Menurut penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradigma diartikan sebagai kerangka berpikir. Oleh karena itu, paradigma penelitian adalah sesuatu yang mengacu pada kerangka berpikir atau pemahaman yang digunakan para peneliti dalam proses penelitian.
Paradigma penelitian dianggap penting. Sebab, ini merupakan landasan filosofis dan metodologis yang mendasari seluruh proses penelitian.
Apa Itu Paradigma Penelitian?
Menurut jurnal Research Paradigm: A Philosophy of Educational Research karya Krishna Kumar Khatri, paradigma penelitian merujuk pada teori atau dasar filosofis untuk pekerjaan penelitian.
Filsuf Amerika Thomas Kuhn (1962) pertama kali menggunakan kata paradigma dalam bidang penelitian, yang berarti cara berpikir filosofis.
Sementara itu, Willis (2007) mendefinisikan paradigma penelitian sebagai sebuah sistem kepercayaan yang komprehensif, pandangan dunia atau kerangka kerja yang memandu penelitian dan praktik di lapangan.
Baca juga: Elemen Penelitian Adalah: Pengertian, Contoh, dan Pentingnya
Komponen atau Unsur Paradigma Penelitian
Menurut Lincoln dan Guba (1985), paradigma terdiri dari empat unsur, yaitu epistemologi, ontologi, metodologi, dan aksiologi.
Penting untuk memahami unsur-unsur tersebut karena mereka terdiri dari asumsi dasar, keyakinan, norma, dan nilai yang berlaku.
1. Ontologi
Merupakan komponen paradigma yang berkaitan dengan pandangan tentang realitas dan eksistensi. Ontologi menjawab pertanyaan tentang apa yang dianggap nyata, apa yang ada, dan bagaimana dunia itu dilihat.
2. Epistemologi
Berkaitan dengan pandangan tentang pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu diperoleh.
3. Metodologi
Merupakan komponen yang paling terlihat dalam paradigma penelitian. Ini merujuk pada pendekatan dan teknik yang digunakan untuk meranang, mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasi data penelitian.
Metodologi bervariasi tergantung pada paradigma yang diadopsi. Misalnya, metode kuantitatif umumnya digunakan dalam paradigma positivisme, sedangkan metode kualitatif lebih umum dalam paradigma interpretatif.
4. Aksiologi
Aksiologi mengacu pada nilai-nilai dan etika yang memengaruhi penelitian. Ini melibatkan pertanyaan tentang bagaimana peneliti memandang nilai-nilai mereka, bagaimana nilai-nilai tersebut memengaruhi penelitian, dan apakah penelitian harus bersifat netral atau sebaliknya.
Kombinasi dari komponen ontologi, epistemologi, metodologi, dan aksiologi membentuk kerangka filosofis yang mendefinisikan pendekatan penelitian.
Baca juga: Metodologi Penelitian Adalah, Ini Penjelasan Lengkapnya!
Jenis Paradigma Penelitian
Berikut ini adalah beberapa jenis paradigma penelitian:
1. Paradigma Positivisme
Paradigma ini menganggap bahwa dunia memiliki struktur yang teratur dan dapat dijelaskan melalui metode ilmiah yang objektif. Penelitian dalam paradigma ini bertujuan untuk mengidentifikasi hukum-hukum umum dan mengukur hubungan sebab-akibat (Neuman, W. L. (2013). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches. Pearson).
2. Paradigma Konstruktivisme
Fokus paradigma ini pada konstruksi sosial pengetahuan dan pemahaman. Penelitian dalam paradigma ini memperhatikan bagaimana individu menginterpretasikan dan memberikan makna pada fenomena (Gergen, K. J. (2001). Psychological science in a postmodern context. American Psychologist, 56(10), 803-813).
3. Paradigma Interpretatif
Paradigma ini menekankan pada pemahaman mendalam tentang makna dan interpretasi yang diberikan oleh individu terhadap fenomena. Penelitian dalam paradigma ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelajahi konteks dan kompleksitas fenomena (Denzin, N. K., & Lincoln, Y. S. (2011). The SAGE Handbook of Qualitative Research. Sage).
4. Paradigma Kritis
Paradigma ini berfokus pada analisis struktur kekuasaan, konflik, dan ketidaksetaraan dalam masyarakat. Penelitian dalam paradigma ini bertujuan untuk mengungkap asumsi-asumsi dominan dan mendorong perubahan sosial (Freire, P. (2000). Pedagogy of the Oppressed. Bloomsbury Academic).
5. Paradigma Feminis
Menyoroti analisis gender dan peranannya dalam masyarakat. Penelitian dalam paradigma ini mengupas dampak patriarki dan ketidaksetaraan gender (Smith, D. E. (2005). Institutional ethnography: A sociology for people. AltaMira Press).
6. Paradigma Postmodernisme
Paradigma ini menantang ide tentang kebenaran absolut dan kesatuan. Penelitian dalam paradigma ini mendorong pemahaman yang beragam dan refleksi kritis (Lyotard, J. F. (1984). The Postmodern Condition: A Report on Knowledge. University of Minnesota Press).
***
Sebagai peneliti, memahami paradigma yang sesuai dengan pertanyaan penelitian dan tujuan adalah kunci untuk menghasilkan temuan yang berarti dan relevan.
Bagi Anda yang tertarik dengan implementasi paradigma penelitian dalam konteks riset pasar, layanan riset pasar Populix for Enterprise dapat memberikan wawasan berharga.
Dengan memahami paradigma penelitian yang mendasari riset pasar, Anda dapat lebih efektif mengumpulkan dan menganalisis data untuk menginformasikan keputusan bisnis dan strategi pemasaran yang lebih baik. Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengintegrasikan paradigma penelitian yang tepat dengan layanan riset pasar Populix for Enterprise.
Baca juga: Member Check Adalah: Pengertian, Waktu Melakukan, Contoh