Pencairan THR 2024 Harus Dibayar Penuh, Tak Boleh Dicicil
Populix

Pencairan THR 2024 Harus Dibayar Penuh, Tak Boleh Dicicil

2 tahun yang lalu 3 MENIT MEMBACA

Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pengusaha kepada pekerja atau buruh. Menjelang Hari Raya Idulfitri 1445 H, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Republik Indonesia telah menerbitkan surat edaran terkait pencairan THR 2024.

Menaker Ida Fauziyah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor M/2/HK.04/III/2024 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya Keagamaan 2024 Bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan. SE yang ditandatangani Ida pada 15 Maret 2024 ini ditujukan kepada para gubernur di seluruh Indonesia.

Dalam keterangan persnya, Senin (18/03/2024), THR keagamaan wajib dibayarkan secara penuh dan paling lambat 7 hari sebelum hari raya keagamaan.

“Sekali lagi saya pertegas kembali bahwa THR harus dibayar penuh dan tidak boleh dicicil. Saya minta perusahaan agar memberikan perhatian dan taat terhadap ketentuan ini,” ujar Ida.

Baca juga: 7 Tips Menentukan Besaran THR untuk Keluarga Saat Lebaran

Ketentuan Pencairan THR 2024

pencairan thr 2024
Source: Freepik

Berdasarkan Surat Edaran Menaker yang dipublikasikan pada 18 Maret 2024, THR keagamaan diberikan kepada pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus-menerus atau lebih.

Baik itu pekerja yang mempunyai hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT), perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), serta termasuk pekerja/buruh harian lepas yang memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan.

“Bagi pekerja/buruh yang telah mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus-menerus atau lebih, diberikan THR sebesar 1 bulan upah. Sedangkan bagi pekerja/buruh dengan masa kerja 1 bulan secara terus-menerus tetapi kurang dari 12 bulan, diberikan secara proporsional sesuai dengan perhitungan masa kerja bulan dibagi 12 bulan dikali 1 bulan upah,” jelas Menaker Ida Fauziyah.

Sementara itu, pekerja/buruh yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian lepas, Ida menyampaikan bahwa bagi pekerja/buruh dengan masa kerja 12 bulan atau lebih maka upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan.

Sedangkan bagi pekerja yang masa kerjanya kurang dari 12 bulan, upah 1 bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap bulan selama masa kerja tersebut.

“Sedangkan untuk pekerja/buruh yang menerima upah dengan sistem satuan hasil, maka perhitungan upah 1 bulan didasarkan pada upah rata-rata 12 bulan terakhir sebelum hari raya keagamaan,” imbuhnya.

Ida melanjutkan, bagi perusahaan yang dalam perjanjian kerja (PK), peraturan perusahaan (PP), perjanjian kerja bersama (PKB), atau kebiasaan yang berlaku di perusahaan telah mengatur besaran THR lebih baik dari ketentuan peraturan perundang-undangan, maka THR yang dibayarkan kepada pekerja/buruh tersebut sesuai dengan PK, PP, PKB, atau kebiasaan.

“Bagi perusahaan yang dalam perjanjian kerja/peraturan perusahaan/perjanjian kerja bersama atau kebiasaan yang berlaku di perusahaan telah mengatur besaran dari THR lebih baik dari ketentuan peraturan perundangan-undangan maka THR yang dibayarkan kepada pekerja atau buruh tersebut sesuai dengan PK, sesuai dengan PP, sesuai dengan PKB, maupun sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di perusahaan,” ujarnya.

Baca juga: 4 Tips Mengelola Uang THR dengan Baik dan Bijak

Imbauan Menaker Terkait Pembayaran THR 2024

Untuk memastikan pelaksanaan pencairan THR 2024, Menaker meminta gubernur beserta seluruh jajaran setidaknya melakukan 3 hal, yakni:

  1. Mengupayakan agar perusahaan di wilayah provinsi dan kabupaten/kota membayar THR keagamaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
  2. Mengimbau perusahaan agar membayar THR keagamaan lebih awal sebelum jatuh tempo kewajiban pembayaran THR keagamaan.
  3. Membentuk Pos Komando Satuan Tugas (Posko Satgas) Ketenagakerjaan Pelayanan Konsultasi dan Penegakan Hukum THR Keagamaan Tahun 2024 di masing-masing wilayah provinsi dan kabupaten/kota yang terintegrasi melalui website https://poskothr.kemnaker.go.id.

“Saya juga minta kepada para gubernur/bupati/wali kota untuk mengawasi pelaksanaan pemberian THR keagamaan di wilayah masing-masing,” kata Ida.

Dengan adanya surat edaran pencairan THR 2024 diharapkan para pekerja atau buruh bisa mendapatkan haknya sesuai ketentuan yang berlaku.

***

Demikian kabar Surat Edaran Menaker terkait pencairan THR 2024, baca artikel Populix lainnya untuk menambah wawasan Anda, serta jangan lupa unduh aplikasi Populix untuk melakukan berbagai aktivitas seru di sana dan mendapat reward menarik.

Aplikasi Populix

Baca juga: Jadwal Cuti Bersama Lebaran 2024, Siap-Siap Libur Panjang!

Tags:
Artikel Terkait
15 Cara Mengatur Keuangan yang Baik dan Finansial Sehat
Cara mengatur keuangan yang sehat adalah salah satu solusi untuk membuat kondisi keuangan Anda tetap stabil sampai akhir bulan. Di mana akhirnya manajemen keuangan berikut akan menciptakan keseimbangan antara keinginan dan kebutuhan Anda. Menarik, bukan? Nah, tak perlu berlama-lama, yuk simak cara mengatur keuangan di bawah ini. Cara Mengatur Keuangan Pribadi Setiap hari, kita selalu […]
Rencana Batasan Usia Pengguna Media Sosial, Khalayak Setuju?
Pemerintah Indonesia berencana membuat aturan baru soal pembatasan usia pengguna media sosial. Meutya Hafid, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), mengungkap kabar ini usai diskusi dengan Presiden Prabowo Subianto membahas strategi pemerintah melindungi anak-anak di ruang digital. Menurut Meutya, Presiden Prabowo menaruh perhatian khusus mengenai perlindungan anak dan mendorong percepatan pelaksanaan kebijakan ini. Dengan demikian, Presiden […]
Understanding Health Through the Lens of Indonesian Consumers: A Multidimensional Perspective
In Indonesia, understanding health is evolving into a multidimensional framework that includes physical, mental, and financial well-being. This shift reflects broader societal changes in how individuals perceive their health and the proactive measures they take to maintain it. Insights from a recent qualitative research study conducted by Populix among young adult Indonesian consumers highlight these […]