Dalam penyusunan tesis S2, kuesioner menjadi salah satu alat pengumpulan data yang sering digunakan. Pemilihan jenis pertanyaan survei yang tepat sangat penting untuk mendapatkan data akurat dan relevan.
Pertanyaan survei memainkan peran sangat penting dalam penelitian, terutama dalam konteks penelitian kuantitatif. Salah satu contohnya yaitu untuk mengumpulkan data.
Ya, pertanyaan survei adalah alat utama untuk mengumpulkan data dari responden. Data ini bisa berupa opini, sikap, perilaku, maupun pengetahuan responden terkait topik penelitian.
Tak sekadar mengumpulkan data, pertanyaan survei pun memiliki peran penting dalam pengukuran variabel, pengujian hipotesis, identifikasi masalah, dan masih banyak lagi.
Kira-kira apa saja, ya, jenis pertanyaan survei yang kerap digunakan dalam kuesioner penelitian tesis mahasiswa S2?
Baca juga: 10 Cara Memilih Responden Penelitian yang Tepat untuk Tesis
5 Jenis Pertanyaan Survei Kuesioner Penelitian Tesis S2
Berikut ini jenis-jenis pertanyana survei yang dapat digunakan dalam kuesioner tesis S2, serta panduan dalam memilihnya.
1. Pertanyaan Terbuka
Merupakan jenis pertanyaan yang memungkinkan responden memberikan jawaban dengan kata-kata mereka sendiri tanpa batasan. Contohnya, pertanyaan “Apa pendapat Anda tentang kebijakan baru perusahaan?”
Jenis pertanyaan survei ini memiliki keuntungan dan kekurangan. Keuntungan pertanyaan terbuka yaitu memungkinkan responden memberikan jawaban yang lebih mendalam atau detai. Serta memberikan wawasan lebih luas tentang persepsi dan pendapat responden.
Sedangkan kekurangannya yaitu sulit untuk dianalisis secara kuantitatif, serta memerlukan waktu lebih banyak untuk diolah dan dianalisis.
2. Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan tertutup yaitu jenis pertanyaan yang memberikan pilihan jawaban terbatas kepada responden. Misalnya pertanyaan dengan jawaban ya/tidak.
Adapun keuntungan dari jenis pertanyaan ini yaitu mudah untuk dianalisis secara kuantitatif, serta proses pengisian lebih cepat dan mudah bagi responden.
Sementara untuk kekurangannya yaitu tidak memberikan ruang bagi responden untuk menjelaskan jawaban yang mereka pilih. Pun berpotensi kehilangan informasi yang mungkin penting.
3. Pertanyaan Pilihan Ganda
Pertanyaan pilihan ganda adalah jenis pertanyaan yang memberikan beberapa opsi jawaban dan meminta responden untuk memilih satu atau lebih.
Contoh pertanyaan, “Manakah dari berikut ini yang merupakan faktor utama yang memengaruhi keputusan Anda untuk membeli produk? (a) Harga, (b) Kualitas, (c) Merek, (d) Rekomendasi teman”
Jenis pertanyaan ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya yaitu memudahkan responden dalam menjawab dan mudah untuk dianalisis secara kuantitatif.
Kekurangannya yaitu tidak memberikan ruang bagi responden untuk menjelaskan pilihan mereka. Serta, responden mungkin merasa dipaksa memilih opsi yang tidak sepenuhnya sesuai dengan pandangan mereka.
4. Skala Likert
Skala Likert adalah jenis pertanyaan yang meminta responden untuk menunjukkan tingkat kesetujuan mereka terhadap suatu pernyataan.
Contoh pertanyaannya seperti, “Seberapa setuju Anda dengan pernyataan berikut: Kebijakan baru perusahaan meningkatkan produktivitas karyawan. (1= Sangat tidak setuju, 5= Sangat setuju)”
Kelebihan dari jenis pertanyaan ini yaitu memungkinkan pengukuran tingkat persepsi dan sikap responden. Pun mudah untuk dianalisis menggunakan metode statistik.
Sedangkan kekurangan dari jenis pertanyaan Skala Likert yaitu dapat menyebabkan bias jika responden cenderung memilih jawaban tengah. Kemudian, tidak selalu mencerminkan pandangan yang benar-benar akurat.
5. Pertanyaan Demografis
Jenis pertanyaan survei yang terakhir yaitu pertanyaan demografis. Merupakan jenis pertanyaan yang mengumpulkan informasi tentang karakteristik dasar responden.
Contoh pertanyaannya seperti, “Berapa usia Anda?” dan “Apa jenis kelamin Anda?”
Keuntungan atau kelebihan dari jenis pertanyaan ini yaitu membantu dalam segmentasi data dan analisis yang lebih terperinci. Lalu, penting untuk mengidentifikasi karakteristik responden.
Untuk kekurangannya yaitu dapat dianggap invasif oleh beberapa responden dan harus dirancang dengan hati-hati agar tidak bias.
Baca juga: 10 Tips Cara Menyusun Kuesioner Survei Online yang Efektif
Tips Menyusun Kuesioner Penelitian Tesis S2
1. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Mudah Dipahami
Hindari penggunaan istilah teknis yang mungkin tidak dipahami oleh semua responden.
2. Tetapkan Tujuan yang Jelas
Pastikan setiap pertanyaan kuesioner Anda mendukung tujuan penelitian.
3. Perhatikan Panjang Kuesioner
Susun kuesioner yang tidak terlalu panjang agar responden tidak merasa terbebani saat hendak mengisinya.
4. Uji Coba Kuesioner
Lakukan uji coba kuesioner pada sekelompok kecil responden untuk mengidentifikasi potensi masalah.
5. Jaga Keterlibatan Responden
Gunakan variasi jenis pertanyaan untuk menjaga minat dan keterlibatan responden.
Baca juga: 8 Peran Responden dalam Penelitian, Jangan Diabaikan!
Manfaatkan Platform Survei Online untuk Efisiensi Penelitian
Kini Anda sudah mengetahui jenis pertanyaan survei yang kerap digunakan dalam kuesioner. Nah, jika Anda ingin lebih efisien dan efektif dalam proses pembuatan serta penyebaran kuesioner, Anda dapat memanfaatkan platform survei online Poplite by Populix.
Dengan fitur-fitur yang user-friendly, Poplite memungkinkan peneliti untuk merancang pertanyaan survei yang tepat dan mendapatkan data akurat dari responden yang sesuai dengan target penelitian.
Selain itu, Poplite by Populix menyediakan analisis data secara real-time, sehingga memudahkan peneliti dalam mengolah dan memahami hasil survei. Yuk, mulai tentukan jenis pertanyaan survei yang akan digunakan dan jangan lupa #DibantuPoplite untuk memulai penelitian Anda!
Baca juga: 7 Tips Mendapatkan Responden Survei Online, Cepat dan Tepat