Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia Butuh Evaluasi Total
Populix

Program Makan Bergizi Gratis di Indonesia Butuh Evaluasi Total

2 bulan yang lalu 3 MENIT MEMBACA

Diluncurkan pada Januari 2025, ternyata program Makan Bergizi Gratis di Indonesia menimbulkan serangkaian kasus keracunan massal yang membuat masyarakat khawatir.

Beberapa contoh kasus keracunan massal yaitu menimpa pelajar di Kota Bogor, Cianjur, dan Wonorejo. Kondisi keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) tentu saja tak boleh dianggap sepele.

Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap program MBG, di antaranya rantai pasok, standar kebersihan, hingga pelatihan bagi penyedia makanan.

Langkah evaluasi yang cepat dan efektif dibutuhkan untuk memastikan keselamatan dan keberlanjutan program Makan Bergizi Gratis di Indonesia yang berkualitas.

Timbulnya kasus keracunan ini melahirkan beragam respons dari masyarakat. Bahkan, mengutip Tempo.co, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak Badan Gizi Nasional dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi melakukan evaluasi dan koordinasi harian dalam penyelenggaraan MBG.

Di sisi lain, Populix pun telah melakukan jajak pendapat kepada sejumlah responden pada Mei 2025 terkait pandangan mereka terhadap program MBG yang sudah berlangsung hampir setengah tahun ini.

Seperti apakah hasilnya?

Baca juga: Survei: Kualitas Udara di Indonesia Menurun, Apa Dampaknya?

Program Makan Bergizi di Indonesia Perlu Evaluasi

Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis memang memiliki tujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia. Namun, seiring berjalannya waktu, serangkaian kasus keracunan massal justru muncul di berbagai daerah.

Dari hasil survei Populix, sebanyak 83,4% responden menyatakan jika program MBG perlu melakukan evaluasi secara menyeluruh.

makan bergizi gratis di indonesia
Source: Populix

Di sisi lain, tak sedikit masyarakat menyuarakan jika anak-anak penerima MBG justru tidak ada perubahan lebih sehat setelah program berjalan.

makan bergizi gratis di indonesia
Source: Populix

Keluhan Program MBG

Beberapa keluhan yang dirasakan responden dalam pelaksanaan program MBG di antaranya:

  • Distribusi tidak merata (64.0%)
  • Menu kurang bervariasi (14.9%)
  • Makanan kurang higienis (14.6%)
  • Porsi terlalu sedikit (6.4%)
makan bergizi gratis di indonesia
Source: Populix

Dari keluhan tersebut, diperlukan serangkaian perbaikan terpadu dalam pelaksanaan program MBG. Seperti, distribusi makanan perlu diperbaiki dengan pemetaan wilayah yang lebih akurat, optimalisasi logistik lokal, dan penggunaan sistem digital untuk pemantauan pengiriman secara real-time.

Kemudian, variasi menu harus ditingkatkan dengan melibatkan ahli gizi, menyesuaikan dengan budaya makanan setempat, serta membuka jalur umpan balik dari penerima manfaat.

Tak luput, untuk menjamin kebersihan makanan, pemerintah perlu menetapkan standar operasional kebersihan yang ketat, melakukan pelatihan bagi penyedia makanan, dan melakukan inspeksi rutin.

Terakhir, penyesuaian porsi perlu dilakukan berdasarkan kelompok usia dan kebutuhan kalori siswa, serta mempertimbangkan tambahan seperti buah atau susu sebagai pelengkap.

Seluruh langkah ini perlu dibarengi dengan peningkatan transparansi anggaran, keterlibatan aktif komunitas dan sekolah, serta evaluasi rutin berbasis data guna menjamin program ini berjalan efektif, aman, dan tepat sasaran.

Baca juga: Tren Bekerja di Luar Negeri, Apa yang Jadi Motivasi Khalayak?

Butuh Perbaikan dalam Pelaksanaan Program MBG

Setelah berjalan hampir setengah tahun, program MBG dianggap tetap dapat diteruskan hingga jangka panjang, tetapi dengan banyak perbaikan.

Namun, tak sedikit pula responden (37.3%) yang ragu jika pelaksanaan program MBG di Indonesia layak diteruskan dalam jangka panjang.

makan bergizi gratis di indonesia
Source: Populix

***

Dari serangkaian insiden keracunan massal menunjukkan perlunya evaluasi menyeluruh dan perbaikan dalam pelaksanaan program MBG.

Peningkatan standar kebersihan, pengawasan yang ketat, hingga pelatihan bagi penyedia makanan menjadi kunci untuk memastikan keberhasilan dan keamanan program Makan Begizi Gratis di Indonesia di masa mendatang.

Dari hasil jajak pendapat Populix yang dilakukan secara online, mayoritas responden pun menyatakan setuju jika program MBG memerlukan evaluasi secara menyeluruh. Terlebih jika memang program ini akan diteruskan dalam jangka panjang.

Jika Anda membutuhkan data lebih lengkap terkait pandangan khalayak soal program Makan Bergizi Gratis di Indonesia, Anda dapat menghubungi langsung tim riset Populix untuk memperoleh insight lebih lengkap.

populix research service

Baca juga: Rencana Batasan Usia Pengguna Media Sosial, Khalayak Setuju?

Tags:
Artikel Terkait
Panduan Lengkap Cara Membuat Flowchart untuk Perusahaan
Cara membuat flowchart umumnya dilakukan untuk memberikan gambaran perihal sebuah alur kegiatan, bahkan bisa juga diterapkan pada perusahaan. Misalkan saja di dalam perusahaan tentu memerlukan adanya sebuah Standard Operational System (SOP). Namun tak jarang, bentuk umum SOP masih berupa paragraf atau poin numbering saja sehingga sulit untuk dimengerti. Solusinya, Anda bisa menggunakan flowchart sebagai media […]
Mengenal Apa itu Ekspor, Jenis, Tujuan, Manfaat & Contohnya
Ekspor adalah salah satu kegiatan dalam sistem ekonomi pasar. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan mulai dari skala bisnis kecil hingga menengah. Hal tersebut ditujukan sebagai upaya atau strategi untuk bersaing di tingkat internasional. Tak hanya itu, ekspor juga menjadi bagian dari aktivitas ekonomi negara. Adapun manfaat melakukan kegiatan ekspor bagi suatu negara adalah menambah […]
5 Sektor Industri Prospektif di tengah Potensi Resesi Indonesia
Perekonomian Indonesia tengah berada di ambang krisis setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa produk domestik bruto (PDB) RI pada kuartal II-2020 minus hingga 5,32 persen. Lesunya perekonomian dalam negeri ini dirasakan oleh hampir seluruh sektor industri. Ancaman resesi pun semakin nyata dan mengkhawatirkan. Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang secara signifikan setidaknya selama enam […]