10 Brand Minuman kekinian yang Paling Digemari Masyarakat
Populix

10 Brand Minuman kekinian yang Paling Digemari Masyarakat

4 tahun yang lalu 4 MENIT MEMBACA

Di tahun ini, masyarakat dibanjiri dengan kedatangan berbagai tren makanan dan minuman. Popularitas makanan dan minuman semakin menanjak karena ditopang oleh konten media di beberapa platform.

Setiap harinya, kita disuguhi konten, baik dari teman atau pengiklan di berbagai media yang berkaitan dengan tren makanan dan minuman. Masyarakat, secara sadar atau pun tidak menjadi gampang untuk terjun ke dalam tren makanan dan minuman tersebut.

Terlebih, menurut riset Populix yang melibatkan 961 responden menemukan bahwa, iklan makanan dan minuman menjadi konten yang paling mempersuasi khalayak. Iklan makanan dan minuman bercokol di peringkat pertama sebagai iklan yang paling sukses mencuri hati khalayak dengan persentase mencapai 38%, diikuti oleh produk kesehatan dengan 26% dan produk kecantikan yang mencacatkan raihan 17%.

Salah satu tren makanan dan minuman atau food and beverage yang paling sering hilir mudik di masyarakat ialah minuman kekinian. Tren minuman kekinian, seperti thai tea, es kopi susu, hingga brown sugar milk digemari masyarakat pada beberapa tahun ini.

Tren ini berkembang pesat dan memiliki pangsa pasar yang luas. Potensi besar pada bisnis minuman kekinian pada akhirnya menjadikan sektor ini memiliki persaingan cukup ketat antar pelaku usaha.

Populix membingkai tren minuman kekinian ini dalam sebuah riset yang melibatkan 627 responden. Riset ini didominasi oleh kalangan generasi Z dengan tingkat partisipasi mencapai 42%. Populix menemukan setidaknya ada 10 ‘pemain’ atau brand yang paling populer di masyarakat.

Chatime Paling Digemari

Tahun 2020 kerap disebut sebagai periode emas para pengusaha kopi. Rupanya, kepopuleran es kopi susu masih belum bisa menggeser produk minuman kekinian berbahan dasar teh.

Pada riset Populix, Chatime menempati posisi tertinggi sebagai minuman kekinian terpopuler. Chatime, dengan produk minuman teh susu mutiara (bubble tea) andalannya ini dipilih oleh 83% responden.

Jaringan kedai minuman asal Taiwan ini telah memiliki lebih dari seribu kedai di 26 negara. Di Indonesia, Chatime merupakan unit bisnis di bawah naungan Kawan Lama (KL) Group Sejak 2011 silam.

riset populix, tren minuman kekinian

Popularitas Chatime, menurut Riset Populix, tergolong merata di berbagai kalangan umur. Brand Chatime mendapat suara hingga 82% oleh generasi z (18-24 tahun) dan milenial (25-29 tahun). Bahkan, tidak terdapat ketimpangan suara pada kalangan usia yang lebih lanjut. Chatime dipilih 76% responden usia 30-34 tahun dan 77% untuk kalangan usia. 35-40 tahun.

Bisnis Es Kopi Susu Masih Terus Tumbuh

Dua brand es kopi susu menempati peringkat kedua dan ketiga minuman kekinian paling populer berikutnya. Hanya terdapat selisih 1% suara dalam perolehan kedua brand ini. Kopi kenangan unggul dengan 78% suara responden dan Janji Jiwa berada di tempat ketiga dengan 77% suara.

Kopi Kenangan menjadi perusahaan yang tengah menggenjot bisnisnya setelah mendapat pendanaan dari beberapa investor. Dana tersebut juga menjadi salah satu pemicu penjualan Kopi Kenangan yang mampu mencapai 1 juta gelas per bulan pada 2019 lalu.

Es Kopi Susu ala Kopi Kenangan paling banyak diminati dengan persentase mencapai 78%. Sementara itu, Janji Jiwa mendapat suara sebesar 79%. Menariknya, popularitas dua brand kopi ini masih meninggalkan celah. Pasalnya, terdapat rasio hingga lebih dari 10% dari responden yang hanya mengetahui dan responden yang pernah membeli kopinya.

Sebanyak 76% responden riset ini mengaku tahu atau familiar dengan Kopi Kenangan. Namun, responden yang pernah mencoba produk Kopi Kenangan hanya mencapai 60%. Kondisi tidak jauh berbeda dialami oleh Janji Jiwa. Perolehan responden yang familiar dengan brand ini berada di angka 76%. Sementara itu, responden yang mengaku pernah mencoba Janji Jiwa masih berada di angka 58%.

Pamor Thai Tea Meredup

Di awal kemunculannya pada 2018, masyarakat rela mengantre berjam-jam untuk menikmati minuman teh asal Thailand ini. Thai Tea awalnya dikuasai oleh waralaba di pusat perbelanjaan saja. Waralaba Thai Tea yang bermunculan antara lain Dum Dum, Think Tai, hingga Rachacha Thai Tea. Namun kini, masyarakat biasa telah bisa meracik minuman

ini dengan merek sendiri sehingga pamor brand Thai Tea mulai surut di tahun ini

Dalam Riset Populix, hanya ada nama Dum-Dum yang termasuk ke dalam 10 minuman kekinian terpopuler di Indonesia. Dum Dum pun hanya berhasil menempati posisi ke enam dengan total suara mencapai 70%. Dum Dum masih dikalahkan oleh Haus! Dan Xi Bo Ba yang masing-masing mendapat 74% dan 72% suara responden.

Pangsa pasar yang luas membuat potensi bisnis minuman kekinian begitu besar. Tidak

heran, berbagai brand sangat gencar dalam menggaet pasarnya masing-masing. Hal itu membuat persaingan bisnis minuman kekinian sangat ketat dan dinamis.

Ingin membaca report ‘Top 10 Minuman Kekinian’ selengkapnya? Download gratis disini!

Artikel Terkait
12 Usaha yang Tidak Pernah Sepi, Laris Manis Setiap Hari!
Ingin menghasilkan keuntungan setiap hari? Maka Anda wajib coba sejumlah ide usaha yang tidak pernah sepi, seperti bisnis sembako, warung makan, dan masih banyak lagi. Ya, ada beberapa jenis usaha yang selalu dibutuhkan oleh orang setiap waktunya walaupun terdapat perubahan pola hidup maupun ekonomi. Biasanya, bisnis tersebut berkaitan dengan aspek sandang, pangan, dan juga papan, […]
Populix
27 Jan 2023
Usaha Cafe Modal 5 Juta, Bagaimana Langkah Strategisnya?
Bisnis cafe memang semakin menjamur di Indonesia terutama di kalangan anak muda. Namun, bagaimana jika ingin membuka cafe hanya dengan modal 5 juta? Tenang saja, jumlah budget yang kecil ini masih bisa dialokasikan untuk bisnis sederhana anak muda, lho. Konsep minimalis bisa dikatakan sebagai strategi tepat untuk usaha cafe modal 5 juta karena dapat tetap […]
Pemicu Utama Start Up Melakukan Pivot Bisnis
Dunia start up bergerak dengan sangat dinamis. Ada start up yang mampu menggaet konsumen dalam waktu singkat. Di sisi lain, perjalanan panjang harus ditempuh beberapa start up hingga produknya diterima oleh pasar. Promosi produk di media sosial, menawarkan potongan harga, dan ratusan strategi lain telah dilakukan. Sayangnya, berbagai upaya tersebut terkadang tidak membuahkan hasil yang […]