Etos Kerja: Pengertian, Manfaat hingga Cara Menumbuhkannya
Populix

Etos Kerja: Pengertian, Manfaat hingga Cara Menumbuhkannya

3 tahun yang lalu 7 MENIT MEMBACA

Etos kerja adalah salah satu modal yang perlu dimiliki seorang karyawan agar karirnya bisa berkembang.

Jika hanya mengandalkan tanggung jawab saja, mungkin itu sudah biasa dilakukan.

Namun, bekerja sepenuh hati dan menghasilkan prestasi, inilah hasil dari penerapan etos kerja yang baik.

Jadi, apa itu etos kerja? Mengapa karyawan perlu memilikinya? Dan apakah etos kerja bisa tumbuh lewat kata-kata motivasi kerja?

Yuk langsung saja simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Pengertian etos kerja

Pernahkah Anda menemukan satu orang rekan kerja dengan prestasi gemilang serta menjadi yang paling bersemangat di antara orang lain?

Nah, salah satu output dari penerapan etos kerja secara baik adalah prestasi gemilang tersebut.

Berhubungan erat dengan produktivitas kerja, etos kerja adalah hal terpenting yang melandasinya.

Seseorang dapat memiliki produktivitas kerja tinggi sejalan pada etos kerjanya.

Secara sederhana, etos kerja adalah sikap dalam bekerja dengan orientasi bukan hanya kepada tugas yang diemban, tetapi juga pada pengembangan diri.

Fungsi etos kerja adalah sebagai roda penggerak untuk menyelesaikan pekerjaan serta memperbaiki pekerja itu sendiri.

Contoh etos kerja

Memiliki posisi penting dalam menentukan standar kerja seseorang, apa saja contoh-contoh etos kerja?

1. Integritas tinggi

Pekerja dengan kompas moral baik akan memiliki prinsip pribadi yang selanjutnya akan diadopsi sebagai prinsip kerja.

Dalam hal ini, prinsip tersebut sangat erat kaitannya pada kepribadian dasar seseorang.

Sebab di luar pengaruh lingkungan, prinsip yang melandasi integritas tersebut akan menuntun jalan menuju standar kerja ideal.

2. Profesionalitas kerja

Etos kerja adalah seberapa profesional seseorang dalam bekerja yang juga merupakan hal dasar evaluatif bagi perusahaan.

Profesionalitas di sini mencakup kemampuan membawa diri dengan baik, mencurahkan segala daya dan energinya pada pekerjaan serta mampu memisahkan urusan pribadi dari urusan pekerjaan.

3. Kredibilitas

Seorang pekerja akan memiliki kredibilitas baik jika mampu menunjukkan kapasitas kerjanya pada tingkatan tertentu.

Atasan akan memberikan tanggung jawab lebih karena berpikir bahwa orang tersebut adalah sosok yang paling dapat dipercaya untuk penugasan tambahan.

4. Memberikan gagasan pengembangan

Arti etos kerja adalah kemampuan melihat apa yang orang lain tidak dapat lihat.

Pekerja dengan etos kerja tinggi akan memberikan inisiatif terkait perbaikan dalam ranah efisiensi produksi atau juga solusi atas sebuah masalah.

5. Mampu berkolaborasi

Individualistik adalah salah satu dampak yang rentan terjadi dari seseorang dengan standar kerja tinggi. Mereka akan cenderung tidak mempercayai orang lain akan hasil kerjanya.

Namun, contoh etos kerja adalah keterampilan dalam menempatkan diri sebagai pemain tunggal maupun anggota kelompok besar.

Baca juga: Pengertian Creative Thinking dan Tips Melatih Kemampuannya

Manfaat etos kerja

Telah dibahas sebelumnya bahwa fungsi etos kerja adalah sebagai penggerak atas terlaksananya sebuah prosedur kerja.

Maka urgensi dari peningkatan maupun perbaikan etos kerja harus berada pada skala prioritas tertinggi.

Pada satu sisi, etos kerja adalah inti dari pencapaian target perusahaan sebagai satu badan usaha.

Di sisi lain, etos kerja yang tinggi membuat seorang pekerja memiliki reputasi baik di manapun ia berada.

Maka dapat dikatakan bahwa etos kerja bukan hanya menguntungkan perusahaan, tetapi pekerja itu sendiri.

Selengkapnya tentang manfaat etos kerja telah dijabarkan di bawah ini.

1. Meningkatnya produktivitas perusahaan dan diri sendiri

Apabila seseorang memiliki etos kerja seperti contoh di atas, maka hal tersebut akan memberi pengaruh positif terhadap tingkat produktivitasnya.

Di mana ia mampu bekerja lebih baik lagi dan secara tidak langsung membuat produktivitas perusahaan juga ikut tumbuh secara signifikan.

2. Hasil kerja yang memuaskan

Manfaat etos kerja selanjutnya adalah seseorang mampu menciptakan output atau hasil kerja yang lebih memuaskan.

Hal ini tentu tidak lepas dari pengaruh produktivitas di penjelasan sebelumnya.

3. Menciptakan reputasi diri yang baik

Karena hasil kerja selalu memuaskan, maka terciptalah reputasi diri yang baik.

Reputasi diri merupakan hal penting dan bisa dijadikan modal untuk perkembangan karir di masa depan.

Faktor yang mempengaruhi etos kerja

Setelah mengenal apa itu etos kerja, contoh, hingga manfaatnya, apa sajakah faktor yang mempengaruhi etos kerja?

Simak jawabannya di bawah ini.

1. Pendidikan

Selain sebagai social elevator, pendidikan berfungsi sebagai media dalam penanaman nilai-nilai karakter.

Pertemuan seorang individu dengan sekumpulan komunitas terdidik akan membuatnya mengadaptasi nilai yang berkembang pada lingkungan tersebut.

2. Agama

Keyakinan individu akan mengantarkan penganutnya kepada kondisi ideal yang diajarkan dalam agamanya.

Sebab tidak ada satu pun agama dengan ajaran buruk, maka seseorang dapat memiliki standar etos kerja tinggi dari institusi agama.

3. Sosial politik

Struktur masyarakat yang lahir dari kepemimpinan penguasa tertentu akan melahirkan kemiripan cara kerja sebagai hasil dari internalisasi nilai dari pemerintah terkait.

Sehingga apa-apa saja tindakan atau kebijakan yang menetes ke bawah bisa dikenali masyarakat sebagai pola umum dan anjuran tentang bagaimana mereka patutnya bersikap dalam komunitas sosial.

4. Karakter pribadi

Walau bagaimanapun, segala faktor yang mempengaruhi etos kerja secara eksternal mungkin tidak akan bisa menggoyahkan nilai-nilai pribadi seseorang.

Seorang anak yang mampu mengimitasi kebiasaan orang tuanya dalam mengemban amanah dalam bekerja mungkin tidak lagi membutuhkan stimulus eksternal untuk meningkatkan etos kerja.

Sebaliknya, bila kebetulan anak tersebut mengenal standar yang rendah tentang apa itu etos kerja, mungkin faktor eksternal pun tidak akan berkontribusi banyak terhadap pengembangan etos kerjanya.

5. Budaya

Jika karakter pribadi berasal dari dalam diri sendiri, maka budaya adalah faktor yang mempengaruhi etos kerja secara eksternal.

Budaya kerja masyarakat di mana ia tinggal akan menentukan seberapa baik ia dalam mendefinisikan pengertian etos kerja.

Peran orang di sekitarnya cukup esensial sebab mereka berkontribusi terhadap prinsip etos kerja yang diserap oleh individu.

6. Kondisi geografis

Kondisi geografis adalah salah satu hal penting sebagai faktor yang mempengaruhi etos kerja.

Hal ini dapat dipahami karena kondisi geografis tertentu mengharuskan orang untuk meluangkan energi lebih dalam bekerja.

Contoh etos kerja adalah orang yang tinggal di daerah bermedan terjal cenderung memiliki ketahanan lebih baik terhadap kerja dibandingkan orang di daerah lain.

Baca juga: Manajemen Waktu: Pengertian, Manfaat, Tips Agar Efektif

Prinsip etos kerja

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan etos kerja, terdapat 8 prinsip etos kerja yang menarik untuk disimak di bawah ini.

1. Amanah

Etos kerja adalah suatu amanah. Sudah seharusnya kita memprioritaskan kerja dan memberikan yang terbaik pada hasil kerja kita.

2. Rahmat

Rahmat merupakan pemberian Tuhan di mana tidak semua orang memilikinya, sehingga kita harus mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

3. Sebuah profesi

Bekerja merupakan sarana pengembangan diri pada bidang tertentu.

Dalam melakukan pekerjaan, profesi manapun akan menuntut totalitas pekerjanya.

4. Sebuah seni

Seperti sebuah kanvas, pekerjaan dapat menunjukkan siapa kita dan apa yang kita rasakan.

Maka dalam hal ini pekerjaan dapat pula sebagai penyaluran ekspresi diri.

5. Ibadah

Ibadah berhubungan dengan hubungan manusia pada Tuhan. Ketika berinteraksi dengan Tuhan, kita harus mengikuti apa yang dianjurkan dan menaati larangan-Nya.

6. Orientasi pada pelayanan

Dalam bidang apapun, titik ujung dari sebuah pekerjaan adalah melayani.

Maka dengan keikhlasan serta kemampuan tertentu, kita diharapkan mampu memberikan yang terbaik.

7. Bekerja adalah kehormatan

Keahlian dalam bidang tertentu mampu mendatangkan reputasi baik dan penghormatan dari orang di sekitarnya.

Sehingga kita dapat mengatakan bahwa bekerja adalah investasi dengan imbal balik berupa reputasi yang baik.

8. Pemenuhan kebutuhan

Pada akhirnya apa yang pekerja harapkan dari sebuah profesi adalah penghidupan layak.

Di luar pengembangan diri, arti etos kerja sebagai sarana pemenuhan kebutuhan adalah sangat krusial.

Cara menumbuhkan etos kerja

Mengetahui fungsi etos kerja yang krusial, lalu bagaimana cara menumbuhkannya?

Cara menumbuhkan etos kerja sebenarnya tidak terlalu sulit.

Langkah paling penting untuk dilakukan adalah mengenali tinggi atau rendahnya etos kerja yang kita miliki.

Setelah itu, tetapkan target spesifik tentang seberapa baik perubahan tersebut.

Contoh etos kerja yang meningkat dapat berasal dari mengimitasi role model.

Jadi, kita memiliki target terukur mengenai progres harapan kita.

Di samping itu, tetapkan satu motivasi kerja khusus agar kita lebih bersemangat.

Misal, cita-cita jangka panjang ingin menjadi seorang akuntan, maka etos kerja seorang akuntan harus dimiliki sedari dini.

Itulah penjelasan mengenai etos kerja mulai dari pengertian, faktor, prinsip, hingga cara menumbuhkannya.

Dengan memiliki etos kerja baik, maka akan tercipta suasana kerja yang nyaman.

Semoga Anda berhasil menumbuhkan etos kerja dalam diri sendiri, ya!

Baca juga: Apa itu Work Life Balance? Begini Manfaat dan Cara Meraihnya

Artikel Terkait
Sentimen Masyarakat terhadap Program Tapera
Program Tapera atau Tabungan Perumahan Rakyat yang diterbitkan pemerintah Joko Widodo menuai pro kontra masyarakat. Sebab, dari aturan simpanan Tapera, karyawan harus merelakan adanya pemotongan gaji setiap bulan. Pemerintah mewajibkan pekerja berusia minimal 20 tahun menjadi peserta Tapera dan dipotong gajinya 2,5% untuk membayar iuran program Tapera. Terkait ini, Populix pun telah melakukan penelitian kepada […]
Pengertian Bias dan Contohnya dalam Penelitian atau Riset
Dalam riset atau penelitian, kita sering mendengar kata bias. Namun, apa arti bias? Secara teknis, bias adalah kesalahan sistematis, di mana penelitian tertentu menyimpang dari temuan yang benar. Mengutip laman The Association for Qualitative Research, bias terjadi melaui kesalahan dalam cara wawancara ataupun pengambilan sampel. Faktor manusia dianggap sebagai pemicu dari terjadinya bias. Yuk, pahami […]
5 Pentingnya Memahami Profil Responden & Tips Pilih Responden
Dalam penelitian, pemahaman mendalam tentang profil responden termasuk salah satu kunci untuk menghasilkan data yang valid dan bermanfaat. Responden penelitian adalah subjek atau orang yang dipilih untuk memberikan tanggapan jawaban dari suatu penelitian melalui berbagai metode, seperti survei, wawancara, hingga eskperimen. Tanpa pemilihan responden yang sesuai, hal ini bisa memengaruhi hasil penelitian yang bisa jadi […]