Mengenal Istilah Fast Fashion dan Dampaknya bagi Kehidupan
Populix

Mengenal Istilah Fast Fashion dan Dampaknya bagi Kehidupan

3 tahun yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Tak banyak disadari, fast fashion adalah salah satu sisi gelap di balik glamornya sektor industri fesyen. Hal ini sejalan dengan pengertian fast fashion, yaitu sebuah istilah untuk menyebut industri tekstil yang terus memproduksi berbagai model busana dalam waktu singkat dengan menggunakan bahan baku berkualitas buruk sehingga tidak tahan lama.

Lalu, mengapa fast fashion disebut sebagai salah satu sisi gelap? Apa sebenarnya dampak fast fashion? Temukan jawaban selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Apa itu Fast Fashion?

Fast fashion adalah istilah dalam industri tekstil yang berfokus pada produksi pakaian dengan mengutamakan kebaruan model dalam waktu singkat serta jumlah sebanyak mungkin. Produsen akan lebih berfokus untuk mengikuti perkembangan tren tanpa memperhatikan bahan baku maupun dampak ke depannya.

Fast fashion adalah salah satu penghasil limbah yang merusak lingkungan, seperti polusi air akibat zat pewarna tekstil, emisi rumah kaca pemicu pemanasan global, serta pencemaran tanah akibat terlalu banyak sisa bahan buangan.

Perbedaan Fast Fashion dan Slow Fashion

Sebagaimana diketahui di atas, fast fashion adalah produksi tekstil yang mengutamakan kualitas dan kecepatan produksi. Sebaliknya, dikenal pula slow fashion, industri busana dengan menekankan mutu serta pemakaian tahan lama.

Perbedaan slow fashion dari fast fashion adalah sebagai berikut.

1. Daya Tahan

Busana hasil produksi slow fashion umumnya lebih tahan lama karena dibuat dengan bahan berkualitas unggul dan perancangan matang.

2. Memperhatikan Kelestarian Lingkungan

Umumnya, perusahaan yang menggunakan teknik slow fashion telah berkomitmen untuk turut serta mewujudkan zero waste sehingga memiliki mekanisme pengolahan limbah yang mumpuni.

3. Tenaga Kerja Handal

Tenaga kerja di industri slow fashion lebih terlatih dan profesional guna menghasilkan rancangan yang unik dan tidak ketinggalan zaman.

4. Modelnya yang Tak Pernah Ketinggalan Zaman

Perancangan model busana slow fashion umumnya dilakukan oleh desainer handal dengan berbagai macam pertimbangan. Akibatnya, pakaian yang diproduksi akan tetap modis meskipun dipakai selama bertahun-tahun.

Sejarah Fast Fashion

Fast fashion adalah metode produksi yang baru dikenal setelah adanya revolusi industri. Sebelum masa ini tiba, pada tahun 1960-an, tren berbusana disesuaikan dengan empat musim, yakni gugur, semi, dingin, dan panas, Jadi, desainer akan bekerja hingga berbulan-bulan guna merancang pakaian.

Selain itu, fashion merupakan hal mewah yang hanya digunakan oleh kalangan kelas atas karena harganya sangat mahal. Tanpa adanya mesin jahit, desainer akan menjahit kain-kain kualitas terbaik secara manual. Jadi, penjahitannya saja sudah memakan waktu sangat lama.

Fast fashion adalah suatu konsep yang baru dikenal ketika dunia memasuki revolusi industri pertama, yakni pada tahun 1980-an. Kala itu, penemuan mesin jahit memicu produksi pakaian sebanyak mungkin dalam waktu cepat. Akibatnya, produsen berfokus pada kuantitas agar mampu menjual sebanyak mungkin dan meraup keuntungan yang besar.

Dari sinilah fashion mulai menjangkau seluruh kalangan. Terlebih produsen mulai menjual berbagai pakaian tiruan bermodel seperti merek-merek ternama dengan harga murah. Mereka tak lagi memperhatikan kualitas bahan baku sehingga overproduction ini berdampak buruk pada lingkungan.

Baca juga: Apa itu Brand Equity? Manfaat, Contoh, dan Cara Membangunnya

Ciri-Ciri Fast Fashion

Fast fashion adalah suatu konsep produksi busana yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Harganya Murah

Ciri produk fast fashion di Indonesia yakni harganya tergolong murah karena mengesampingkan kualitas bahan baku. Selain itu, modelnya pun seringkali mencontoh merek ternama namun dengan target pasar kaum menengah ke bawah. Jadi, sudah tentu produknya dibanderol harga jauh lebih terjangkau.

2. Modelnya Hanya Nge-trend Sesaat

Biasanya, contoh fast fashion adalah modelnya yang selalu berubah-ubah mengikuti trend terbaru. Akibatnya, konsumen akan berhenti mengenakannya ketika dianggap sudah ketinggalan zaman.

3. Berganti Model dalam Waktu Singkat

Produsen fast fashion biasanya akan mengganti model busana terus-menerus mengikuti model terbaru tanpa memberikan karakter tersendiri bagi produknya.

4. Tidak Tahan Lama

Ciri berikutnya yakni rendahnya kualitas bahan membuat pakaian fast fashion menjadi tidak tahan lama dan cenderung mudah rusak.

5. Banyak Diproduksi di Negara Berkembang

Tempat dimana Anda akan menemukan banyak industri fast fashion adalah di negara-negara berkembang. Hal ini karena banyaknya kalangan menengah ke bawah yang ingin mengikuti trend busana terbaru.

Dampak Fast Fashion

Beberapa dampak fast fashion adalah sebagai berikut.

1. Menimbulkan Gaya Hidup Konsumerisme

Fast fashion adalah salah satu faktor pemborosan dan konsumerisme karena konsumen akan berfokus pada tren sesaat. Mereka biasanya terdorong untuk membeli pakaian model terbaru dibanding memenuhi kebutuhan hidup lainnya.

2. Over-working pada Pekerja Industri

Karena perusahaan terdorong untuk memproduksi pakaian sebanyak mungkin dalam waktu singkat, seringkali pekerjanya harus bekerja melebihi jam kerja dengan upah lebih kecil.

3. Pencemaran Lingkungan

Fast fashion adalah salah satu penyumbang limbah terbesar karena menghasilkan buangan berupa pewarna tekstil, serat mikro, sisa kain, dan sebagainya. Hal itulah yang memicu pencemaran air, penurunan kualitas tanah, serta berbagai masalah lingkungan lainnya.

4. Penurunan Populasi Hewan

Selain beberapa dampak di atas, fast fashion adalah salah satu industri yang memicu penurunan populasi hewan akibat perburuan liar guna diambil kulit atau bulunya sebagai bahan pakaian.

Itulah ulasan seputar pengertian fast fashion, sejarah, ciri-ciri, hingga dampaknya bagi kehidupan. Semoga dengan membaca artikel ini, Anda bisa semakin bijak dalam menggunakan produk busana, ya. Jika Anda merupakan perancang busana, coba cari tahu trend fesyen seperti apa yang sedang tren dengan survei dari Populix. Gabung sekarang juga!

Baca juga: 15 Ide Bisnis Modal Kecil Untung Besar yang Pasti Laris!

Artikel Terkait
Pengertian PDCA (Plan Do Check Act), Fase dan Plus Minusnya
Dalam dunia bisnis maupun perusahaan, Plan Do Check Act atau PDCA adalah metode penyelesaian sekaligus pemecah suatu masalah hingga pengendalian kualitas. Metode ini dilakukan melalui 4 tahap secara berulang. Metode berikut diterapkan oleh suatu perusahaan agar setiap elemennya saling melengkapi satu sama lain. Nah, pada artikel kali ini, Populix akan menjelaskan secara tuntas terkait apa […]
Tabulasi Silang: Definisi, Manfaat, hingga Contoh
Tahukah Anda apa itu tabulasi silang atau cross-tabulation? Tabulasi silang adalah jenis teknik analisis statistik pada proses penelitian untuk mengidentifikasi hubungan yang mungkin ada di antara variabel-variabel kategori. Teknik analisis ini biasanya digunakan dalam penelitian dengan metode pengumpulan data survei. Pun sering digunakan untuk menganalisis skala pengukuran nominal. Apa Itu Tabulasi Silang? Melansir laman Qualtrics, […]
10 Cara Meningkatkan Retensi Pelanggan, Pebisnis Wajib Tahu!
Retensi pelanggan adalah metrik yang mengukur loyalitas pelanggan, atau kemampuan organisasi untuk mempertahankan pelanggannya dari waktu ke waktu. Setiap bisnis perlu memahami cara meningkatkan retensi pelanggan. Selain mengidentifikasi jumlah pelanggan setia, retensi pelanggan atau customer retention pun dapat mencerminkan atau memprediksi kepuasan pelanggan, perilaku pembelian kembali, keterlibatan pelanggan, dan ikatan emosional terhadap suatu merek. Fokus […]