Berbicara mengenai skripsi, metode penelitian dan seputarnya, tentunya Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah research gap atau celah dalam penelitian. Research gap adalah situasi di mana ditemukannya inkonsistensi antara hasil penelitian dengan data-data yang mendukungnya. Artinya, dibutuhkan penelitian baru untuk menjawab ‘celah’ tersebut.
Bahkan tak terbatas pada penelitian, sebutan research gap pun cukup populer di dunia bisnis. Oleh karenanya, pemilik usaha harus tahu bagaimana cara mencari ‘celah’ itu demi kemajuan usahanya.
Lantas, apa saja hal yang perlu diketahui tentang celah penelitian ini? Dan berapa banyak jenisnya? Lalu, bagaimana pula cara menemukannya? Untuk pembahasan lengkapnya, simak di bawah ini!
Apa Itu Research Gap?
Ketika terjadi inkonsistensi dalam suatu riset, maka harus dilakukan evaluasi. Dalam kegiatan penelitian, research gap adalah kejadian yang bisa muncul karena ada ketimpangan dalam data. Biasanya hal tersebut dapat dilihat dari inkonsistensi antara data dan temuan.
Research gap adalah fenomena di mana terdapat kesenjangan hasil dalam penelitian akibat dari adanya bagian yang terlewatkan saat proses analisis. Secara umum, hal tersebut bisa terjadi apabila ada konsep baru yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
Dalam lingkup akademik, research gap adalah hal yang terbilang penting untuk mengembangkan riset dalam bidang tertentu. Celah dari hasil penelitian sebelumnya bisa menjadi alat bagi penelitian di masa depan. Dengan menerapkan cara tersebut, riset dapat diteruskan dan dikembangkan sehingga wawasan baru bisa terungkap.
Adapun dalam kegiatan bisnis, keberadaan research gap memiliki dampak pada berjalannya aktivitas usaha dan keuntungan yang didapat. Jika tidak segera ditemukan dan diatasi, maka usaha tersebut akan berisiko mengalami kerugian.
Oleh karena itu, mengenali celah atau kesenjangan dalam riset merupakan hal yang penting dilakukan untuk menjaga kelancaran bisnis.
Baca juga: Apa Itu Riset: Pengertian, Cakupan, Metode, dan Contohnya
Jenis Research Gap
Setelah mengenal apa itu research gap, perlu diketahui pula jenis-jenisnya. Celah dalam riset dibedakan berdasarkan elemennya.
Dalam prosesnya, peneliti biasanya akan menemukan beberapa ketimpangan informasi dan menentukan langkah selanjutnya. Adapun beberapa macam research gap adalah:
1. Theoretical Gap
Salah satu jenis research gap adalah theoretical gap. Dalam penelitian, biasanya ditemukan ketimpangan informasi yang disebabkan oleh penerapan teori.
Pada umumnya, teori memiliki kelemahan di beberapa bagian sehingga memungkinkan terjadinya gap. Selain itu, biasanya analisis objek penelitian hanya dapat dilakukan dengan konsep atau teori baru.
2. Evidence Gap
Selanjutnya, jenis kedua dari research gap adalah kesenjangan bukti penelitian. Evidence gap menunjukkan adanya inkonsistensi antara bukti lapangan dan fenomena yang bersifat umum.
Dari sana, dapat dilihat perbedaan dari kedua hal tersebut dan diperoleh strategi baru untuk melakukan penelitian selanjutnya.
3. Population Gap
Berikutnya, jenis ketiga dari celah dalam penelitian atau research gap adalah ketimpangan informasi dalam jangkauan populasi. Dalam dunia bisnis, istilah tersebut dikenal dengan nama target market.
Dengan mengetahui population gap berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti bisa menentukan langkah selanjutnya dalam kegiatan bisnis.
Pastikan untuk menelusuri kepada siapakah produk ini akan dipasarkan. Penggalian informasi mengenai usia, karakter, hingga budaya juga diperlukan dalam hal ini.
4. Empirical Gap
Jenis terakhir research gap adalah celah dalam bukti empiris. Adanya ketimpangan informasi dalam hal ini bisa dilihat secara nyata pada hasil dan data faktualnya.
Sebagai bentuk solusi, kekurangan dari riset tersebut bisa menjadi bahan untuk penelitian berikutnya. Pastikan untuk menerapkan teori yang tepat agar proses analisis berjalan sesuai harapan.
Baca juga: Apa itu Subjek Penelitian? Pengertian, Macam dan Contohnya
Cara Menemukan Research Gap dalam Penelitian
Setelah mengenal pengertian research gap dan jenisnya, saatnya mengetahui cara menemukannya dalam sebuah penelitian. Mencari celah atau inkonsistensi dalam riset memerlukan strategi yang tepat.
Dengan begitu, ketimpangan data bisa cepat ditemukan dan Anda dapat merencanakan penelitian selanjutnya.
Tujuan dilakukannya pencarian research gap adalah untuk mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya dengan teori yang sesuai.
Adapun cara menemukan research gap dalam penelitian adalah:
1. Pilih Topik yang Menarik
Melakukan riset membutuhkan waktu lama. Biasanya penelitian akan terasa cepat membosankan apabila topik kurang menarik perhatian Anda.
Oleh karena itu, pastikan memilih subjek pembahasan yang bisa memotivasi Anda agar riset bisa berjalan tanpa hambatan.
Salah satu contoh research gap adalah pada bidang media sosial. Anda bisa mencari tahu penelitian sebelumnya dan membahas fenomena terbaru dalam jangkauan populasi tersebut.
Kemudian tentukan teori yang tepat untuk membahas isu tersebut.
2. Cari Pembahasan yang Terlewat oleh Peneliti Pendahulu
Celah dalam penelitian bisa dicari dengan cara menemukan konsep yang belum dibahas sebelumnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membaca penelitian-penelitian terdahulu pada bidang tertentu.
Di samping itu, Anda juga bisa secara langsung melakukan interview dengan peneliti terdahulu guna menemukan research gap dalam penelitian.
3. Temukan Inkonsistensi dan Kekurangan Penelitian Sebelumnya
Cara menemukan research gap dalam penelitian selanjutnya adalah dengan menemukan inkonsistensi dan kekurangan pada riset pendahulu.
Sebagai contoh research gap kualitatif dalam bidang bisnis yaitu menelusuri faktor-faktor dalam kegiatan produksi agar tidak menyebabkan kerugian nantinya.
Di sisi lain, contoh research gap kuantitatif bisa ditemukan dari riset tentang jumlah ekspor barang pada tahun-tahun sebelumnya.
Setelahnya, peneliti bisa menggunakan topik tersebut untuk menemukan wawasan atau informasi baru yang menguntungkan bagi kegiatan bisnis.
Itu dia informasi seputar apa itu research gap atau celah penelitian. Agar tidak terjadi kesenjangan data dalam riset Anda, yuk gunakan Poplite by Populix. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan tanggapan dari responden berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Baca juga: 10 Contoh Kuesioner Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif