Kualitas udara di Indonesia menjadi salah satu isu yang sangat diperhatikan oleh masyarakat, terutama dalam beberapa tahun terakhir.
Mengutip dari laporan Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) pada 2024, dijelaskan jika lebih dari 29 juta orang yang tinggal di daerah Jabodetabek terpapar polusi udara pada tingkat tidak sehat, selama lebih dari separuh tahun 2023.
Di sisi lain, mengutip laman Kompas.com, menurut data Nafas Indonesia, kualitas udara di Indonesia sepanjang tahun 2024 lebih buruk dibandingkan tahun 2023.
Pada Januari-Maret 2024 dan November-Desember 2024, data memperlihatkan kualitas udara dalam kategori moderat. Sementara itu, pada April-Oktober 2024 menunjukkan kualitas udara Indonesia dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Salah satu faktor utama yang memengaruhi penurunan kualitas udara yaitu fenomena El Nino yang terjadi pada tahun 2023. El Nino menyebabkan kondisi lebih kering, berkontribusi kepada peningkatan polusi udara. Walaupun El Nino mulai mereda pada tahun 2024, kualitas udara tetap dipengaruhi oleh kondisi atmosfer lokal, seperti musim hujan dan kemarau.
Pada akhirnya, Indonesia menduduki ranking 15 global negara yang memiliki kualitas udara terburuk pada 2024 berdasarkan situs IQAir, pun termasuk negara dan wilayah paling berpolusi berdasarkan konsentrasi rata-rata tahunan PM2,5 (μg/m³).
Sebenarnya tidak ada penyebab tunggal untuk masalah memburuknya kualitas udara di Indonesia. Polusi pembangkit listrik, industri, transportasi, pembakaran terbuka yang termasuk limbah dan pertania, serta sumber-sumber lainnya bisa menjadi penyebab memburuknya kualitas udara.
Baca juga: Minat Asuransi Kesehatan Swasta di Khalayak Cukup Tinggi
Seperti Apa Kualitas Udara di Indonesia Sekarang?
Sampai saat ini, isu udara masih menjadi fokus masyarakat. Jangan sampai kualitas udara di Indonesia memburuk, karena tentu saja sangat berisiko bagi kesehatan.
Sayangnya, berdasarkan hasil survei Populix yang dilakukan pada Maret 2025, sebanyak 31,7% responden survei mengakui jika kualitas udara di lingkungan tempat tingga mereka kini kian memburuk.

Ada banyak hal yang dapat berpengaruh terhadap menurunnya kualitas udara. Namun, faktor yang dianggap paling berpangaruh oleh responden yaitu polusi kendaraan bermotor, kemudian disusul dengan pembakaran sampah dan limbah industri.

Baca juga: Hasil Survei: Minat Beli Mobil Bekas di Indonesia Meningkat
Responden Merasakan Dampak dari Memburuknya Kualitas Udara di Indonesia
Polusi udara Indonesia rasanya sudah sangat mengganggu. Mayoritas responden (62,4%) menyatakan jika dampak yang dirasakan yaitu adanya gangguan pernapasan ataupun alergi.
Apabila kondisi ini dibiarkan terus-menerus, tentu saja dapat lebih membahayakan kesehatan kita.

Upaya Mengatasi Polusi Udara di Indonesia
Pemerintah dan masyarakat harusnya bisa sama-sama mengambil langkah untuk segera mengatasi polusi udara di Indonesia. Diperlukan kerja sama dari seluruh elemen masyarakat untuk mengatasi masalah ini melalui kebijakan yang efektif, perubahan perilaku, serta inovasi teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Berdasarkan hasil survei Populix, mayoritas responden (68,2%) menyatakan jika setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengatasi polusi udara.

Adapun salah satu upaya yang dirasa cukup membantu mengatasi masalah polusi udara yaitu dengan melakukan penghijauan dan peningkatan ruang terbuka hijau.

***
Isu kualitas udara di Indonesia merupakan kepentingan bersama, karena udara adalah sumber daya yang digunakan semua makhluk hidup. Kualitas udara yang buruk tidak hanya berdampak pada individu tertentu, tetapi juga pada seluruh masyarakat, lingkungan, hingga perekonomian negara.
Upaya bersama dari pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
Jika Anda membutuhkan insight lebih detail terkait pandangan masyarakat soal kualitas udara di Indonesia, Anda dapat menghubungi tim riset Populix.

Baca juga: Penggunaan AI di Indonesia: Perkembangan, Tantangan, Peluang