Pengertian Turnover: Penyebab, Jenis, dan Cara Menghitungnya
Populix

Pengertian Turnover: Penyebab, Jenis, dan Cara Menghitungnya

3 tahun yang lalu 6 MENIT MEMBACA

Dalam dunia bisnis, dikenal istilah turnover. Turnover adalah sebuah hal yang merujuk pada aktivitas pengunduran diri karyawan baik dilakukan sukarela maupun karena kehendak pihak lain. Turnover biasanya dilakukan karyawan untuk mendapatkan kesempatan kerja baru di tempat baru.

Adapun salah satu penyebab turnover adalah karena tidak ada work-life balance. Lalu apa sebenarnya turnover dan apa saja penyebab lain dari turnover? Simak selengkapnya di bawah ini.

Pengertian turnover karyawan

Turnover adalah suatu istilah yang merujuk pada persentase karyawan melakukan resign pada jangka waktu tertentu. Turnover rate dapat dihitung bulanan atau tahunan.

Turnover karyawan dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari ketidakpuasan kondisi kerja, masalah finansial perusahaan, dan lainnya. Perlu diketahui, turnover adalah persentase karyawan keluar, baik karena mengundurkan diri ataupun dipecat. Biasanya karyawan yang mengundurkan diri melihat peluang kesuksesan di tempat lain.

Nah, meski karyawan ada yang menerima keputusan “dirumahkan untuk sementara”, tetapi jenis ini tidak masuk ke dalam perhitungan turnover karyawan.

Pengertian turnover menurut para ahli

Berikut adalah pengertian turnover karyawan menurut para ahli.

1. Mobley

Mobley menyatakan bahwa turnover adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja lain menurut pilihannya sendiri.

2. Ronald dan Milkha

Ronald dan Milkha menjelaskan bahwa turnover adalah kecenderungan atau intensitas individu untuk meninggalkan organisasi dengan berbagai alasan dan diantaranya keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

3. Rivai

Menurut Rivai, turnover adalah keinginan karyawan untuk berhenti kerja dari perusahaan secara sukarela atau pindah dari satu tempat ke tempat kerja yang lain menurut pilihannya sendiri.

4. Jewell dan Siegall

Jewell dan Siegall menjelaskan bahwa employee turnover adalah fungsi dari ketertarikan individu yang kuat terhadap berbagai alternatif pekerjaan lain di luar organisasi atau sebagai penarikan diri dari pekerjaan yang sekarang yang tidak memuaskan.

5. Simamora

Sedangkan menurut Simamora, turnover adalah pemisahan diri secara sukarela oleh seorang karyawan dari organisasi.

Baca juga: Apa Itu Workaholic? Ini Ciri dan Bedanya dengan Pekerja Keras

Penyebab terjadinya turnover

Lalu apa saja penyebab turnover karyawan? Berikut di antaranya.

1. Lingkungan tidak mendukung perkembangan potensi karyawan

Tidak semua perusahaan mengakomodasi proses belajar karyawan. Sebab sebetulnya bukan hanya gaji yang diharapkan oleh seorang pekerja, tetapi juga kesempatan belajar dan mengembangkan diri. Sangat bijak apabila perusahaan memberi kesempatan belajar dan bertumbuh agar karyawan tidak stuck.

2. Proses rekrutmen kurang tepat

Employee turnover adalah sebuah keadaan yang dapat disebabkan karena proses rekrutmen gagal memilih kandidat terbaik, sehingga setelah masa penyesuaian pun kadang didapati pekerja yang tidak dapat maksimal dalam melakukan tugasnya.

3. Masalah dengan pimpinan

Pihak manajerial dapat berkontribusi terhadap tingginya turnover rate jika tidak bisa menyediakan hubungan kerja baik antara manajer dan karyawan. Hal tersebut dapat diatasi dengan memperbaiki pola hubungan dan lebih responsif terhadap karyawan.

4. Tidak adanya work-life balance

Tingginya beban kerja bisa membuat karyawan kehilangan banyak waktu dengan keluarga dan waktu untuk diri sendiri. Jika dibiarkan, hal tersebut dapat memicu berbagai masalah seperti mudah stres dan burnout yang bisa berimbas ke kesehatan karyawan.

Work-life balance harus dijaga agar performa karyawan juga bisa bertahan dalam jangka panjang dan memberi efek positif terhadap produktivitas perusahaan.

5. Lingkungan tidak terbuka terhadap pendapat karyawan

Tidak semua pendapat bisa direalisasikan, tetapi menghargai dan menciptakan iklim kondusif bagi karyawan untuk berpendapat harus dilakukan. Lingkungan kerja yang kaku dan tidak adaptif terhadap pendapat karyawan bisa kehilangan berbagai ide-ide cemerlang dalam proses kerja.

Jenis turnover

Employee turnover adalah angka yang menunjukkan seberapa banyak karyawan keluar dari pekerjaannya dalam periode tertentu. Nah, apa saja jenis turnover?

1. Voluntary turnover

Voluntary turnover terjadi ketika karyawan keluar dari pekerjaannya secara sukarela. Terdapat banyak alasan yang mendasari, antara lain mendapatkan penawaran kerja lain, ingin pindah ke kota/wilayah tertentu, atau suasana kerja tidak kondusif.

2. Functional turnover

Berbeda dengan voluntary turnover, functional turnover adalah keadaan di mana perusahaan adalah pihak yang memutuskan untuk memberhentikan karyawan karena karyawan tidak memenuhi standar kerja di perusahaan tersebut.

Hal ini sangat masuk akal mengingat perusahaan pasti berorientasi pada produktivitas organisasi, sehingga bila ada yang tidak sesuai, perusahaan wajar untuk mengganti karyawan.

3. Involuntary turnover

Involuntary turnover adalah pergantian karyawan di mana kehendak tersebut berasal dari perusahaan. Perusahaan bisa memutuskan hubungan kerja karena masalah efisiensi atau lainnya.

4. Dysfunctional turnover

Kebalikan dari functional turnover, dysfunctional turnover adalah kondisi di mana karyawan berkinerja baik mengundurkan diri dari perusahaan. Disebut dysfunctional karena hal tersebut dapat mengganggu produktivitas perusahaan.

Baca juga: Arti Produktivitas: Cara Menghitung dan Cara Meningkatkannya

Fase terjadinya turnover

Sebelum karyawan mengundurkan diri, terdapat beberapa fase yang terjadi sebelumnya sebagai berikut.

1. Tahap pertama

Tahap pertama proses turnover adalah saat karyawan melakukan evaluasi atas pekerjaannya dan membuat kesimpulan akan tingkat kepuasannya terhadap pekerjaan.

2. Tahap kedua

Tahap kedua terjadi ketika kepuasan karyawan mengalami penurunan baik terhadap perusahaan atau pekerjaannya. Hal tersebut berdampak pada produktivitas yang turun serta stres.

3. Tahap ketika

Pada tahap ketiga, karyawan mulai mempertimbangkan pilihan untuk keluar dan mencari kesempatan kerja baru.

4. Tahap keempat

Setelah mengevaluasi niatan keluar dari tempat kerja, karyawan membandingkan beberapa skenario dan menyimpulkan akan tinggal atau mengundurkan diri dari pekerjaan tersebut.

Rumus turnover karyawan

Nah, setelah mengetahui pengertian turnover karyawan, berikut adalah rumus perhitungannya.

  • Tentukan akan menghitung turnover karyawan dalam kurun waktu bulanan, kuartalan atau tahunan, sehingga jumlah karyawan akan terpetakan dengan mudah.
  • Ketahui jumlah karyawan yang mengundurkan diri dan dipecat pada periode waktu tersebut.
  • Siapkan pembagi yaitu jumlah rata-rata karyawan pada periode yang sama.
  • Lalu bagilah angka karyawan yang keluar dengan angka pembagi tersebut.
  • Kalikan dengan 100 agar Anda mendapatkan hasil akhir dalam bentuk persentase.

Mengetahui rumus turnover karyawan dilakukan guna melakukan evaluasi serta perbaikan kebijakan perusahaan. Sebab tingginya turnover bisa menghambat orientasi perusahaan dalam menghasilkan profit.

Akibat tingginya tingkat turnover

Beberapa hal di bawah ini adalah akibat dari tingginya tingkat turnover.

1. Terganggunya produktivitas dalam jangka panjang

Tingginya tingkat turnover mengharuskan perusahaan melakukan proses rekrutmen lebih sering sehingga dapat mengganggu produktivitas dalam jangka panjang. Belum lagi ketika karyawan harus melakukan adaptasi pada awal masa kerja dan berakhir tidak bertahan lama pada perusahaan tersebut.

2. Besarnya pengeluaran

Biaya rekrutmen serta pengeluaran lain saat melakukan pergantian karyawan bisa sangat menyulitkan ketika pergantian karyawan terjadi berkali-kali. Daripada menyisihkan waktu, tenaga dan biaya guna melakukan rekrutmen, akan lebih efisien bila perusahaan berusaha menekan tingginya turnover rate.

3. Turunnya profit

Nah, kedua hal di atas adalah alasan mengapa profit bisa tidak maksimal pada suatu periode. Membuat karyawan tetap tinggal pada satu perusahaan sejatinya juga memberinya waktu untuk meningkatkan kemampuan sehingga output yang diberikan karyawan makin tinggi.

Cara menurunkan angka employee turnover

Beberapa cara ini dapat ditempuh guna menurunkan angka employee turnover.

  • Mulai dari proses rekrutmen. Pada tahapan rekrutmen, sangat penting untuk merumuskan indikator yang harus dimiliki dan ditemukan dari diri karyawan sehingga rekrutmen dapat dilakukan secara efektif.
  • Work-life balance harus diupayakan guna membuat karyawan menikmati pekerjaannya tanpa kehilangan waktu untuk bersenang-senang dengan diri sendiri.
  • Gaji yang kompetitif bisa membuat karyawan merasa lebih dihargai.
  • Sediakan pelatihan agar karyawan tidak mengalami kebingungan saat melakukan tugasnya.
  • Strategi engagement karyawan dapat dilakukan dengan pemberian fasilitas tertentu, jam kerja fleksibel, reward, dan pelatihan.
  • Kemudahan dalam bekerja melalui pemanfaatan teknologi sehingga pekerjaan lebih ringkas dan terdokumentasi dengan baik.

Nah, itulah tadi artikel mengenai pengertian turnover karyawan. Meskipun turnover bisa dilakukan, tetapi Anda harus tahu bahwa hal tersebut akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena berbagai biaya yang timbul setelahnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa!

Baca juga: Pentingnya Sikap Asertif dalam Komunikasi, Begini Caranya

Artikel Terkait
Pahami 5 Fitur Penting pada Sistem Omnichannel
Apa Itu Omni channel? Omnichannel adalah sebuah sistem yang menghubungkan beberapa saluran informasi yang berbeda ke dalam satu interface (dashboard) sebagai langkah untuk mempermudah bisnis. Adanya platform omnichannel pastinya membantu para pebisnis, baik yang mempunyai toko online maupun offline, karena segala operasional bisnis dapat dilakukan secara mudah melalui sistem satu ini. Khususnya bagi kamu yang […]
6 Manfaat Asuransi Kesehatan & Alasan Memilikinya
Setiap orang tentu ingin hidup sehat, maka dari itu menjaga kesehatan sangatlah penting diperhatikan. Salah satu caranya ialah dengan memiliki asuransi kesehatan, karena manfaat asuransi kesehatan dapat memproteksi diri dan meminimalisasi risiko kerugian yang mungkin saja terjadi. Di era saat ini, masyarakat pun sudah lebih sadar untuk memiliki asuransi kesehatan. Berdasarkan hasil survei Populix, “Indonesia’s […]
Menghadapi New Normal dengan Riset Pasar
Pandemi yang mulai merebak pada bulan maret 2020, telah mengubah banyak hal. Banyak negara memberlakukan aturan yang membatasi mobilitas warganya guna memutus rantai penyebaran virus. Akibat dari pembatasan secara masif dalam skala global memberikan dampak signifikan pada perekonomian. Bahkan beberapa sektor yang tampak stabil dan menjanjikan mampu runtuh hanya dalam hitungan minggu. Kita telah memasuki […]