Populasi dan Sampel Penelitian: Definisi hingga Perbedaannya
Populix

Populasi dan Sampel Penelitian: Definisi hingga Perbedaannya

2 tahun yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel penelitian? Dalam suatu penelitian, populasi dan sampel adalah salah satu hal yang paling penting karena merekalah responden yang diteliti.

Melihat lingkup populasi dan menentukan besaran sampel beserta teknik terbaik penting untuk dipahami seorang peneliti.

Berikut Populix uraikan pembahasan dari pengertian, perbedaan populasi dan sampel penelitian, sampai teknik pengambilan sampel serta macam-macam bentuknya yang dapat dilakukan. Simak selengkapnya!

Pengertian Populasi dan Sampel Penelitian

populasi dan sampel penelitian

Populasi dan sampel penelitian sama-sama berhubungan, karena keduanya merupakan bagian dari sasaran penelitian.

Singkatnya, sampel adalah bagian suatu populasi yang menjadi wakil untuk berpartisipasi dalam penelitian dan menjadi gambaran populasi tersebut secara keseluruhan.

Berikut dibahas pengertian populasi dan sampel penelitian.

Populasi

Populasi adalah subyek penelitian secara keseluruhan, yaitu seluruh satuan analisis yang menjadi target penelitian. Selaras dengan definisi Arikunto, bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau total kelompok subjek; baik manusia, nilai, gejala, sampai fenomena yang merupakan sumber dari penelitian.

Sebagai contoh penelitian lingkup nasional, maka yang menjadi populasi adalah masyarakat seluruh Indonesia. Riset yang dilakukan bertujuan untuk mencari kecenderungan populasi, misalnya bagaimana sikap masyarakat Indonesia terhadap suatu isu politik. Guna mengetahui hal tersebut, barulah digunakan sampel penelitian.

Sampel

Berikutnya, sampel adalah bagian dari populasi. Arikunto mendefinisikan bahwa sampel merupakan wakil dari keseluruhan populasi yang diteliti.

Sampel diperlukan karena seorang peneliti tidak dapat meneliti populasi secara menyeluruh, karena besarnya dana maupun waktu yang diperlukan. Sehingga digunakan sebagian kecil dari populasi yang telah mewakili populasi tersebut.

Baca juga: Double-Barreled Question: Definisi, Tips Menghindari, Contoh

Perbedaan Populasi dan Sampel

Dari pengertiannya, dapat dipahami bahwa perbedaan populasi dan sampel penelitian terdapat dalam lingkup atau jangkauannya.

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi tersebut.

Selain itu, populasi dan sampel penelitian juga berbeda dalam pengumpulan datanya.

Pengumpulan data populasi adalah sensus, tujuannya mendata seisi populasi untuk keperluan administrasi seperti data kependudukan atau daftar pemilih pada pemilu.

Sedangkan pengumpulan data dengan sampel adalah survei, cukup dengan bagian dalam populasi saja.

Baca juga: Variabel Asing: Definisi, Jenis, Cara Mengendalikan

Teknik Pengambilan Sampel

populasi dan sampel penelitian

Untuk memilih dan mengambil sampel dalam populasi sebagai subjek penelitian dapat menggunakan berbagai cara.

Perbedaan dalam teknik pengambilan dan macam-macamnya ini bergantung pada tujuan penelitian, yaitu hasil seperti apa yang ingin didapat.

Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu probability sampling (pengambilan sampel acak) dan non-probability sampling (pengambilan sampel bukan acak).

Berikut penjelasan dari keduanya, beserta contoh populasi dan sampel penelitian dalam masing-masingnya.

1. Probability Sampling

Probability sampling atau teknik pengambilan sampel secara acak adalah teknik yang menyediakan ruang bagi seluruh anggota populasi untuk menjadi sampel dalam penelitian.

Itulah mengapa dinamakan acak, karena siapa saja dapat berpartisipasi.

Teknik ini bisa dipakai dalam populasi yang diketahui jumlah anggotanya. Berikut beberapa modelnya adalah:

a. Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Teknik sederhana dalam mengambil sampel acak yaitu memilih secara random sejumlah unit dari populasi sebagai sampel. Dalam hal ini dapat melalui skema pengundian ataupun pendekatan bilangan acak.

Dengan cara tersebut, model ini terhindar dari bias atau keberpihakan. Namun, tidak terjamin hasil sampel telah representatif mewakili populasi.

b. Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Model berikutnya adalah secara sistematis, yaitu melalui cara atau pola tertentu. Misalnya melalui bilangan kelipatan dari anggota populasi secara keseluruhan, dari populasi berjumlah 100 diambil orang yang masuk urutan kelipatan 10.

c. Pengambilan Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)

Teknik selanjutnya adalah melalui strata, yaitu membagi populasi ke dalam kelompok tingkatan tertentu, baru ditentukan sampelnya berdasarkan kelompok tersebut.

Misalnya penelitian sesuai tingkatan pendidikan yang terbagi ke dalam kelompok Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan Tinggi, dan seterusnya.

d. Pengambilan Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)

Model terakhir adalah menetapkan sampel melalui pembagian wilayah dalam area populasi. Sehingga lingkup wilayah populasi yang luas dibagi-bagi terlebih dahulu baru kemudian diambil datanya. Misalnya penelitian di daerah DKI Jakarta, maka bisa dibagi cluster-nya pada tingkat kota yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan seterusnya.

2. Non-Probability Sampling

Kebalikan dari teknik probability sampling, teknik non-probability sampling tidak memberi ruang bagi semua anggota populasi yang ada.

Hal tersebut dikarenakan teknik ini biasanya digunakan untuk penelitian dengan populasi yang tidak diketahui atau belum ditetapkan jumlah anggotanya. Berbagai macam dari teknik ini adalah:

a. Snowball Sampling

Sesuai namanya yaitu snowball atau metode bola salju. Yakni pengambilan sampel yang berkoresponden, di mana peneliti meminta informasi kepada sampel pertama terkait siapa yang dapat menjadi sampel berikutnya dan begitu seterusnya.

Cara ini biasanya digunakan ketika populasi tidak diketahui, atau bersifat sensitif. Misalnya untuk meneliti penderita HIV.

b. Accidental Sampling

Teknik berikutnya adalah accidental atau tidak sengaja, yaitu sampel diambil dari orang yang kebetulan ditemukan peneliti.

Cara ini biasanya dilakukan dalam suatu fenomena dimana populasinya tidak pasti, misalnya pengunjung tempat wisata.

Peneliti menentukan sampel sesuai yang ia temui, tanpa mempertimbangkan faktor lainnya.

c. Purposive Sampling

Merupakan teknik pengambilan sampel di mana peneliti sendiri yang menentukan sampel, sesuai ketetapan tertentu.

Cara ini biasanya memiliki sampel dengan kualitas tinggi, karena ada kriteria atau ketentuan tertentu siapa saja sampelnya. Seperti jenjang pendidikan, jenis pekerjaan, dan lain-lain.

d. Quota Sampling

Teknik pengambilan sampel non-probability yang terakhir adalah kuota, atau ditetapkan sampelnya sesuai jatah tertentu.

Yakni terlebih dahulu dibatasi berapa jumlah sampel yang akan diambil, lalu berhenti ketika jumlah tersebut telah terpenuhi.

Demikian pembahasan tentang populasi dan sampel penelitian yang berhasil Populix sajikan untuk Anda. Dengan memahami informasi dari artikel di atas, tentu Anda semakin paham mulai dari dasar sampai contoh populasi dan sampel penelitian serta bagaimana menentukan teknik pengambilannya. Tertarik bikin survei sendiri? Anda bisa coba di PopSurvey (sebelumnya Poplite)!

PopSurvey Populix platform survei online

Baca juga: Indikator: Definisi, Komponen Dasar, Fungsi

Artikel Terkait
Risk Management: Definisi, Tipe, hingga Contoh dalam Bisnis
Menghadapi sebuah masalah bukanlah hal yang mudah, khususnya bagi perusahaan. Di mana setiap keputusan yang diambil pasti akan memiliki risikonya tersendiri. Nah, memahami betul konsep risk management adalah solusisnya. Apa itu risk management? Sederhananya, manajemen risiko atau risk management adalah strategi yang disusun pebisnis sebelum risiko yang mungkin terjadi menjadi kenyataan. Akan tetapi, langkah apa […]
Presentasi Skripsi: Sajikan Data dengan Tepat dan Meyakinkan
Presentasi skripsi sering menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa tingkat akhir. Banyak yang sudah menyelesaikan skripsinya dengan baik, tetapi gagal menyampaikan hasil penelitian secara maksimal saat sidang. Kok, bisa begitu? Kondisi tersebut disebabkan oleh beragam faktor. Mulai dari penyajian data yang kurang tepat, terlalu banyak informasi yang ditampilkan, visualisasi yang membingungkan, hingga struktur presentasi yang tidak […]
8 Cara Mengatur Waktu Kerja dan Kuliah agar Tetap Seimbang
Keputusan kerja sambil kuliah memang perlu dipikirkan secara matang. Dua aktivitas ini akan pastinya akan memakan waktu Anda. Oleh karena itu, perlu tahu cara mengatur waktu kerja dan kuliah agar kedua hal ini bisa dilakukan secara seimbang. Tak hanya waktu, Anda pun perlu membagi fokus untuk kerja dan kuliah. Jangan sampai salah satunya jadi terbengkalai […]