10 Perbandingan Metode Survei Offline dengan Survei Online
Populix

10 Perbandingan Metode Survei Offline dengan Survei Online

1 tahun yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Dalam konteks penelitian akademik, survei merupakan metode yang sangat umum digunakan untuk mengumpulkan data. Terdapat dua jenis survei yang sering dipakai, yaitu survei online dan survei offline.

Kedua jenis survei tersebut tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Memilih antara survei online dan survei offline pun sangat tergantung pada kebutuhan dan tujuan penelitian.

Lantas, seperti apakah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis survei tersebut? Yuk, simak penjelasan terkait perbandingan antara survei online dan offline.

Baca juga: 6 Cara Menentukan Jumlah Responden & Solusi Cari Responden

Perbandingan Metode Survei Online dengan Survei Offline

survei offline
Source: Freepik

Inilah perbandingan antara survei online dan offline:

1. Efisiensi Biaya dan Waktu

  • Offline: Biasanya memerlukan biaya lebih tinggi karena memerlukan kuesioner fisik, transportasi, dan kadang membutuhkan tenaga enumerator. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data secara offline cenderung lebih lama karena mengharuskan pengumpulan fisik.
  • Online: Cenderung lebih hemat biaya karena tidak memerlukan pencetakan fisik atau biaya transportasi. Waktu pengumpulan data juga lebih singkat, karena responden dapat mengisi kuesioner dengan cepat, dan data langsung tersimpan secara digital.

2. Aksesibilitas Responden

  • Offline: Memerlukan tatap muka atau distribusi kuesioner fisik. Ini membuat survei offline lebih sulit diakses oleh responden yang tinggal jauh atau di daerah terpencil. Selain itu, survei ini juga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sampai ke responden dan dikumpulkan kembali.
  • Online: Aksesibilitasnya jauh lebih luas. Responden dapat menjawab kapan saja dan di mana saja selama mereka memiliki akses internet. Ini mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data dari berbagai lokasi geografis.

3. Tingkat Respons

  • Offline: Umumnya, tingkat respons cenderung lebih tinggi jika survei dilakukan secara langsung, terutama karena ada dorongan sosial ketika survei dilakukan tatap muka. Namun, survei kuesioner fisik yang dikirim melalui pos cenderung memiliki tingkat respons yang rendah.
  • Online: Meskipun mudah diakses, survei online sering kali memiliki tingkat respons yang lebih rendah dibandingkan survei tatap muka, karena responden dapat dengan mudah mengabaikan survei online.

4. Interaksi dengan Responden

  • Offline: Peneliti dapat berinteraksi langsung dengan responden, memungkinkan mereka untuk memberi penjelasan lebih rinci dan menjawab pertanyaan secara real-time.
  • Online: Interaksi bersifat terbatas dan responden harus memahami pertanyaan tanpa bantuan langsung, meskipun beberapa survei online menyediakan instruksi tambahan.

5. Keakuratan Data

  • Offline: Memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan klarifikasi secara langsung jika responden tidak memahami pertanyaan, sehingga mengurangi potensi kesalahan dalam pengisian. Namun, penginputan manual data survei dapat menambah risiko kesalahan manusia.
  • Online: Meskipun responden tidak dapat meminta klarifikasi secara langsung, survei online biasanya sudah terprogram sehingga jawaban yang tidak valid dapat diminimalkan. Risiko kesalahan input juga lebih kecil karena data sudah dalam format digital.

Baca juga: 5 Pentingnya Memahami Profil Responden & Tips Pilih Responden

metode survei offline
Source: Freepik

6. Kecepatan Analisis Data

  • Offline: Setelah pengumpulan data selesai, diperlukan waktu untuk input data secara manual ke dalam sistem sebelum bisa dianalisis. Proses ini memakan waktu dan berisiko terjadi kesalahan manusia.
  • Online: Data langsung terkumpul dalam format digital yang siap dianalisis menggunakan perangkat lunak statistik, sehingga analisis data bisa dilakukan lebih cepat dan efisien.

7. Fleksibilitas Pertanyaan

  • Offline: Sulit untuk menggunakan logika cabang atau pertanyaan kondisional karena responden harus melihat semua pertanyaan, yang dapat menyebabkan kebingungan.
  • Online: Memungkinkan penggunaan logika cabang, di mana responden hanya melihat pertanyaan yang relevan berdasarkan jawaban sebelumnya, sehingga pengalaman survei lebih terarah.

8. Responden yang Sulit Dijangkau

  • Offline: Lebih efektif untuk menjangkau responden yang tidak memiliki akses internet, seperti di daerah terpencil atau responden dengan tingkat teknologi rendah. Menjadikan jenis survei ini sebagai pilihan utama dalam konteks tersebut.
  • Online: Kurang efektif jika ditujukan kepada responden yang tidak memiliki akses internet atau kurang familiar dengan teknologi, meskipun platform survei online kini semakin mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.

9. Kepatuhan Etis dan Privasi

  • Offline: Menjaga kerahasiaan responden bisa menjadi tantangan lebih besar karena kuesioner fisik dapat hilang atau disalahgunakan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, survei tatap muka memungkinkan peneliti memberikan penjelasan etika secara langsung kepada responden.
  • Online: Sebagian besar platform survei online dilengkapi dengan kebijakan privasi yang ketat dan sistem keamanan data yang canggih. Namun, tetap ada kekhawatiran terkait keamanan data digital yang bisa diretas atau disalahgunakan.

10. Ruang Lingkup Survei

  • Offline: Biasanya digunakan untuk survei dengan skala kecil hingga menengah karena kendala biaya dan waktu untuk menjangkau responden secara langsung.
  • Online: Lebih mudah digunakan untuk survei dengan skala besar yang mencakup banyak responden dari berbagai lokasi geografis tanpa batasan fisik.

***

Baca juga: Pentingnya Memakai Alat Analisis Data Penelitian yang Tepat

Memilih antara survei offline dan online sangat tergantung pada kebutuhan serta tujuan penelitian.

Survei offline lebih cocok jika peneliti ingin menjangkau responden di daerah terpencil atau membutuhkan interaksi tatap muka. Sedangkan survei online lebih efisien dari segi biaya, waktu, dan aksesibilitas.

Jika Anda ingin membuat survei online dengan mudah dan menjangkau responden secara lebih efisien, Poplite by Populix adalah solusi terbaik. Poplite dirancang untuk membantu Anda membuat survei yang efektif dengan berbagai fitur canggih yang memungkinkan pengumpulan data secara cepat dan akurat.

Dengan #DibantuPoplite, Anda dapat menghemat waktu dan biaya karena survei dapat didistribusikan secara online, langsung ke target responden yang tepat.

Akan tetapi, sebagai peneliti, penting untuk mempertimbangkan konteks dan populasi responden sebelum memutuskan metode survei mana yang paling tepat digunakan.

Dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, peneliti dapat menentukan metode survei offline atau survei online yang paling sesuai untuk memastikan hasil penelitian yang valid dan berkualitas tinggi.

Poplite by Populix

Baca juga: 7 Kendala Pengumpulan Data Penelitian & Solusi Mengatasinya

Tags:
Artikel Terkait
Skala Likert: Definisi, Kelebihan, Kekurangan, Contoh
Tahukah Anda apa itu skala Likert? Melansir laman Research Connections, skala Likert adalah jenis skala penilaian yang digunakan untuk mengukur sikap, nilai, atau pendapat tentang suatu subjek. Responden survei diminta untuk menunjukkan tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan mereka terhadap serangkaian pernyataan. Tanggapan sering kali diukur dan dijumlahkan untuk memberikan ukuran gabungan dari sikap atau pendapat tentang […]
8 Cara Mengatur Waktu Kerja dan Kuliah agar Tetap Seimbang
Keputusan kerja sambil kuliah memang perlu dipikirkan secara matang. Dua aktivitas ini akan pastinya akan memakan waktu Anda. Oleh karena itu, perlu tahu cara mengatur waktu kerja dan kuliah agar kedua hal ini bisa dilakukan secara seimbang. Tak hanya waktu, Anda pun perlu membagi fokus untuk kerja dan kuliah. Jangan sampai salah satunya jadi terbengkalai […]
Biaya Pendidikan S2: Ini Tips Menghitung dan Merencanakannya
Melanjutkan studi ke jenjang magister merupakan keputusan besar yang perlu dipertimbangkan secara matang, terutama dari segi keuangan. Salah satu hal yang harus direncanakan yaitu biaya pendidikan S2 yang bisa bervariasi tergantung universitas, jurusan, hingga lokasi studi. Tak bisa dimungkiri, biaya untuk menempuh pendidikan pascasarjana di Indonesia, baik di universitas negeri maupun swasta, cenderung cukup tinggi […]