Jebakan Skill Gap: Mengapa Banyak Orang Bekerja di Luar Bidang Studi?
Aida Zahra Salsabila

Jebakan Skill Gap: Mengapa Banyak Orang Bekerja di Luar Bidang Studi?

1 tahun yang lalu 2 MENIT MEMBACA

Pernahkah Anda merasa kesulitan mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi? Atau mungkin Anda mendengar teman atau keluarga mengeluhkan hal yang sama? Jika iya, Anda tidak sendirian. Banyak orang saat ini menghadapi tantangan yang disebut skill gap.

Apa itu skill gap? Sederhananya, skill gap adalah jurang pemisah antara keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Survei terbaru yang dilakukan Populix dan KitaLulus terhadap 1.330 responden pencari kerja, 100 responden pemberi kerja, dan 530 responden booster pencari kerja (untuk topik benefit saat bekerja) menguak fakta bahwa 30% responden pencari kerja melamar pekerjaan dengan latar belakang pendidikan yang tidak sesuai, dengan alasan yang paling umum yaitu karena menyukai serta memiliki kemampuan di bidang pekerjaan tersebut.

skill gap
Source: Populix

Mengapa Skill Gap Terjadi?

Beberapa faktor utama yang menyebabkan skill gap antara lain:

  • Perubahan teknologi yang cepat: Munculnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan, big data, dan otomatisasi mengubah lanskap pekerjaan. Keterampilan yang dibutuhkan saat ini mungkin akan  berbeda dengan beberapa tahun ke depan.
  • Kurangnya relevansi pendidikan: Kurikulum pendidikan di beberapa institusi belum sepenuhnya mengikuti perkembangan zaman. Akibatnya, lulusan sering kali tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan industri.
  • Kurangnya program pelatihan: Terbatasnya akses terhadap program pelatihan yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan pasar juga menjadi kendala.
  • Ekspektasi yang tidak realistis: Banyak pencari kerja memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap gaji dan posisi pekerjaan, tanpa mempertimbangkan keterampilan yang mereka miliki.

Baca juga: Perlakuan Tidak Menyenangkan di Tempat Kerja Masih Kerap Terjadi

Secara umum, pencari kerja menilai bahwa mencari pekerjaan dengan kualifikasi yang saat ini dimiliki terhitung cukup sulit di Indonesia (Mean Score 5,02). Kebutuhan akan pengalaman yang tinggi (63%), tingkat pendidikan yang tinggi (58%), dan adanya batasan usia (53%) dianggap menjadi hambatan.

skill gap
Source: Populix

Di sisi lain, beberapa hal yang dinilai sebagai kesulitan, responden pencari kerja tetap mencoba untuk melamar suatu lowongan pekerjaan walaupun kualifikasi syarat yang tertera pada lowongan lebih tinggi, seperti soft skill, pengalaman, dan keterampilan teknis.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda merupakan salah satu yang merasakan skill gap juga? Jika ingin tahu lebih banyak data dan informasi menarik lainnya, Anda dapat mengaksesnya di sini!

download report populix

Baca juga: Stereotip Gen Z di Dunia Kerja, Benarkah Suka Pindah Kerja?

Tags:
Artikel Terkait
Rekrutmen PT KAI 2024, Cek Bidang Pekerjaan dan Kualifikasi
Rekrutmen PT KAI tahun 2024 telah dibuka secara resmi. PT Kereta Api Indonesia (KAI) membuka rekrutmen tingkat S1 untuk progeam Management Trainee sejak 17 April 2024. “KAI kini membuka rekrutmen tingkat S1 tahun 2024 untuk posisi Management Trainee bekerja sama dengan PT Dayalima Recruitment. Bagi #Railfriends yang tertarik untuk mengikuti rekrutmen, buruan cek detail informasinya […]
Simple! Begini Cara Membuat Daftar Isi Otomatis di MS Word
Ketika kita membaca sebuah dokumen, baik itu dalam metode penelitian, karya ilmiah, ataupun buku, umumnya kita akan menemukan daftar isi di bagian depan. Nah ternyata, ada lho cara membuat daftar isi otomatis yang bisa Anda terapkan. Bagaimana, sudah tahu? Yup, Microsoft Word telah menyediakan fitur pembuat daftar isi otomatis. Layanan ini bisa Anda temukan dalam […]
Riset Disertasi Doktoral Lebih Efisien dengan Survei Online
Riset disertasi doktoral adalah puncak perjalanan akademik yang menuntut ketekunan, kedalaman analisis, serta kemampuan metodologis yang matang. Dalam tahap ini, mahasiswa doktoral diharuskan menghasilkan penelitian orisinal dengan kontribusi signifikan pada bidang ilmunya. Namun, di balik tujuan tersebut, proses riset sering kali dipenuhi berbagai tantangan, terutama dalam hal pengumpulan data. Metode konvensional, seperti wawancara tatap muka, […]