Dalam proses penelitian sering kita mendengar istilah sampel. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sampel adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjukkan sifat suatu kelompok yang lebih besar.
Selain itu, definisi lain sampel dari KBBI yaitu bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar; percontoh. Sederhananya, sampel merupakan bagian dari populasi.
Ya, sampel dan populasi adalah kedua hal yang berbeda. Sebab, populasi adalah kumpulan besar individu atau objek yang menjadi fokus utama dari pertanyaan ilmiah.
Apa Itu Sampel Penelitian?
Mengutip laman Research Connections, sampel adalah kelompok yang dipilih dari kelompok lebih besar (populasi). Dengan mempelajari sampel, peneliti mencoba menarik kesimpulan yang valid tentang populasi.
Peneliti harus berhati-hati dalam memutuskan pemilihan sampel yang dapat mewakili kelompok secara keseluruhan. Proses ini disebut dengan metode pengambilan sampel.
Baca juga: Transparansi Adalah: Definisi, Manfaat, Contoh pada Penelitian
Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
Melansir Scribbr, ada dua jenis metode pengambilan sampel utama yang dapat Anda gunakan dalam penelitian, di antaranya:
- Pengambilan Sampel Probabilitas: Melibatkan pemilihan acak, memungkinkan Anda membuat kesimpulan statistik yang kuat tentang keseluruhan kelompok.
- Pengambilan Sampel Non-probabilitas: Melibatkan pemilihan non-acak berdasarkan kenyamanan atau kriteria lain sehingga Anda dapat mengumpulkan data dengan mudah.
Terkait metode pengambilan sampel utama ini patut Anda jelaskan dalam laporan penelitian, serta cara Anda melakukan pendekatan untuk meminimalkan bias penelitian Anda.
Metode Pengambilan Sampel Probabilitas
Sampel probabilitas atau probability sampling artinya setiap anggota populasi memiliki peluang untuk dipilih. Metode ini biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif.
Jika ingin memperoleh hasil yang mewakili keseluruhan populasi, teknik pengambilan sampel probabilitas adalah pilihan yang paling valid.
Ada 4 jenis utama sampel probabilitas, berikut ini penjelasannya.
1. Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)
Dalam sampel acak sederhana, setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Kerangka sampel Anda harus mencakup seluruh populasi.
2. Sampel Sistematis (Systematic Sampling)
Cara ini mirip dengan pengambilan sampel acak sederhana, tetapi biasanya lebih mudah dilakukan. Setiap anggota populasi dicantumkan dengan nomor, tetapi alih-alih menghasilkan angka secara acak, individu dipilih secara berkala.
Jika Anda menggunakan teknik ini, penting untuk memastikan bahwa tidak ada pola tersembunyi dalam daftar yang mungkin menyimpang dari sampel.
3. Sampel Stratifikasi (Stratified Sampling)
Melibatkan pembagian populasi menjadi subpopulasi yang mugkin berbeda dalam beberapa hal. Ini memungkinkan Anda menarik kesimpulan yang lebih tepat dengan memastikan bahwa setiap subkelompok terwakili dengan benar dalam sampel.
Untuk menggunakan metode pengambilan sampel ini, Anda membagi populasi menjadi beberapa subkelompok (disebut strata) berdasarkan karakteristik yang relevan (misalnya identitas gender, rentang usia, golongan pendapatan, peran pekerjaan).
Berdasarkan proporsi populasi secara keseluruhan, Anda menghitung berapa banyak orang yang harus dijadikan sampel dari setiap subkelompok. Kemudian Anda menggunakan pengambilan sampel acak atau sistematis untuk memilih sampel dari setiap subkelompok.
4. Sampel Klaster (Cluster Sampling)
Teknik ini melibatkan pembagian populasi menjadi subkelompok, tetapi setiap subkelompok harus memiliki karakteristik yang serupa dengan keseluruhan sampel. Alih-alih mengambil sampel individu dari setiap subgrup, Anda justruk memilih seluruh subgrup secara acak.
Jika memungkinkan, Anda dapat memasukkan setiap individu dari setiap klaster sampel. Jika klasternya besar, Anda juga dapat mengambil sampel individu dari setiap klaster menggunakan salah satu teknik di atas. Ini disebut pengambilan sampel multitahap.
Metode ini bagus untuk menangani populasi yang besar dan tersebar, tetapi risiko kesalahan dalam sampel lebih besar, karena mungkin terdapat perbedaan besar antar klaster. Sulit untuk menjamin bahwa kelompok sampel benar-benar mewakili seluruh populasi.
Baca juga: Validitas Adalah: Definisi, Jenis, Contoh pada Penelitian
Metode Pengambilan Sampel Non-probabilitas
Dalam sampel non-probabilitas, individu dipilih berdasarkan kriteria non-acak, dan tidak setiap individu mempunyai peluang untuk diikutsertakan.
Jenis sampel ini lebih mudah dan murah untuk diakses, tetapi memiliki risiko bias pengambilan sampel yang lebih tinggi.
Artinya, kesimpulan yang dapat Anda buat mengenai populasi lebih lemah dibandingkan dengan sampel probabilitas, dan kesimpulan Anda mungkin lebih terbatas.
Jika Anda menggunakan sampel non-probabilitas, Anda tetap harus berusaha menjadikannya se-representatif mungkin dari populasi.
Teknik pengambilan sampel non-probabilitas sering digunakan dalam penelitian eksploratif dan kualitatif. Dalam jenis penelitian ini, tujuannya bukan untuk menguji hipotesis tentang populasi yang luas, tetapi untuk mengembangkan pemahaman awal tentang populasi yang kecil atau yang kurang diteliti.
1. Sampel Mudah (Convenience Sampling)
Ini mencakup individu-invidu yang paling mudah diakses oleh peneliti.
Merupakan cara yang mudah dan murah untuk mengumpulkan data awal, tetapi tidak ada cara untuk mengetahui apakah sampel tersebut mewakili populasi sehingga tidak dapat memberikan hasil yang dapat digeneralisasikan.
Memiliki risiko bias pengambilan sampel dan bias seleksi.
2. Sampel Respons Sukarela (Voluntary Response Sampling)
Sampel respons sukarela didasarkan pada kemudahan akses. Daripada peneliti memilih partisipan dan langsung menghubungi mereka, orang-orang justru menjadi sukarelawan (misalnya dengan menanggapi survei online publik).
Sampel respons sukarela setidaknya selalu bias, karena beberapa orang pada dasarnya lebih cenderung menjadi sukarelawan dibandingkan yang lain, sehingga menyebabkan bias seleksi mandiri.
3. Sampel Terarah (Purposive Sampling)
Jenis pengambilan sampel ini juga dikenal sebagai judgement sampling, melibatkan peneliti yang menggunakan keahliannya untuk memilih sampel yang paling berguna untuk tujuan penelitian.
Hal ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti ingin memperoleh pengetahuan rinci tentang fenomena tertentu daripada membuat kesimpulan statistik, atau di mana populasinya sangat kecil dan spesifik.
Sampel terarah yang efektif harus memiliki kriteria dan alasan yang jelas untuk dimasukkan. Selalu pastikan untuk menjelaskan kriteria inklusi dan eksklusi Anda dan waspadai bias pengamat yang memengaruhi argumen Anda.
4. Sampel Bola Salju (Snowball Sampling)
Metode ini digunakan ketika populasi yang diinginkan sulit diakses. Peneliti memulai dengan orang yang mudah dijangkau, dan kemudian meminta mereka untuk merujuk orang lain yang memenuhi kriteria.
Kelemahannya di sini adalah keterwakilan, karena Anda tidak tahu seberapa representatif sampel Anda karena ketergantungan pada peserta yang merekrut orang lain. Hal ini dapat menyebabkan bias pengambilan sampel.
5. Sampel Kuota (Quota Sampling)
Pengambilan sampel kuota bergantung pada pemilihan non-acak dari jumlah atau proporsi unit yang telah ditentukan sebelumnya.
Pertama-tama Anda membagi populasi menjadi subkelompok yang saling eksklusif (disebut strata) dan kemudian merekrut unit sampel hingga Anda mencapai kuota.
Unit-unit ini memiliki karakteristik yang sama, yang Anda tentukan sebelum membentuk strata. Tujuan dari pengambilan sampel kuota adalah untuk mengontrol apa atau siapa yang menjadi sampel Anda.
Baca juga: Reliabilitas Adalah: Definisi, Jenis, Contoh pada Penelitian
Mengapa Pengambilan Sampel Itu Penting?
Sampel adalah bagian representatif dari populasi yang digunakan untuk mengambil informasi, membuat generalisasi, hingga mengambil kesimpulan dari penelitian.
Di sisi lain, pengambilan sampel pun memungkinkan Anda untuk menyesuaikan penelitian sehingga Anda tidak lagi dibatasi oleh kendala biaya, waktu, dan kompleksitas yang disebabkan oleh ukuran populasi yang berbeda-beda.
Akan tetapi, patut diingat jika pemilihan sampel haruslah berhati-hati dan memperhatikan prinsip metodologi penelitian. Sebab, sampel yang tidak representatif atau dipilih secara bias dapat mengarah pada kesimpulan yang keliru atau generalisasi tidak akurat.
***
Sampel penelitian yang tepat dan representatif memainkan peran krusial dalam menghasilkan wawasan yang akurat dan relevan bagi para peneliti.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana sampel penelitian berkualitas, serta yang dapat meningkatkan pemahaman tentang pasar dan membantu pengambilan keputusan yang lebih cerdas, Anda dapat memanfaatkan layanan Populix for Enterprise. Dengan menggunakan layanan riset pasar yang tepercaya, Anda dapat memaksimalkan potensi bisnis dan meraih kesuksesan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif.
Baca juga: Instrumen Penelitian Adalah: Definisi, Karakteristik, Contoh