalisme yang sehat.
Edukasi tentang sejarah dan budaya bangsa serta keterampilan kritis dalam mengonsumsi informasi online harus ditingkatkan.
Lebih dari itu, pembentukan wadah-wadah diskusi yang inklusif dan mempromosikan dialog yang sehat di platform media sosial juga harus dipertimbangkan.
Dalam era di mana teknologi informasi semakin mendominasi kehidupan kita, menjaga semangat nasionalisme anak muda merupakan tantangan yang serius.
Namun, dengan upaya yang tepat dari semua pihak, kita dapat memastikan bahwa generasi muda Indonesia tetap terhubung dengan nilai-nilai dan identitas nasional mereka, sambil tetap terbuka terhadap pengaruh positif dari globalisasi.
Artikel ini ditulis oleh Indah Tanip, Head of Research di Populix, sebuah perusahaan riset pasar terkemuka di Indonesia. Populix berdedikasi untuk memberikan wawasan dan analisis tentang tren dan perkembangan terkini di berbagai industri, termasuk sektor sosial dan opini publik, serta berkomitmen membantu bisnis dan organisasi dalam pengambilan keputusan berdasarkan wawasan berbasis data. Untuk informasi lebih lanjut tentang Populix dan layanan yang disediakannya, kunjungi website https://info.populix.co.
Baca juga: Sharia Banking in Indonesia: Current State to Potential Growth in the Future