Safety stock adalah persediaan ekstra yang disediakan oleh perusahaan guna menjaga aspek penjualan agar tetap berjalan lancar. Bagi para pengusaha, elemen ini sangat krusial karena kontribusinya dalam manajemen perusahaan.
Pada dasarnya, tujuan dari safety stock adalah untuk mengamankan keseimbangan produksi perusahaan. Lalu, apa fungsi safety stock dan bagaimana cara menghitungnya? Yuk temukan jawabannya di artikel ini!
Apa Itu Safety Stock?
Safety stock adalah persediaan yang digunakan dalam keadaan darurat. Kondisi ini terjadi ketika tingkat permintaan lebih tinggi dari inventory perusahaan. Aspek bisnis berikut sering disebut juga sebagai buffer stock.
Di samping itu, safety stock adalah pasokan komoditas ekstra yang mengatasi keterbatasan barang saat terjadi kemacetan di rantai distribusi. Adanya inventory ini memperlancar jalannya bisnis karena kegiatan penjualan dapat terus berlangsung meskipun terjadi kendala.
Menurut Assauri, safety stock adalah persiapan suplai yang disediakan perusahaan ketika terjadi ketidakpastian permintaan pasar. Berdasarkan pendapatnya, elemen ini akan membantu bisnis atau membawa dampak buruk ketika jangka waktu pengiriman tidak bisa dipastikan.
Sedangkan Chase, Jacob, dan Aquilano berpendapat bahwa safety stock adalah hasil dari permintaan awal ditambah perkiraan total demand barang di periode selanjutnya. Selain itu, menurutnya, safety stock adalah cara untuk meminimalisir kemungkinan kecurangan inventory.
Dilihat dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian safety stock adalah aspek antisipasi yang mendukung manajemen persediaan.
Manfaat Safety Stock
Safety stock adalah metode khusus guna menghitung kuantitas suatu barang agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Pada dasarnya, kegiatan terkait persediaan barang sangat dipengaruhi oleh minat pasar yang dinamis.
Manfaat safety stock adalah mengoptimalkan profit, mencegah fluktuasi permintaan pasar serta membantu manajemen bisnis karena memudahkan penjadwalan produksi barang.
Selain itu, fungsi safety stock adalah membantu perusahaan dalam menentukan jumlah inventory secara tepat. Perlu dipahami bahwa persediaan yang terlalu banyak akan merugikan perusahaan, sedangkan jika terlalu sedikit, bisnis rentan mengalami stock out.
Dari informasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari diadakannya safety stock adalah menekan kemungkinan stock out serta membantu perusahaan agar tetap mendapatkan keuntungan besar walaupun dalam keadaan mendesak.
Baca juga: Supply Chain Management : Pengertian, Konsep dan Strateginya
Cara Menghitung Safety Stock
Rumus menghitung safety stock sebenarnya terbagi dalam beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan. Agar lebih memahami formula mana yang tepat, simak cara menghitung safety stock berikut!
1. Hitung Berbasis Waktu
Cara menghitung safety stock berikut akan membantu Anda menghitung jumlah cadangan inventory dalam jangka waktu tertentu berdasarkan analisis permintaan barang di masa depan. Elemen yang melengkapi metode ini yaitu data permintaan dan penjualan produk di periode sebelumnya serta perkiraan tingkat demand kedepannya.
Secara lebih lanjut, data permintaan dan penjualan produk mencakup unit terjual serta jumlah barang yang persediaannya tinggal sedikit atau habis. Informasi tersebut akan lebih mudah didapatkan jika menggunakan aplikasi POS atau software akuntansi.
Sementara itu untuk permintaan di masa mendatang dapat ditemukan dengan teknik barometrik, proyeksi tren, hingga riset pasar. Sebagai tambahan informasi, metode ini disarankan bagi toko dengan permintaan dan penawarannya yang cenderung stabil.
Kekurangan dari cara ini adalah tidak bisa memperkirakan kejadian di masa depan sehingga memungkinkan terganggunya kelancaran bisnis.
2. Hitung Dengan Rumus Safety Stock Dasar
Rumus safety stock berikut adalah yang paling sederhana dan mudah digunakan:
Total safety stock = (Penjualan maksimal harian x Lead time maksimum) – (Penjualan harian rata-rata x Lead time rata-rata)
Informasi tambahan:
- Penjualan maksimal harian: jumlah maksimum barang terjual dalam 1 hari
- Lead time maksimum: jangka waktu terlama bagi pemasok untuk mengirim persediaan
- Penjualan harian rata-rata: jumlah rata-rata penjualan produk dalam 1 hari
- Lead time rata-rata: periode waktu rata-rata pengiriman persediaan oleh pemasok
Rumus safety stock tersebut dapat digunakan saat mengukur skenario rata-rata tapi tidak disarankan untuk menghitung peningkatan atau perubahan permintaan pada waktu tertentu. Selain itu, metode ini diaplikasikan ketika terjadi perubahan dalam jangka waktu lebih dari 2 tahun.
Baca juga: Pengertian Harga Pokok Produksi, Cara Hitung & Contoh
3. Hitung Persediaan Cadangan Tetap
Mengacu informasi di atas, safety stock adalah inventory darurat sedangkan persediaan cadangan tetap dapat dipahami sebagai jumlah barang yang disimpan sebagai suplai tambahan per item dan telah ditentukan sebelumnya.
Faktanya, tidak ada rumus khusus guna menghitung persediaan cadangan tetap, namun mayoritas pengusaha menggunakan formula berikut:
Persediaan cadangan tetap = Jumlah hari x Penjualan harian rata- rata atau penjualan harian maksimum
Perhitungan contoh safety stock ini, misalkan seorang pengusaha memutuskan untuk menyediakan simpanan inventory 1 barang senilai 3 minggu. Penjualan harian rata-rata berjumlah 20 dan penjualan harian maksimumnya 25.
Maka, jika dimasukkan dalam rumus tersebut, hasil akhirnya berkisar antara 420 hingga 525. Perlu diketahui bahwa cara menghitung safety stock ini efektif digunakan oleh toko yang memiliki permintaan konsisten serta jarang mengalami gangguan dalam distribusi barang.
4. Hitung Persediaan Cadangan Dengan EOQ (Economic Order Quantity)
Pengertian dari Economic Order Quantity (EOQ) yaitu jumlah inventory ideal yang wajib dibeli perusahaan guna meminimalisir biaya persediaan seperti ongkos penyimpanan, pesanan serta kekurangan barang.
Rumus Persediaan Cadangan dengan EOQ adalah sebagai berikut:
Perhitungan contoh safety stock berikut yaitu jika terjadi penjualan 5000 unit barang per tahun dan biaya pemesanannya 2000, biaya penyimpanan 2000, maka jumlah EOQ adalah 100.
5. Metode Greasley
Metode Greasley dilakukan berdasarkan lead time distributor dan kenaikan permintaan barang. Agar lebih paham, berikut rumus perhitungan safety stock ini:
Persediaan cadangan = skor Z x standar deviasi lead time (σLT) x permintaan rata-rata (Davg)
Informasi tambahan:
- Skor z: service level atau layanan yang disediakan manajemen bisnis.
- Lead Time: durasi waktu pesanan saat dipesan hingga diterima.
- Standar deviasi dalam lead time (σLT): variasi dan derajat dimana lead time pemasok berbeda dengan sebenarnya.
Jika service level atau skor Z ditetapkan pada tingkatan tinggi, maka suplai barang pun harus disesuaikan. Sedangkan semakin rendah jumlahnya, perusahaan akan mengalami stock out.
Perlu diketahui bahwa formula ini adalah hasil dari jumlah permintaan yang dinamis setiap musimnya. Misalnya, kebutuhan peralatan sekolah yang hanya naik saat awal tahun ajaran baru atau tingginya minat barang berdasarkan tren tertentu.
6. Rumus Heizer dan Render
Formula ini dianggap paling tepat untuk menentukan jadwal pemasok. Berikut rumus safety stock berdasarkan Heizer dan Render:
Persediaan cadangan = skor Z x standar deviasi dalam lead time (σLT)
Metode ini disarankan jika lead time pemasok produk memiliki variasi namun tidak berpengaruh pada permintaan pelanggan.
Kesimpulannya, pengertian safety stock adalah suatu cara mengatasi kekurangan inventory perusahaan. Semoga dengan memahami informasi ini dapat membantu kelancaran bisnis Anda, dan untuk cari tahu lebih banyak informasi seputar dunia bisnis, jangan lupa cek halaman blog Populix!