Critical Thinking: Pengertian, Manfaat, Contoh & Caranya
Populix

Critical Thinking: Pengertian, Manfaat, Contoh & Caranya

1 tahun yang lalu 7 MENIT MEMBACA

Critical thinking adalah salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh setiap orang agar dapat membuat keputusan dengan lebih baik.

Seseorang yang menguasai soft skill ini biasanya mampu mengambil tindakan, menerima informasi, dan memecahkan masalah secara cermat dalam segala situasi.

Namun, perlu diketahui jika setiap orang memiliki kemampuan berpikir yang beragam. Hal ini dikenal dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang.

Nah, jika Anda ingin mengembangkan kemampuan berpikir kritis, yuk pahami pengertian critical thinking hingga langkah-langkahnya di artikel berikut. Check it out!

Apa Itu Critical Thinking?

Dalam Bahasa Indonesia, arti critical thinking adalah berpikir kritis atau dimaknai sebagai pola pikir seseorang agar tidak menerima informasi secara mentah-mentah.

Critical thinking adalah sebuah kemampuan seseorang untuk berpikir secara rasional terhadap sesuatu yang harus dipercaya atau sebelum melakukan suatu tindakan.

Jika dijabarkan lebih luas, critical thinking artinya sebuah kemampuan untuk berfikir secara mendalam, menghubungkan ide dengan pemikiran logika sehingga memperoleh keputusan yang terbaik. 

Seseorang yang memiliki pola pikir kritis tidak hanya berfokus pada gagasan yang dipikirkan saja, namun juga akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan sehingga menimbulkan solusi baru. 

Secara tidak langsung, critical thinking akan membuat Anda untuk melakukan identifikasi, membuat argumentasi, dan menyelesaikan masalah dengan baik.

Manfaat Critical Thinking

Critical thinking adalah kemampuan yang bisa membantu untuk meningkatkan proses kerja dan juga menumbuhkan intuisi sosial.

Selain itu, terdapat beberapa manfaat critical thinking lainnya yang bisa Anda peroleh saat menerapkannya di lingkungan pekerjaan, di antaranya:

1. Mempercepat Proses Penyesuaian Diri 

Seseorang yang menguasai kemampuan critical thinking akan lebih mudah menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru. 

Seorang karyawan yang mampu berpikir kritis akan lebih mudah melakukan analisis informasi, mengintegrasikan pengetahuan, hingga memecahkan masalah. 

Baca juga: Memahami Growth Mindset: Pengertian, Manfaat & Penerapannya 

2. Kemampuan yang Selalu Dibutuhkan

Critical thinking adalah kemampuan yang sangat penting dan selalu dibutuhkan, terlepas dari apapun profesi Anda. 

Kemampuan ini tidak terbatas pada bidang subjek tertentu dan merupakan aset menjanjikan untuk mengembangkan karir yang lebih baik. 

3. Tidak Mudah Ditipu

Critical thinking adalah kemampuan yang membuat Anda dapat berpikir secara logis, rasional, dan beralasan. 

Setiap fakta yang diambil adalah berdasarkan analisis mendalam terhadap fenomena di masyarakat. 

Hal ini yang membuat seseorang dengan pemikiran kritis tidak mudah tertipu oleh berbagai modus orang lain.

Dengan kemampuan berpikir kritis, Anda akan lebih selektif dalam mengolah sebuah informasi dan tidak akan mudah mempercayai sesuatu sebelum melakukan analisis secara logis. 

4. Meningkatkan Kerjasama Tim

Seseorang yang memiliki pikiran terbuka, tidak kaku, dan bisa menerima pendapat orang lain akan lebih dihargai oleh rekan kerjanya. 

Anda akan dianggap sebagai rekan kerja yang baik apabila dapat menerima pendapat orang lain dengan pikiran terbuka. 

Nah, jika hubungan antara pegawai terjalin dengan baik, maka secara otomatis lingkungan pekerjaan akan lebih produktif dan dapat meningkatkan kerjasama tim secara kondusif. 

5. Meningkatkan Kreativitas

Untuk menghasilkan solusi kreatif dalam sebuah permasalahan yang terjadi di lingkungan pekerjaan, tidak hanya dibutuhkan ide baru.

Namun, pegawai juga dituntut untuk memperhatikan detail lainnya seperti relevansi dan manfaat ide tersebut terhadap tugas yang sedang dijalankan.

Dalam hal ini, kemampuan berpikir kritis akan sangat berperan untuk melakukan evaluasi terhadap ide baru, memilih yang paling tepat, serta melakukan modifikasi jika diperlukan.

Baca juga: Pengertian Creative Thinking dan Tips Melatih Kemampuannya

Contoh Critical Thinking

Untuk memahami pentingnya critical thinking, Anda perlu mengetahui apa saja penerapannya yang ada di sekitar. 

Berikut beberapa contoh critical thinking dalam kehidupan sehari-hari. 

1. Kemampuan Analisis yang Tinggi

Contoh critical thinking yang pertama adalah memiliki kemampuan analisis tinggi.

Seseorang dengan pemikiran kritis dapat menemukan ide baru dan melakukan evaluasi mendalam terhadap suatu masalah.

Hal ini tentu sangat diperlukan saat berada dalam kondisi yang mengharuskan untuk membuat keputusan dengan cepat. 

2. Responsif

Critical thinking adalah pola pikir yang membuat seseorang mampu menanggapi sesuatu secara cepat atau responsif.

Kemampuan ini sangat dibutuhkan pada masa seperti saat ini, setiap pekerja akan dituntut untuk mampu beradaptasi dengan lingkungannya secara cepat. 

3. Meninjau Masalah

Poin terakhir dari contoh critical thinking adalah melakukan observasi atau mengamati suatu permasalahan. 

Kemampuan berpikir kritis yang tinggi akan membuat seseorang menjadi rasional dan logis, sehingga selalu memiliki alasan atas segala tindakan serta keputusannya. 

Baca juga: Mengenal Metode Problem Solving, Cara Meningkatkan & Contoh 

Cara Membentuk Critical Thinking

Critical thinking adalah kemampuan yang harus dikembangkan dan diterapkan secara intensif dalam kehidupan sehari-hari. 

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membentuk critical thinking, di antaranya:

1. Mengenali Masalah 

Tahap pertama dari membentuk critical thinking adalah mengidentifikasi masalah yang ada di sekitar Anda. 

Biasanya, masalah muncul disebabkan oleh beberapa faktor, seperti psikologis, lingkungan sekitar, maupun orang-orang yang ada di antara Anda.

Untuk dapat mengidentifikasi sebuah masalah, Anda perlu memahami apa penyebab kemunculannya dan dampak yang akan ditimbulkan.

Anda juga harus bisa memposisikan diri sebagai apa dalam permasalahan tersebut.

2. Menentukan Skala Prioritas

Setiap orang tentu memiliki masalah dalam hidupnya, jika Anda ingin membentuk critical thinking, maka perlu untuk menentukan skala prioritas dari permasalahan yang ada. 

Tentukan mana masalah paling mendesak dan perlu segera diselesaikan, serta yang masih bisa ditangguhkan. 

Misalnya, beberapa masalah yang mungkin Anda hadapi adalah membeli rumah untuk orang tua, merencanakan dana pensiun, menabung untuk pendidikan anak, dan lain sebagainya.

Dengan menentukan skala prioritas secara jelas, Anda bisa menentukan mana target yang perlu dicapai terlebih dahulu.

3. Mengumpulkan Informasi

Setelah mampu menentukan skala prioritas, langkah selanjutnya untuk melakukan critical thinking adalah mengumpulkan informasi dan melakukan analisis. 

Jangan membatasi pengetahuan Anda dan cari informasi sebanyak-banyaknya di bidang yang sedang diprioritaskan. 

Anda bisa menggali informasi dari beberapa sumber, seperti jurnal, literatur, buku, studi lapangan, pengalaman orang lain, dan sebagainya. 

Semakin banyak informasi yang diperoleh, maka akan banyak pengetahuan untuk mengembangkan pemikiran Anda.

4. Mendengarkan Persepsi Orang Lain

Pada suatu kondisi, seringkali terdapat berbagai pendapat yang muncul dari orang di sekitar Anda. 

Dalam menghadapi hal tersebut, sebaiknya Anda tidak langsung percaya dan menerima informasi itu tanpa melakukan analisis terlebih dahulu.

Anda perlu meninjau informasi tersebut dan membandingkan dengan berbagai sumber agar tidak salah dalam menerima persepsi orang lain.

Baca juga: Manajemen Waktu: Pengertian, Manfaat, Tips Agar Efektif 

5. Melakukan Analisis Data

Biasakan untuk melakukan analisis data yang Anda peroleh dan pastikan informasi tersebut dapat dipertanggungjawabkan. 

Bandingkan data yang Anda peroleh dengan berbagai sumber yang sudah ada agar semakin akurat dan valid. 

6. Mengambil Keputusan

Langkah terakhir yang perlu dilakukan untuk membentuk critical thinking adalah mengambil keputusan. 

Keputusan yang baik harus ditentukan berdasarkan lima tahapan di atas dan perlu diingat bahwa dengan memiliki critical thinking, Anda dapat membantu orang lain dalam menyelesaikan masalah mereka. 

Namun, jangan lupa untuk selalu mengingat di mana posisi Anda agar tidak terkesan terlalu ikut campur.

Perbedaan Critical Thinking dan Analytical Thinking

Meskipun sering dianggap sama, analytical thinking dan critical thinking adalah dua hal yang berbeda.

Berikut ini perbedaan antara critical thinking dan analytical thinking.

1. Tujuan

Analytical thinking sangat bermanfaat untuk menemukan solusi masalah yang kompleks dan menganalisis situasi.

Seseorang dapat menggunakan kemampuan ini dalam melakukan brainstorming ide-ide baru.

Sedangkan critical thinking cenderung lebih efektif dan bermanfaat untuk membantu seseorang mempertahankan argumen yang mendukung sudut pandang tertentu.

2. Penggunaan Fakta

Analytical thinking dan critical thinking adalah gaya berfikir yang mengutamakan kebenaran fakta untuk membantu mengevaluasi informasi.

Namun, cara penggunaan fakta tersebut berbeda. Analytical thinking cenderung menggunakan informasi untuk mendukung bukti.

Sedangkan critical thinking mengandalkan fakta untuk membantu mereka menyusun opini dan menentukan apakah ide tersebut masuk akal.

3. Proses Berpikir

Perbedaan terakhir antara analytical thinking dan critical thinking adalah berdasarkan arah yang digunakan individu untuk berpikir tentang sebuah informasi.

Analytical thinking lebih terfokus pada permasalahan, sedangkan critical thinking akan menganalisis mendalam untuk menemukan hubungannya secara mendetail.

Seseorang yang menerapkan analytical thinking cenderung berpindah dari satu pemikiran ke permasalahan lainnya secara lurus. 

Sedangkan critical thinking akan menganalisis secara terus-menerus hingga menemukan kesimpulan yang paling tepat.

Itu dia penjelasan tentang arti critical thinking, manfaat, contoh, cara membentuk, dan perbedaannya dengan analytical thinking.

Critical thinking adalah kemampuan yang sangat diperlukan oleh semua orang, baik dalam lingkup pekerjaan maupun di kehidupan pribadi.

Menerapkan critical thinking akan membuat Anda bisa membuat keputusan dengan lebih cermat dan menghindari risiko buruk yang dapat terjadi. 

Semoga informasinya bermanfaat! Temukan artikel lainnya seputar pengembangan bisnis dan strategi pemasaran hanya di Populix.

Baca juga: Etos Kerja: Pengertian, Manfaat hingga Cara Menumbuhkannya

Artikel Terkait
10 Contoh UMKM Paling Banyak Diminati di Indonesia!
Beberapa gambaran atau contoh UMKM yang sukses telah berhasil membuat banyak orang mulai tertarik untuk menekuni usaha ini.  Ditambah lagi sistem operasionalnya mudah atau tidak serumit manajemen perusahaan berskala besar, tentu menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, hanya dengan modal yang relatif kecil saja, UMKM sudah bisa mulai dijalankan. Karena itulah, semua orang bisa mengembangkan […]
Populix
10 Mar 2023
Pahami Apa itu Internet of Things (IoT), Manfaat dan Cara Kerja
Seiring berjalannya waktu, inovasi teknologi semakin pesat berkembang. Bahkan kini merambah ke peralatan sehari-hari. Semua sistem ini disebut dengan IoT. Sederhananya, Internet of Things adalah teknologi yang diciptakan untuk memudahkan manusia dalam mengendalikan perangkat atau membuat sebuah mesin dapat bekerja secara otomatis. IoT adalah hal yang penting untuk diketahui. Oleh karenanya, yuk pahami apa itu […]
Apa itu Quarter Life Crisis, Penyebab dan Cara Menghadapinya
Apakah saat ini Anda merasa galau, khawatir, ragu terhadap kemampuan diri, atau bingung menentukan arah hidup? Hal itu menandakan Anda sedang berada di fase quarter life crisis. Quarter life crisis adalah fenomena yang sering terjadi pada orang di usia 20 hingga 30 tahun. Adapun penyebabnya bisa beragam, mulai dari tekanan melihat pencapaian orang lain, menjalani […]