Belakangan ramai konsep atau gaya hidup YONO di kalangan masyarakat. Lantas, apa itu YONO? Hal apa yang membuat YONO menjadi viral di masyarakat, khususnya Gen Z?
Kalau bertanya apa itu YONO, jawabannya YONO merupakan singkatan dari You Only Need One. YONO pun menjadi kebalikan dari YOLO atau You Only Live Once.
Apa Itu YONO?
Mengutip dari laman Tirto.id, konsep YONO merupakan bahwa seseorang hanya membutuhkan satu hal yang benar-benar penting untuk mencapai kebahagiaan.
Konsep ini berakar pada prinsip minimalisme dan mindfulness. Hal itu mengajarkan kita untuk hidup lebih bijak, memilih hal yang benar-benar dibutuhkan, dan meninggalkan kebiasaan konsumtif.
Tak ketinggalan, You Only Need One ini mengajak orang-orang berpikir kritis dalam menentukan hal yang penting dan bermakna baginya.
Lantas, seberapa pahamkah sebenarnya khalayak terhadap gaya hidup YONO?
Baca juga: Rencana Batasan Usia Pengguna Media Sosial, Khalayak Setuju?
Populix telah melakukan survei online melalui aplikasi Populix kepada sejumlah responden terkait tren YONO pada Januari 2025. Ternyata, hanya 36,9% yang paham tentang gaya hidup YONO.

Tren YONO berkembang karena masyarakat mulai menyadari jika gaya hidup konsumtif tidak lagi relevan dengan kehidupan sekarang. Penyebabnya tentu saja akibat adanya krisis global.
Selain itu, muncul pula tren no buy challenge 2025 di media sosial yang merupakan sebuah tantangan untuk berkomitmen tidak membeli barang-barang non-esensial selama tahun 2025.
Tren YONO maupun no buy challenge 2025 tentu saja masih berkaitan satu sama lain.
Baca juga: Tren Olahraga di Indonesia Berkembang Jadi Tren Gaya Hidup
YONO Vs YOLO
Walaupun gaya hidup YONO sedang berkembang di kalangan masyarakat, khususnya Gen Z, tetapi masih ada pula yang menerapkan gaya hidup YOLO.
Berdasarkan survei Populix pada Januari 2025, sebanyak 48,6% responden termasuk orang dengan gaya hidup YOLO.

Kebalikan dari YONO, gaya hidup YOLO atau You Only Live Once memiliki makna yaitu mendorong seseorang untuk menikmati hidup, mengambil risiko, dan menjalani berbagai pengalaman tanpa terlalu banyak khawatir dengan konsekuensi jangka panjang.
Lalu, apakah mereka yang saat ini masih YOLO, tertarik untuk mengikuti tren gaya hidup YONO?

Hanya 935 responden yang mengaku tertarik untuk berpaling ke gaya hidup YONO.
Baca juga: Hasil Survei: Program Makan Bergizi Gratis Raih Respons Baik
Metode Pembayaran yang Digunakan Khalayak
Adanya tren YONO dan YOLO ini pun tentu saja berpengaruh kepada jenis atau metode pembayaran yang kerap dilakukan masyarakat ketika melakukan transaksi, termasuk antara pembayaran cash atau layanan paylater.
Dari hasil riset Populix, dari total 2.212 responden, mayoritas (90,3%) memilih menggunakan metode pembayaran cash saat membeli sesuatu.

Dari hasil survei tersebut, ada kemungkinan jika mayoritas khalayak masih fokus kepada kebutuhan dan pengelolaan keuangan yang lebih disiplin. Sebab, mereka lebih cenderung bertransaksi dengan cash atau tunai.
***
Demikian hasil survei Populix terkait tren gaya hidup YONO yang viral saat ini, terutama di kalangan Gen Z. Jadi, sudah paham, kan, apa itu YONO?
Jika Anda membutuhkan data lebih lengkap terkait pandangan khalayak soal tren gaya hidup YONO atau You Only Need One, Anda dapat menghubungi langsung tim riset Populix untuk memperoleh insight lebih lengkap.

Baca juga: Opsen Pajak Kendaraan Bermotor Berlaku, Apa Dampaknya?