Penelitian kuantitatif membutuhkan metode pengumpulan data primer yang tepat agar hasilnya valid dan dapat dipercaya. Namun, banyak peneliti masih mengalami kesulitan dalam menentukan metode yang paling efektif digunakan.
Kesalahan dalam memilih metode dapat membuat data yang dikumpulkan menjadi tidak valid, tidak relevan, atau bahkan tidak bisa digunakan sama sekali. Oleh karena itu, pemililihan metode pengumpulan data primer yang tepat menjadi langkah penting dalam proses penelitian kuantitatif.
Metode yang populer atau umum digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah kuesioner penelitian dan wawancara. Kedua metode ini dianggap cocok digunakan untuk mahasiswa, akademisi, maupun profesional, tergantung pada tujuan dan konteks penelitian yang dilakukan.
Mengapa Pemilihan Metode Sangat Penting dalam Penelitian Kuantitatif?

Pemilihan metode yang tepat dalam penelitian kuantitatif berperan penting dalam menentukan kualitas dan keakuratan hasil penelitian, serta mengurangi risiko data bias atau tidak relevan dengan tujuan penelitian.
1. Menentukan Kualitas Data
Metode pengumpulan data yang tepat akan menentukan seberapa akurat dan relevan kualitas data yang dikumpulkan. Kualitas data ini sangat bergantung pada sejauh mana instrumen mampu mengukur variabel yang diteliti secara objektif.
2. Memengaruhi Validitas dan Reliabilitas Hasil Riset
Pemilihan metode juga berdampak pada validitas yaitu apakah yang diukur sesuai dengan tujuan serta reliabilitas yaitu apakah hasilnya konsisten jika diuji ulang. Jika metode yang dipakai salah, hasil riset menjadi bias atau tidak bisa digeneralisasikan.
3. Efisiensi Waktu, Biaya, dan Tenaga
Dengan memilih metode yang tepat, peneliti dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga selama proses penelitian. Namun, jika metode yang dipilih tidak sesuai dengan tujuan atau kebutuhan penelitian, maka proses penelitian bisa menjadi kurang efisien.
Baca juga: 7 Komponen Penting Kuesioner Penelitian Akademik, Wajib Ada!
Apa Itu Kuesioner Penelitian?
Kuesioner penelitian adalah instrumen pengumpulan data dalam bentuk serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab secara mandiri, baik secara offline maupun melalui platform survei online.
Kelebihan Kuesioner Penelitian
Beberapa kelebihan dari kuesioner dalam penelitian yaitu lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya terutama jika disebarkan secara daring.
Selain itu, kuesioner dapat menjangkau banyak responden sekaligus dari berbagai demografi yang berbeda sehingga cocok untuk penelitian berskala besar.
Data yang diperoleh pun cenderung terstruktur, sehingga lebih mudah diolah dan dianalisis secara statistik.
Kekurangan Kuesioner Penelitian
Beberapa kekurangan dari kuesioner penelitian yaitu tidak ada jaminan bahwa responden menjawab dengan jujur atau benar, karena peneliti tidak dapat mengontrol situasi saat pengisian.
Selain itu, jawaban yang diberikan sering kali terbatas, terutama jika pertanyaan bersifat tertutup yang hanya menyediakan pilihan tertentu.
Hal ini membuat kuesioner kurang mampu menggali informasi yang lebih mendalam, terutama terkait alasan atau konteks di balik jawaban responden.
Apa Itu Wawancara Penelitian?
Wawancara penelitian adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan percakapan langsung antara peneliti dan responden, baik secara tatap muka maupun daring.
Kelebihan Wawancara Penelitian
Beberapa kelebihan dari wawancara penelitian yaitu bisa menggali jawaban yang lebih dalam, sehingga peneliti bisa memahami alasan di balik jawaban responden.
Wawancara juga bersifat fleksibel karena pertanyaannya dapat disesuaikan secara langsung tergantung pada situasi atau arah pembicaraan.
Selain itu, metode ini memungkinkan peneliti memperoleh insight kualitatif yang mungkin tidak bisa didapatkan melalui metode kuantitatif seperti kuesioner.
Kekurangan Wawancara Penelitian
Beberapa kekurangan dari wawancara penelitian yaitu prosesnya membutuhkan lebih banyak waktu dan biaya karena perlunya menjadwalkan pertemuan dengan responden, melakukan wawancara secara langsung atau daring, serta merekam dan kemudian mentranskripsikan hasil wawancara tersebut untuk dianalisis.
Wawancara penelitian pun sulit dilakukan pada jumlah responden yang besar karena sifatnya yang mendalam dan personal.
Baca juga: 5 Cara Membuat Kuesioner Penelitian Valid untuk Tesis S2
Kuesioner vs Wawancara: Mana yang Lebih Efektif untuk Penelitian Kuantitatif?

Pemilihan antara kuesioner dan wawancara sebagai metode penelitian kuantitatif sering menimbulkan kebingungan di kalangan peneliti.
Secara umum, kuesioner lebih cocok digunakan dalam jumlah yang besar. Sementara itu, wawancara lebih cocok digunakan sebagai pelengkap, terutama ketika dibutuhkan penjelasan lebih dalam atau untuk memvalidasi hasil data.
Akan tetapi, keduanya juga bisa digunakan secara bersamaan dalam pendekatan mixed-method, di mana peneliti menggabungkan kekuatan data kuantitatif dari kuesioner dan data kualitatif dari wawancara.
Kapan Menggunakan Kuesioner dan Kapan Menggunakan Wawancara?
Gunakan kuesioner jika penelitian membutuhkan data dari responden dalam jumlah yang besar karena lebih berfokus pada data numerik seperti persentase, rata-rata, atau korelasi antar variabel, serta menuntut efisiensi waktu dan biaya.
Gunakan wawancara jika butuh penjelasan lebih detail karena memungkinkan peneliti untuk memahami alasan di balik jawaban responden secara langsung, sehingga sangat sesuai digunakan dalam penelitian eksploratif.
PopSurvey by Populix sebagai Solusi Kuesioner Online
Bagi peneliti yang merasa kesulitan dalam mendapatkan data penelitian kuantitatif, PopSurvey by Populix bisa dijadikan solusi praktis untuk mahasiswa, peneliti, maupun perusahaan dalam membuat dan menyebarkan kuesioner secara online.
Segera manfaatkan platform PopSurvey by Populix agar Anda bisa mengakses langsung ke responden sesuai kebutuhan serta mengumpulkan data primer yang valid dan cepat.

Baca juga: 5 Tips Mendapat Responden Penelitian Lewat Survey Berbayar
IDN
ENG