Dalam dunia kewirausahaan, istilah technopreneurship juga umum dikenal selain entrepreneurship. Sesuai namanya, technopreneurship adalah aktivitas bisnis yang berbasis pada teknologi. Bisnis ini semakin membuka peluang bisnis baru untuk memanfaatkan kehadiran teknologi.
Lantas sebenarnya, apa perbedaan technopreneurship dan entrepreneurship? Kegiatan bisnis seperti apa yang tergolong contoh technopreneurship? Simak artikelnya sampai akhir untuk menemukan jawabannya.
Pengertian Technopreneurship
Secara istilah, technopreneurship adalah gabungan dari dua kata, yaitu technology dan entrepreneurship. Lalu, apa itu technopreneurship? Sesuai namanya, sebuah usaha yang menggabungkan kecanggihan teknologi dengan kemampuan berwirausaha untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.
Seseorang yang menggeluti bidang bisnis ini disebut technopreneur. Biasanya, technopreneurship marak di kalangan pemuda dengan ide-ide inovasi untuk menciptakan ladang bisnis baru. Oleh karena itu, karakteristik umum dari technopreneurship adalah transformasi dan integrasi teknologi dalam hampir setiap kegiatan operasional bisnis.
Bagi Anda yang memiliki jiwa wirausaha diiringi dengan sifat inovatif, cerdas, dan melek teknologi, bisnis technopreneurship adalah salah satu peluang yang menjanjikan. Selain dikenal dengan sebutan technopreneurship, bisnis ini juga dikenal sebagai usaha rintisan atau startup. Singkatnya, technopreneurship adalah bisnis yang memanfaatkan teknologi sebagai basis usahanya.
Tujuan Technopreneurship
Tujuan utama technopreneurship adalah mengoptimalkan penggunaan teknologi dalam bentuk bisnis yang akan memberikan manfaat bagi khalayak ramai. Fungsi utama adanya teknologi untuk mempermudah pekerjaan manusia tentu akan lebih optimal jika digunakan di bidang yang tepat. Berikut beberapa tujuan adanya technopreneurship adalah:
1. Kemajuan Teknologi
Adanya pemanfaatan teknologi dalam dunia sebuah bisnis tentu mendukung adanya perkembangan dan kemajuan inovasi teknologi itu sendiri. Hal ini dinilai akan mendorong percepatan teknologi yang tidak hanya bermanfaat bagi bisnis tersebut tapi juga masyarakat dan negara.
2. Membuka Kesempatan Kerja
Terlepas dari adanya integrasi teknologi dalam bisnis, tenaga kerja manusia masih dibutuhkan dalam sebuah usaha. Melalui perkembangan technopreneurship yang semakin meningkat, maka jumlah tenaga kerja untuk diserap juga semakin tinggi.
3. Mendorong Kewirausahaan pada Generasi Muda
Technopreneurship adalah jenis usaha yang identik dengan anak muda dengan segala bentuk inovasi dan kreativitasnya. Perkembangan technopreneurship yang semakin berkembang akan mendorong dan memotivasi anak muda untuk menciptakan inovasi mereka sendiri.
Perbedaan Technopreneurship dan Entrepreneurship
Entrepreneurship adalah istilah lain yang juga menjadi bagian dari kegiatan kewirausahaan. Lalu, apa perbedaan technopreneurship dan entrepreneurship? Jika dilihat dari bentuk usahanya, technopreneurship juga bisa disebut entrepreneurship.
Perbedaan mendasar dari keduanya terletak pada penggunaan teknologi pada technopreneurship. Sementara itu, entrepreneurship masih menggunakan model bisnis konvensional yang menawarkan produk barang atau jasa. Biasanya, seorang technopreneur akan menawarkan sebuah terobosan baru sebagai produknya.
Oleh karena itu, persaingan pasar juga menjadi pembeda selanjutnya dari kedua jenis bisnis ini. Bahkan, seorang technopreneur juga menawarkan produk berupa substitusi dari produk konvensional sebuah bisnis entrepreneur.
Baca juga: Key Opinion Leader (KOL), Mengapa Penting Dalam Dunia Bisnis?
Alasan Memilih Technopreneurship
Terdapat beberapa alasan mengapa technopreneurship adalah bisnis yang perlu Anda coba. Berikut beberapa signifikansinya:
1. Besaran Modal yang Tidak Terlalu Besar
Hal ini bukan berarti bahwa Anda tidak membutuhkan modal apapun dalam pengembangan bisnis technopreneurship. Modal kecil tentu harus diiringi dengan kemampuan dan inovasi yang memadai. Bisa dilihat dari beberapa contoh technopreneurship yang berhasil bermula dari sebuah ide sederhana yang dikembangkan oleh sekelompok orang.
Meski kecil dan tidak memiliki modal besar, mereka memiliki semangat besar untuk maju dan inovasi menarik. Hal inilah yang akan membawa sebuah bisnis technopreneurship menuju kesuksesan.
2. Peluang Valuasi dan Keuntungan Besar
Jika seorang technopreneur mampu menghasilkan terobosan yang menarik dan bermanfaat bagi banyak orang, tidak menutup kemungkinan keuntungan dapat diraih dalam waktu cepat. Salah satu contoh kasusnya adalah perusahaan Gojek yang mampu memiliki nilai valuasi tinggi. Intinya, jika inovasi tersebut mampu memberikan dampak ekonomi secara signifikan, maka nilai valuasi juga ikut meningkat.
3. Tidak Membutuhkan Sumber Daya Besar
Konsep bisnis technopreneurship adalah salah satu yang membuat perkembangannya semakin pesat. Tidak semua bisnis ini memiliki kantor besar atau pegawai dalam jumlah banyak. Bahkan, banyak technopreneur yang merintis usahanya dari rumah bersama teman atau kolega terdekat. Selain itu, beberapa bisnis technopreneurship juga memanfaatkan komunikasi secara daring untuk saling terhubung.
Bagaimana menjadi Technopreneurship Sukses
Meski terkesan mudah dan cepat dalam meraih keuntungan, technopreneurship adalah bisnis yang membutuhkan inovasi dan kreativitas tinggi. Jika, produk yang dihasilkan tidak mampu memberikan terobosan dan dampak secara signifikan, maka besar kemungkinan akan tergantikan oleh inovasi lainnya.
Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjadi seorang technopreneur sukses:
1. Sifat Inovatif, Kreatif, dan Kritis
Persaingan dalam bisnis technopreneurship adalah kebaruan dan inovasi yang terus dikembangkan. Oleh karena itu, skill wajib membangun technopreneurship adalah sifat inovatif dan peka terhadap permasalahan sekitar. Sehingga, seorang technopreneur dapat menjawab suatu permasalahan dengan sebuah solusi. Selain itu, technopreneur juga harus mampu bersikap kritis dalam menghadapi situasi tak terduga.
2. Membangun Tim
Semua usaha pasti dibangun atas dasar kerja sama tim. Oleh karena itu, sebelum membangun bisnis technopreneurship, penting bagi Anda untuk membentuk tim yang dapat dipercaya dan memiliki visi sama. Hal ini akan berdampak pada keberlanjutan dan kemajuan bisnis itu sendiri. Selain itu, mencari tim juga menjadi salah satu bentuk melengkapi kebutuhan akan keterampilan yang dibutuhkan.
3. Penyusunan Strategi Secara Matang
Setelah membentuk tim, tahap membangun technopreneurship adalah menyusun strategi bisnis. Hal ini bisa meliputi tujuan, target, aktivitas bisnis, dan langkah pemasaran. Penyusunan yang matang dibutuhkan untuk menjamin aktivitas bisnis kedepannya dapat berjalan lancar. Selain itu, hal ini juga bermanfaat untuk mengantisipasi segala kemungkinan resiko.
Contoh Technopreneurship
Di Indonesia, contoh technopreneurship semakin meningkat jumlahnya. Beberapa diantaranya bahkan sudah dikenal di luar negeri. Beberapa contoh technopreneurship, yaitu Gojek, Tokopedia, Ruangguru, Bukalapak, dan Traveloka. Bisnis yang dikenal dengan sebutan startup ini merupakan hasil rintisan dan inovasi anak muda bangsa yang mampu memberikan inovasi bermanfaat. Sehingga, eksistensinya pun semakin maju dan berkembang.
Selain di Indonesia, contoh technopreneurship dapat dilihat dari perkembangan bisnis Alibaba, Facebook, dan bahkan Google. Nama-nama perusahaan besar ini pada mulanya juga hanya berupa sebuah ide inovasi yang terus dikembangkan dan meraih kesuksesan.
Kehadiran teknologi yang bertujuan untuk mempermudah kehidupan manusia tentu menjadi peluang tersendiri untuk mengoptimalkan fungsinya pada bisnis. Kini, beragam jenis inovasi usaha mulai bermunculan dengan pemanfaatan teknologi sebagai basisnya. Jadi, apakah Anda tertarik untuk menggeluti dunia technopreneurship?