7 Cara Menentukan Sampel Penelitian, Wajib Dipahami!
Populix

7 Cara Menentukan Sampel Penelitian, Wajib Dipahami!

3 bulan yang lalu 4 MENIT MEMBACA

Para peneliti perlu tahu cara menentukan sampel penelitian. Sebab, menentukan sampel penelitian adalah langkah krusial dalam memastikan validitas dan reliabilitas hasil penelitian.

Sebenarnya, apa itu sampel penelitian? Mengutip laman Research Connections, sampel adalah kelompok yang dipilih dari kelompok lebih besar (populasi).

Peneliti harus berhati-hati dalam memutuskan pemilihan sampel yang dapat mewakiliki kelompok secara keseluruhan, atau proses ini disebut dengan metode pengambilan sampel.

Sampel yang representatif memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan akurat tentang populasi yang lebih luas.

Lantas, bagaimana cara menentukan sampel penelitian dengan tepat?

Baca juga: 5 Pentingnya Memahami Profil Responden & Tips Pilih Responden

7 Cara Menentukan Sampel Penelitian

cara menentukan sampel penelitian
Source: Freepik

Berikut ini panduan praktis cara menentukan sampel penelitian dari populasi.

1. Tentukan Jenis Sampel

Ada dua jenis sampel utama yang bisa Anda pilih, yakni probabilitas dan non-probabilitas.

Sampel probabilitas adalah ketika setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih. Sedangkan, sampel non-probabilitas adalah ketika pemilihan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan tertentu, seperti kemudahan akses atau relevansi dengan tujuan penelitian.

2. Pahami Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan kelompok yang menjadi objek penelitian. Misalnya, jika Anda meneliti kebiasaan belanja online di kalangan mahasiswa, maka populasi Anda adalah seluruh mahasiswa yang memiliki akses ke internet.

3. Tentukan Ukuran Sampel

Ukuran sampel adalah jumlah subjek yang akan diteliti. Menentukan ukuran sampel yang tepat sangat penting karena sampel yang terlalu kecil dapat menghasilkan hasil yang tidak akurat, sementara sampel yang terlalu besar dapat memboroskan sumber daya.

Gunakan rumus atau tabel tertentu untuk menentukan ukuran sampel yang sesuai berdasarkan populasi dan margin of error yang diinginkan.

4. Perhatikan Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas adalah dua aspek penting yang harus dipertimbangkan saat menentukan sampel.

Validitas mengukur sejauh mana hasil penelitian dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas. Reliabilitas mengukur konsistensi hasil penelitian ketika diulang dalam kondisi yang sama.

  • Validitas: Pastikan sampel mewakili populasi dengan baik.
  • Reliabilitas: Pastikan teknik pengambilan sampel dapat direplikasi dengan hasil yang konsisten.

Baca juga: 7 Kendala Pengumpulan Data Penelitian & Solusi Mengatasinya

5. Gunakan Teknik Pengambilan Sampel yang Tepat

Teknik pengambilan sampel adalah metode yang digunakan untuk memilih anggota sampel dari populasi. Beberapa teknik biasanya digunakan yaitu:

  • Simple Random Sampling: Setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk dipilih.
  • Sampel Berstrata: Populasi dibagi menjadi strata atau subkelompok, dan sampel diambil dari setiap strata.
  • Cluster Sampling: Populasi dibagi menjadi klaster, lalu beberapa klaster dipilih untuk diteliti.

Pemilihan teknik yang tepat bergantung pada tujuan penelitian dan karakteristik populasi.

6. Cegah Potensi Bias

Bias dalam pengambilan sampel dapat merusak keakuratan hasil penelitian. Bias terjadi ketika sampel tidak mewakili populasi secara akurat.

Kondisi ini bisa terjadi karena pemilihan sampel yang tidak acak atau ukuran sampel yang terlalu kecil. Untuk mengatasi bias, pastikan metode pengambilan sampel dilakukan secara acak dan sesuai dengan prinsip-prinsip penelitian yang baik.

7. Evaluasi Kembali Sampel

Setelah sampel ditentukan, penting untuk mengevaluasi kembali apakah sampel tersebut benar-benar representatif dan sesuai dengan tujuan penelitian. Tinjau kembali metode yang digunakan dan pastikan tidak ada kesalahan yang dapat memengaruhi hasil penelitian.

***

Baca juga: 8 Peran Responden dalam Penelitian, Jangan Diabaikan!

Jika Anda sedang mencari cara menentukan sampel penelitian yang tepat, Poplite by Populix adalah solusi terbaik untuk Anda. Dengan akses ke 600.000+ responden berkualitas, Poplite memungkinkan Anda untuk menjangkau populasi yang beragam dan memastikan sampel yang representatif dan akurat untuk penelitian.

Layanan survei online kami dirancang untuk memudahkan proses pengumpulan data dengan berbagai fitur yang memungkinkan pemilihan responden berdasarkan demografi, minat, dan kriteria khusus lainnya.

Mulai optimalkan penelitian Anda sekarang dengan memilih sampel yang sesuai menggunakan Poplite by Populix, dan raih hasil penelitian yang valid dan dapat diandalkan!

Mulailah memahami cara menentukan sampel penelitian. Sebab, dengan ini Anda akan lebih siap dalam menentukan sampel penelitian yang tepat dan memperoleh hasil valid serta dapat diandalkan.

Poplite by Populix

Baca juga: 10 Cara Memilih Responden Penelitian yang Tepat untuk Tesis

Tags:
Artikel Terkait
Skill Fresh Graduate untuk Mendapat Pekerjaan, Wajib Tahu!
Skill atau keterampilan merupakan hal yang perlu dimiliki para fresh graduate. Sebab, skill fresh graduate berpengaruh dalam mencari pekerjaan. Tak hanya materi-materi perkuliahan, fresh graduate pun diharapkan dapat memiliki berbagai macam keterampilan sebagai bekal untuk mendapatkan pekerjaan. Apalagi persaingan di antara para pencari pekerjaan sangatlah ketat, maka tak heran jika skill atau keterampilan menjadi salah […]
Consumer Insight: Pengertian, Contoh & Cara Mengoptimalkannya
Consumer insight adalah salah satu komponen penting dalam aspek riset pasar yang harus dikuasai oleh perusahaan.  Adapun manfaat dari memperhatikan consumer insight adalah membantu perusahaan dalam memperoleh ide produk baru dan inspirasi komunikasi iklan. Selain itu, memahami kebutuhan pelanggan dari consumer insight juga dapat membuat loyalitas mereka meningkat. Menarik sekali, bukan? Yuk, ketahui apa manfaat […]
Stereotip Gen Z di Dunia Kerja, Benarkah Suka Pindah Kerja?
Pandangan terhadap Gen Z di dunia kerja cukup beragam, ada yang positif ada pula yang negatif. Namun, Gen Z kerap dianggap sebagai generasi yang cenderung suka pindah tempat kerja, dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Tentu ada alasan di balik kebiasaan Gen Z tersebut. Misal, bisa jadi jika Gen Z merasa lingkungan kerjanya tidak mendukung kesejahteraan mereka […]