Behavior Konsumen Berbelanja, Pilih Online atau Offline?
Vania Kartika Artanti

Behavior Konsumen Berbelanja, Pilih Online atau Offline?

2 tahun yang lalu 3 MENIT MEMBACA

Survei Populix mengenai impulsive buying menunjukkan bahwa preferensi masyarakat saat ini lebih condong belanja secara online. Namun, behavior konsumen berbelanja secara offline juga masih sama dan tidak berkurang, mengapa?

behavior konsumen berbelanja
Source: Survei Populix 2023

Meskipun preferensi berbelanja saat ini cenderung beralih ke belanja online, perilaku orang dalam berbelanja offline tetap relevan dan tidak berkurang. Ini disebabkan adanya perasaan bahwa melihat langsung produk sebelum membelinya adalah suatu keharusan.

Meskipun kenyamanan yang ditawarkan oleh platform belanja online sangat disukai konsumen, masih banyak konsumen lainnya yang percaya bahwa pengalaman melihat dan menyentuh produk secara langsung dapat memberikan kejelasan dan kepuasan yang tidak dapat ditemukan dalam dunia belanja online.

Selain itu, keengganan untuk berbelanja secara online juga bisa berasal dari kekhawatiran terkait pengiriman. Konsumen mungkin khawatir bahwa produk yang dipesan secara online dapat rusak atau hilang selama proses pengiriman. Dengan berbelanja langsung di toko, mereka dapat menghindari risiko ini dan memastikan bahwa produk yang mereka beli dalam kondisi yang baik.

Dengan kata lain, sementara belanja online memberikan kemudahan dan aksesibilitas yang sangat disukai oleh konsumen, masih ada nilai tambah lainnya yang dibutuhkan dan hanya bisa disediakan oleh pengalaman belanja offline yang mencakup aspek interaksi langsung dengan produk serta berbagai risiko ketidakpastian terkait pengiriman.

Baca juga: Potensi Trend Pergerakan Pasar Kripto di Indonesia Tahun 2023

Online vs Offline

Meskipun demikian, preferensi terhadap belanja online utamanya dipengaruhi oleh faktor harga dan promosi. Dibandingkan dengan belanja offline, promosi dalam belanja online cenderung lebih masif, terutama dengan keberadaan e-commerce yang memudahkan para pembeli.

Keberagaman penawaran dan kemudahan aksesibilitas promosi online membuatnya lebih menarik bagi konsumen. E-commerce menyediakan platform yang memungkinkan penjual untuk secara agresif memasarkan produk mereka dengan berbagai diskon, promo, dan penawaran khusus, yang mungkin sulit ditemui dalam pengalaman belanja konvensional. Sehingga, meskipun aspek melihat langsung produk masih penting, nilai ekonomis dan keuntungan promosi menjadi faktor utama yang mendorong preferensi belanja online.

Sebagai bahan analisis kita bisa lihat bahwa konsumen cukup antusias selama masa minggu promosi yang dengan gencar dilakukan oleh e-commerce, dengan alasan adanya gratis pengiriman yang diberikan serta potongan harga yang didapatkan.

behavior konsumen berbelanja
Source: Survei Populix 2023

Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun online shopping mengalami pertumbuhan pesat, kebiasaan lama masyarakat terkait offline shopping tetap memiliki tempat yang signifikan.

Masyarakat cenderung mempertahankan keseimbangan antara kenyamanan dan kepraktisan belanja online dengan pengalaman langsung dan kejelasan produk dalam belanja offline.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa meskipun behavior konsumen berbelanja pergeseran ke arah online shopping terjadi, tetapi belanja offline yang telah menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat tidak akan menghilang sepenuhnya.

riset pasar Populix

Baca juga: Second-Hand Clothing, A Trend That Has a Positive Effect

Tags:
Artikel Terkait
Transparansi: Definisi, Manfaat, Contoh pada Penelitian
Transparansi bukan lagi sebuah istilah yang asing bagi kita. Menurut penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), transparansi adalah keadaan nyata, jelas, jernih. Transparansi sering dikaitkan dengan beberapa aspek, tak terkecuali penelitian. Keberadaan transparansi dalam penelitian sangatlah penting, karena untuk menjaga kejelasan dan akuntabilitas dalam prosesnya. Apa Itu Transparansi Penelitian? Mengutip laman The University of Manchester, […]
Nadiem Makarim: Kenaikan UKT Hanya untuk Mahasiswa Baru
Masalah kenaikan UKT sedang menjadi sorotan publik. Persoalan ini bahkan memicu aksi protes mahasiswa di sejumlah Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Para mahasiswa menganggap bahwa kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) ini terlalu mahal dan tidak rasional, bahkan ada yang mengalami kenaikan UKT hingga lima kali lipat. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim […]
Why Impact Evaluation Matters for NGOs in Southeast Asia?
In today’s data-driven world, impact evaluation has become a vital tool for NGOs and social organizations across Southeast Asia (SEA).  No longer just a technical or academic exercise, it’s now the foundation of credibility, funding, and trust. From Indonesia to Singapore, Malaysia, Vietnam, Thailand, and the Philippines, NGOs are expected to show not only what […]