Memilih kampus untuk melanjutkan pendidikan program magister atau pascasarjana bukanlah keputusan sepela. Salah satu hal yang sering jadi pertimbangan utama yaitu peringkat universitas S2.
Mengapa demikian? Sebab, peringkat universitas kerap dianggap sebagai indikator kualitas pendidikan. Banyak calon mahasiswa merasa lebih percaya diri memilih kampus yang berada di peringkat atas.
Akan tetapi, sebenarnya pentingkah melihat peringkat universitas S2 secara mutlak? Lalu, apa saja yang harus diperhatikan selain ranking kampus?
Nah, artikel ini akan membahas seputar hal-hal penting yang perlu Anda telaah sebelum menjadikan peringkat kampus sebagai patokan utama.
Baca juga: 11 Checklist Kuliah S2 Jika Ingin Lanjut Program Magister
Apa Itu Peringkat Universitas S2?

Peringkat universitas S2 merujuk pada daftar pemeringkatan yang menilai kualitas program magister di berbagai kampus. Penilaian ini biasanya didasarkan pada reputasi akademik, kualitas riset, publikasi ilmiah, hingga kualitas dosen dan mahasiswa.
Di Indonesia, salah satu referensi yang dapat Anda gunakan untuk melihat dan membandingkan peringkat kampus yaitu melalui Peringkat Program Magister Universitas di Indonesia (PPMUI) versi PopSurvey.
PPMUI versi PopSurvey memberikan penilaian objektif yang didasarkan pada tiga variabel Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan (45%), penelitian (45%), dan pengabdian masyarakat (10%). Oleh karena itu, tentu aja ini bisa jadi panduan awal yang informatif dan kredibel.
Mengapa Banyak Orang Menjadikan Peringkat Kampus S2 sebagai Acuan?
Peringkat kampus menjadi salah satu pertimbangan kuliah S2 yang memang sangat diperhatikan. Hal ini karena peringkat memberikan gambaran umum soal kualitas pendidikan di suatu universitas.
Kampus dengan peringkat tinggi cenderung punya fasilitas yang lebih lengkap, kurikulum yang lebih kompetitif, serta daya saing lulusan yang dinilai lebih kuat.
Selain itu, peringkat kampus S2 juga menjadi pertimbangan penting saat melamar beasiswa atau pekerjaan. Beberapa lembaga atau perusahaan terkadang menjadikan reputasi universitas sebagai salah satu faktor seleksi.
Kapan Peringkat Menjadi Kurang Relevan?
Walaupun penting, peringkat tidak selalu mencerminkan kecocokan personal atau tujuan karier seseorang. Misalnya, kampus A mungkin unggul secara nasional, tetapi belum tentu memiliki program atau spesialisasi yang Anda butuhkan.
Peringkat juga tidak selalu mempertimbangkan pengalaman mahasiswa secara menyeluruh. Hal-hal seperti sistem pembelajaran yang terlalu teoritis atau kurangnya dukungan karier bisa jadi kendala meski kampus berada di posisi atas.
Baca juga: Beralih Profesi dengan Kuliah S2, Apakah Bisa?
Pertimbangan Lain Selain Peringkat Universitas S2
Selain peringkat universitas S2, Anda juga perlu menilai kualitas dosen, metode pembelajaran, fleksibilitas waktu kuliah, dan koneksi industri yang dimiliki kampus. Hal-hal ini sangat memengaruhi pengalaman dan hasil studi Anda ke depan.
Pertimbangkan pula lokasi kampus, biaya pendidikan, dan kemungkinan untuk mengambil program double degree atau pertukaran pelajar. Poin-poin ini sering kali tidak muncul dalam daftar pemeringkatan, tapi sangat berdampak dalam praktiknya.
Jangan Lupakan Riset Akademik!
Selain melihat peringkat universitas S2, Anda mungkin juga akan atau sedang dalam proses menyusun penelitian akademik, baik untuk tugas akhir, tesis, maupun studi lanjutan.
Dalam proses ini, salah satu tantangan terbesar yaitu mencari responden yang sesuai dan menyebarkan survei secara efisien.
PopSurvey by Populix hadir sebagai solusi untuk Anda yang butuh platform survei online cepat, praktis, dan tepercaya. Dengan PopSurvey, Anda bisa membuat survei kustom, menentukan target responden sesuai kebutuhan riset, dan mengumpulkan data yang valid untuk keperluan akademik.
***
Jika menjawab perlukah memperhatikan peringkat? Jawabannya ya, tetapi jangan jadikan peringkat kampus sebagai satu-satunya pertimbangan kuliah S2. Gunakan peringkat universitas S2 sebagai panduan awal, lalu perkuat keputusan Anda dengan riset lebih lanjut sesuai kebutuhan dan tujuan pribadi.

Baca juga: Adakah Batasan Usia Kuliah S2, Bagaimana S2 di Usia 30an?