C2C adalah singkatan dari Customer to Customer, juga merupakan salah satu model penjualan yang sering dijumpai dalam dunia bisnis. Pengertian C2C secara singkat adalah menjual barang antara sesama konsumen.
Dalam kehidupan sehari-hari, adanya proses bisnis dengan model C2C memudahkan terjadinya jual beli. Sadar atau tidak, mungkin Anda juga menjadi pelaku dari model bisnis C2C ini.
Jadi, apa itu C2C? Dan apa keuntungan serta kekurangan C2C dibanding dengan model bisnis yang lain? Untuk mengetahui informasi C2C lebih jelas, mari simak artikel berikut sampai selesai!
Apa itu C2C?
Perkembangan teknologi di dunia semakin memudahkan kegiatan manusia, misalnya bisnis. Dalam perdagangan, ada kalanya sesama pelanggan menjual atau membeli barang yang ditawarkan satu sama lain. Hal ini dapat disebut dengan konsep customer to customer.
Customer to customer, yang selanjutnya disingkat C2C adalah sebuah model dalam bisnis. Berikut beberapa pengertian C2C menurut para ahli.
- Menurut Aripin (2021), pengertian C2C adalah model yang menghubungkan antar konsumen dalam bisnis dengan perantara pihak ketiga.
- Menurut Assiroj (2021), pengertian C2C adalah bentuk transaksi antar pelanggan dalam marketplace.
- Menurut Rahmidani (2015), pengertian C2C adalah sebuah bentuk transaksi antar individu dalam sistem perdagangan elektronik sebagai pelaku e-commerce.
- Menurut Trisantosa, dkk (2022), pengertian C2C adalah perilaku konsumen terhadap konsumen yang berupa transaksi barang atau jasa.
- Menurut Suyanto (2003), pengertian C2C adalah salah satu model transaksi dalam e-commerce, ketika terjadinya interaksi langsung antara individu atau perseorangan sebagai penjual dan individu lainnya sebagai pembeli.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa customer to customer atau C2C adalah sebuah model atau bentuk transaksi antar perseorangan atau individu berupa barang atau jasa sebagai pelaku dalam sistem perdagangan elektronik (e-commerce).
Baca juga: Mengenal Apa itu B2B, Contoh Usaha & Perbedaannya dengan B2C
Ciri-Ciri C2C
C2C sebagai salah satu model transaksi tentunya melibatkan konsumen sebagai pelaku utama.
Nah, tentunya, ada ciri-ciri lainnya yang bisa ditemukan. Adapun beberapa ciri C2C adalah sebagai berikut.
1. Terjadi Interaksi Antara Beberapa Konsumen
Ciri yang paling utama dari C2C adalah adanya interaksi antara beberapa konsumen. Perlu dicatat bahwa orang yang melakukan sistem transaksi ini adalah konsumen, sehingga dia tidak memproduksi barang atau menyediakan produk dalam jumlah yang sangat banyak.
Interaksi yang terjadi dapat berupa transaksi jual beli biasa ataupun lelang. Lalu, komunikasi antar konsumen juga terjadi secara intens.
2. Produk Diiklankan atau Dipromosikan
Dalam model C2C, tentu ada produk yang ditawarkan. Bentuk C2C memudahkan individu untuk menjual atau mencari barang yang akan dibeli.
Contoh promosi C2C adalah iklan baris dalam website. Promosi C2C lainnya dapat dilakukan dengan menyertakan gambar, seperti produk yang diiklankan dalam platform marketplace.
3. Adanya Media Terjadinya Interaksi
Media sangat diperlukan untuk terjadinya transaksi customer to customer. Contoh perusahaan C2C adalah marketplace seperti Amazon dan Bukalapak; media sosial seperti Facebook; dan situs lelang seperti eBay atau IBID oleh Astra.
Cara Kerja C2C
Adanya ciri-ciri di atas memudahkan Anda untuk memahami apa itu C2C. Sekarang, Anda perlu mengetahui cara kerja C2C sebagai berikut.
C2C adalah sistem yang merepresentasikan pasar dengan terjadinya interaksi dari konsumen ke konsumen lainnya menggunakan platform e-commerce atau bisnis pihak ketiga.
Sampai di sini dapat diketahui, C2C adalah jenis model bisnis melalui penyatuan dari teknologi e-commerce dan prinsip ekonomi berbagi (sharing economy).
Sistem transaksi dari konsumen kepada konsumen lainnya berkembang dari cara tradisional. Misalnya, jika dahulu ada perseorangan yang menawarkan barang melalui iklan baris dalam koran, sekarang iklan tersebut ditampilkan melalui media sosial.
Nantinya, ada orang ingin membeli produk dalam iklan tersebut melalui platform yang tersedia. Konsumen dapat mengontak konsumen lainnya tersebut dan berkomunikasi terkait produk atau langsung melakukan transaksi.
Baca juga: Apa Itu B2C? Pengertian, Jenis, dan Perbedaannya dengan B2B
Keuntungan C2C
C2C memberikan beberapa kemudahan untuk dijalankan. Keuntungan C2C adalah berikut.
1. Minim Biaya
Sistem transaksi dalam model bisnis C2C cenderung minim biaya karena perseorangan yang bertindak sebagai pelakunya. Tentu tidak ada biaya untuk membayar pekerja lain. Biasanya, pengeluaran hanya mencakup biaya administrasi.
Biaya administrasi tersebut pun dikeluarkan tergantung pada situs penyedia jasanya. Ada juga situs yang bahkan tidak mengenakan biaya untuk administrasi.
2. Kemudahan Akses
Media dan sarana penyedia model bisnis C2C umumnya mudah diakses karena sistemnya dilakukan secara online. Teknologi memudahkan para pengguna untuk menjual atau membeli produk.
Jadi, Anda tidak perlu berpikir untuk melakukan hal-hal konvensional yang merepotkan, misalnya memasarkan produk secara door to door atau pintu ke pintu.
3. Pasar dan Produk yang Beragam
Produk yang ditawarkan bisa sangat beragam dalam situs dengan sistem C2C. Selain itu, keberagaman produk tetap memiliki pasarnya masing-masing. Sistem customer to customer memungkinkan pengguna untuk mencari barang langka.
Kekurangan C2C
Setiap sistem tentunya memiliki kekurangannya masing-masing. Adapun kekurangan C2C adalah sebagai berikut.
1. Rentan Penipuan
Sistem C2C dengan membebaskan interaksi di antara konsumen nyatanya punya celah yang bisa menimbulkan kerugian. Media C2C sering dimanfaatkan untuk menipu karena orang-orang yang terlibat di dalamnya bisa saja memalsukan data.
2. Aturan yang Berbeda-Beda
Aturan pada setiap perusahaan C2C dapat berbeda-beda. Oleh sebab itu, jika ingin melakukan transaksi dalam setiap platform, maka harus mempelajari aturannya kembali.
3. Biaya yang Dapat Melonjak
Pada situs yang mengenakan biaya administrasi untuk setiap transaksi C2C, maka perlu dicermati biayanya. Bisa jadi transaksi seharusnya minim biaya, tetapi malah menjadi bumerang karena biaya yang melonjak.
Contoh C2C
Menurut Trisantosa (2022) bahwa pembagian jenis C2C adalah marketplace dan classified.
Jenis C2C secara marketplace berarti menempatkan konsumen sebagai penjual dengan cara menawarkan produk dalam situs jual beli secara online. Contoh perusahaan C2C dengan sistem ini adalah Bukalapak dan Tokopedia.
Sedangkan, jenis C2C dengan sistem classified membebaskan interaksi yang ada dalam situs jual beli secara online antar konsumen.
Dalam sistem classified, interaksi tidak harus selalu jual-beli tetapi juga ada negosiasi harga. Contoh perusahaan C2C dengan model ini adalah Kaskus dan OLX.
Kini, Anda sudah lebih mengetahui tentang apa itu C2C, kelebihan, kekurangan, serta contohnya. Jika kamu tertarik untuk menerapkan C2C dalam bisnis kamu, semoga artikel ini dapat membantumu, ya!
Ingin mengetahui lebih banyak tentang bisnis? Yuk, baca artikel Populix lainnya sekarang juga!