Riset pengguna teknologi menjadi fondasi utama bagi perusahaan IT yang ingin mengembangkan produk relevan, kompetitif, dan benar-benar menyelesaikan masalah pengguna.
Di tengah industri teknologi yang bergerak cepat, perilaku pengguna tidak pernah statis. Mereka berubah mengikuti tren digital, adopsi perangkat baru, hingga ekspektasi kemudahan penggunaan.
Oleh karena itu, pengembangan fitur tidak boleh hanya mengandalkan asumsi internal, perlu insight nyata yang didapat langsung dari target user maupun dari market landscape yang lebih luas.
Artikel ini membahas bagaimana perusahaan teknologi dapat memahami kebutuhan pengguna secara mendalam, mengapa insight menjadi senjata utama dalam inovasi produk, dan bagaimana riset dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang lebih akurat!
Mengapa Insight Pengguna Sangat Penting dalam Industri Teknologi?

Industri teknologi termasuk salah satu industri yang paling kompetitif dan cepat berubah. Setiap bulan ada fitur baru, platform baru, dan solusi baru yang terus muncul.
Dalam situasi seperti ini, keunggulan bukan lagi ditentukan oleh siapa yang paling cepat merilis fitur, tetapi siapa yang paling memahami kebutuhan pengguna.
Tanpa riset pengguna teknologi, perusahaan cenderung terjebak pada asumsi internal, yang sering kali bias, terbatas pada perspektif tim, dan tidak merepresentasikan apa yang sebenarnya dibutuhkan pengguna.
Berikut ini beberapa alasan mengapa riset dan insight sangat krusial:
1. Mendeteksi Pain Points Nyata
Banyak fitur dianggap “keren” oleh tim internal, tetapi tidak memecahkan masalah apa pun bagi pengguna. Riset membantu mengidentifikasi pain point paling mendesak, sehingga fitur yang dibangun benar-benar berdampak.
2. Mengetahui Ekspektasi dan Perilaku Digital Pengguna
Pengguna teknologi memiliki kebiasaan yang sangat beragam, mulai dari cara menggunakan aplikasi, tingkat literasi digital, hingga preferensi UI/UX. Insight membantu memetakan pola tersebut agar produk lebih intuitif.
3. Mengurangi Risiko Produk Gagal di Pasar
Membuat fitur tanpa insight ibarat menembak dalam gelap. Risiko fitur tidak dipakai atau aplikasi tidak berkembang menjadi lebih besar.
4. Mengoptimalkan Prioritas Pengembangan
Dengan user insight, roadmap produk menjadi lebih jelas. Tim dapat mengurutkan fitur berdasarkan urgensi, kebutuhan pengguna, dan potensi bisnis.
Baca juga: 7 Alasan Brand Health Tracking Penting untuk Perusahaan Teknologi
User Insight vs Internal Assumptions: Apa Bedanya?
Banyak perusahaan IT terjebak pada pola pikir “kami sudah tahu apa yang pengguna butuhkan,” padahal realitanya bisa sangat berbeda.
Insight yang diperoleh dari riset pengguna teknologi jauh lebih objektif, mendalam, dan representatif dibandingkan asumsi yang muncul dari brainstorming internal.
Asumsi internal biasanya ditandai oleh:
- Berdasarkan opini, bukan data
- Dipengaruhi preferensi pribadi tim
- Berasal dari pengalaman terbatas
- Cenderung menyamakan diri dengan pengguna
Sementara insight nyata dari riset ditandai oleh:
- Data yang berasal langsung dari pengguna
- Mengungkap perilaku, motivasi, hambatan, dan ekspektasi
- Lebih kaya, relevan, dan actionable
- Dapat diuji ulang dan divalidasi
Mengandalkan insight membuat pengembangan produk lebih strategis, tepat sasaran, dan memiliki peluang adopsi yang lebih tinggi.
Metode Riset yang Efektif untuk Perusahaan Teknologi

Untuk memahami kebutuhan pengguna, perusahaan IT dapat memanfaatkan beberapa metode riset berikut:
1. Survei Online
Metode paling cepat untuk mengumpulkan data kuantitatif mengenai preferensi pengguna, tingkat kepuasan, ekspektasi fitur, hingga perilaku penggunaan aplikasi.
Survei dapat menjangkau ratusan hingga ribuan responden dalam waktu singkat, sehingga cocok untuk perusahaan teknologi yang membutuhkan data cepat.
2. In-Depth Interview
Memberikan gambaran mendalam tentang motivasi, kebiasaan, dan pengalaman pengguna. Melalui wawancara, perusahaan dapat menggali insight yang tidak dapat diperoleh melalui survei, seperti frustrasi pengguna, alasan di balik perilaku tertentu, atau preferensi yang lebih personal.
3. Usability Testing
Metode ini sangat penting untuk menilai apakah aplikasi mudah digunakan. Pengguna diminta mencoba aplikasi atau fitur tertentu, sementara peneliti mengamati bagaimana mereka berinteraksi.
Insight dari metode ini dapat membantu tim UX/UI memperbaiki alur yang membingungkan atau elemen desain yang tidak intuitif.
4. Competitor Benchmarking
Tidak hanya memahami pengguna, perusahaan juga harus memahami pasar dan pesaing. Benchmarking membantu melihat fitur yang paling efektif, standar industri, serta celah yang bisa dimanfaatkan untuk diferensiasi.
5. Analytics Data
Data perilaku dari aplikasi seperti retention rate, drop-off rate, atau feature usage sangat membantu perusahaan mengenali pola penggunaan nyata. Ketika digabungkan dengan riset pengguna teknologi, data ini menghasilkan insight yang lebih komprehensif.
Baca juga: Etika AI: Apa yang Sebenarnya Dikhawatirkan Publik?
Bagaimana Mengubah Insight Menjadi Pengembangan Fitur?
Setelah mengumpulkan insight, langkah selanjutnya adalah menerjemahkannya menjadi keputusan produk yang strategis.
1. Identifikasi Masalah yang Paling Besar Dampaknya
Banyak masalah mungkin muncul dari riset, tetapi tidak semuanya harus diatasi sekaligus. Prioritaskan masalah yang paling sering disebutkan pengguna atau yang paling berdampak pada pengalaman mereka.
2. Uji Solusi Sebelum Membangun
Gunakan prototyping untuk menguji ide fitur sebelum menghabiskan waktu dan biaya pengembangan. Dengan begitu, tim dapat melihat apakah solusi yang diusulkan benar-benar diterima oleh pengguna.
3. Integrasikan Insight ke dalam Product Roadmap
Insight harus menjadi dasar dalam merencanakan pengembangan jangka pendek dan jangka panjang. Ini memastikan roadmap tidak hanya didasarkan pada visi internal, tetapi juga kebutuhan pengguna.
4. Validasi Hasil Fitur yang Sudah Dirilis
Setelah fitur live, lakukan evaluasi ulang melalui survei kepuasan, NPS, atau analisis perilaku pengguna. Ini membantu memastikan bahwa fitur tersebut memberikan dampak sesuai tujuan awal.
Insight Market: Jangan Hanya Fokus pada Pengguna, tetapi juga Pasar
Perusahaan teknologi sering kali terlalu fokus pada satu sisi, yaitu pengguna. Padahal, memahami pasar atau landscape kompetisi juga sangat penting.
Tanpa market insight, perusahaan kesulitan menjawab pertanyaan penting seperti:
- Bagaimana posisi produk kita dibanding pesaing?
- Fitur apa yang dianggap standar di industri?
- Tren apa yang sedang berkembang di pasar teknologi Indonesia atau Asia Tenggara?
- Apa motivasi pengguna dalam berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lain?
Menggabungkan riset pengguna teknologi dengan market insights membuat analisis dan keputusan produk jauh lebih komprehensif.
Market Research Populix Bantu Perusahaan IT Kumpulkan Insight Pengguna
Untuk perusahaan teknologi di Indonesia yang ingin melakukan riset cepat, akurat, dan berbasis data, Market Research Populix menawarkan solusi end-to-end.
Populix membantu perusahaan IT mengumpulkan user feedback langsung dari target pasar Indonesia, baik melalui survei online, panel responden yang tersegmentasi, wawancara mendalam, hingga studi perilaku pengguna.
Dengan akses ke 1,000,000+ responden dan teknologi riset yang efisien, Populix memungkinkan perusahaan IT memvalidasi ide, menguji fitur, memetakan tren pasar, dan mengumpulkan insight penting untuk penyusunan roadmap produk. Hubungi kami untuk informasi layanan selengkapnya!
Pada akhirnya, memahami kebutuhan pengguna dalam industri teknologi bukan lagi pilihan, tetapi keharusan. Pun dalam dunia yang bergerak cepat seperti teknologi, keputusan berbasis riset pengguna teknologi adalah investasi jangka panjang yang menentukan keberhasilan produk.

Baca juga: Tren Podcast di Indonesia 2025: Kebiasaan Mendengar Audiens
IDN
ENG