Di dalam dunia bisnis, growth hacking adalah salah satu strategi marketing yang cukup sering diterapkan pada bisnis-bisnis rintisan seperti startup.
Pasalnya, strategi ini dapat membantu bisnis untuk melakukan scale up lebih cepat tanpa modal yang terlalu banyak.
Nah, jika Anda memiliki bisnis rintisan dan ingin mencoba mengaplikasikan growth hacking, Populix telah merangkum dengan rinci strategi beserta contohnya di artikel ini. Jadi, simak sampai habis ya!
Apa itu Growth Hacking?
Growth hacking adalah sebuah teknik marketing yang berbasis kemampuan berpikir analitis, kreativitas, dan metrik sosial untuk mendapatkan publikasi dengan tujuan menjual produk.
Istilah ini pertama kali disebutkan oleh CEO dan founder dari GrowthHackers yang bernama Sean Ellis.
Menurutnya, fungsi growth hacking adalah untuk melakukan promosi yang berfokus pada pertumbuhan atau growth.
Selain itu, dalam pengaplikasiannya, growth marketing strategy memperlihatkan hasil yang cenderung cepat tanpa memerlukan banyak pengeluaran.
Ini menjadi salah satu alasan mengapa growth hacking mampu mengatasi masalah modal yang dialami oleh usaha-usaha rintisan seperti startup.
Funnel Growth Hacking
Agar bisa berjalan sukses, dalam penerapannya, terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Acquisition
Tahapan pertama dalam teknik growth hacking adalah acquisition. Ini merupakan kontak awal antara merek, website atau produk dengan pelanggan.
Tahapan growth hacking funnel ini penting karena dapat membantu kita mengetahui apakah para pelanggan bisa tertarik dengan bisnis Anda atau tidak.
Oleh karena itu, agar tahapan ini bisa berjalan secara optimal, brand awareness produk sebaiknya ditingkatkan.
Salah satu caranya adalah dengan memfokuskan promosi pada targeted platform yang memang sering digunakan oleh calon konsumen.
Misalnya, jika bisnis Anda memiliki target pasar generasi Z, maka coba cari media sosial yang digunakan oleh mayoritas dari mereka. Misalnya TikTok atau Instagram.
Baca juga: 8 Cara Memulai Bisnis Startup, Simak Tipsnya untuk Pemula!
2. Activation
Langkah selanjutnya dalam upaya optimasi teknik growth hacking adalah activation.
Di sini, para konsumen bukan lagi hanya mengetahui produk Anda, tapi sudah mulai menggunakannya.
Contoh activation adalah ketika Anda sudah bisa mengubah followers atau subscribers sebagai pelanggan.
Jika sudah memiliki pelanggan, Anda dapat mulai mengirimkan e-mail ke customer guna mengingatkan mereka tentang produk-produk atau layanan yang dimiliki.
Pada tahapan ini, customer juga akan mulai melihat nilai dari produk yang ditawarkan dan memutuskan untuk melanjutkan menggunakannya atau tidak.
3. Retention
Setelah activation, langkah selanjutnya dalam growth hacking adalah retention.
Di tahapan ini, Anda harus dapat memastikan bahwa pelanggan yang telah didapatkan bisa menjadi reguler customer.
Dalam kata lain, buat customer untuk mau terus menerus menggunakan produk atau layanan Anda seterusnya.
Namun, bagaimana caranya? Nah sebenarnya, ada beberapa hal yang bisa Anda coba.
Misalnya seperti memberikan mereka promosi terbatas seperti gratis ongkos kirim, diskon tambahan atau bonus lainnya di pembelian selanjutnya.
Cara lainnya adalah mengirimkan e-mail ucapan terima kasih setelah customer membeli produk sebagai bentuk apresiasi atau voucher khusus saat mereka berulang tahun.
4. Referral
Di dalam funnel strategi growth hacking, referral berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan organik dari sebuah brand. Referral ini dapat disebut juga dengan strategi word of mouth.
Strategi ini cukup efektif dalam meningkatkan bisnis Anda secara cepat.
Pasalnya, kebanyakan orang akan lebih mudah percaya ketika mendapatkan rekomendasi atau saran dari orang terdekat dalam memilih sebuah produk.
Baca juga: Pengertian Free Ongkir, Syarat, dan Strateginya untuk Bisnis
5. Revenue
Selanjutnya, langkah terakhir sekaligus tujuan utama dalam funnel growth hacking adalah revenue.
Jika tahap-tahap sebelumnya bisa dilakukan dengan baik dan berjalan lancar, maka Anda akan mendapatkan revenue.
Sayangnya, tidak banyak startup yang mampu bertahan hingga tahap ini.
Nah, supaya Anda tidak mengalaminya, ada beberapa tips yang bisa dicoba.
- Temukan model bisnis yang menguntungkan
- Jangan terlalu fokus pada akuisisi konsumen baru.
- Pertahankan pelanggan tetap.
- Tawarkan paket subscription tahunan. Dengan begini, konsumen akan membayar di muka dan uang tersebut dapat digunakan sebagai pegangan untuk mengembangkan startup.
Contoh Brand yang Menggunakan Growth Hacking
Dalam praktiknya, strategi growth hacking telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan ternama terlebih dahulu.
Beberapa contohnya seperti AirBnB, Gmail dan Bukalapak. Selengkapnya, simak uraian berikut ini!
1. AirBnB
Contoh bisnis pertama yang menggunakan strategi growth hacking adalah AirBnB.
Bisnis ini menawarkan layanan informasi penginapan murah di berbagai sudut kota.
Di awal pembentukannya, mereka mencoba memasangkan iklan di Craiglist.org karena menyadari bahwa banyak orang yang mencari penginapan melalui situs tersebut.
Dalam kata lain, mereka mengambil keuntungan dari Craiglist untuk mendapatkan pengguna dengan lebih mudah dan efektif.
Baca juga: Mudah! Ini Dia Cara Memulai Bisnis Dari Nol Tanpa Modal
2. Gmail
Sebelum se-booming sekarang, dulu Gmail juga merupakan salah satu bisnis yang menggunakan strategi growth hacking.
Mereka memanfaatkan sistem undangan untuk memperluas penggunanya.
Sebab, waktu itu Gmail tidak bisa diakses secara langsung. Diperlukan undangan dari orang lain untuk mengaksesnya.
Alhasil, banyak orang yang merasa FOMO dan akhirnya berbondong-bondong mencari cara untuk mendapatkan undangan tersebut.
3. Bukalapak
Contoh brand selanjutnya yang mengaplikasikan growth hacking adalah Bukalapak. Awalnya, startup ini berdiri dengan modal kecil dan bahkan tanpa produk.
Mereka hanya menyediakan lapak dagang digital bagi para pemilik usaha yang ingin menjual produknya.
Kini, Bukalapak telah menjadi salah satu layanan marketplace yang berhasil meraih predikat perusahaan unicorn di Indonesia.
Strategi Growth Hacking untuk Membangun Bisnis
Setelah membicarakan tentang beberapa tahapan dan contohnya, kini kita akan membahas strategi yang dapat digunakan dalam aplikasi growth hacking. Berikut ini penjelasannya.
1. Gunakan Marketing Afiliasi
Strategi pertama dalam aplikasi growth hacking adalah menggunakan marketing afiliasi.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, afiliasi dapat membantu bisnis mendapatkan konversi leads lebih cepat.
Sebab, rekomendasi dari keluarga atau teman jauh lebih mudah dipercaya.
Selain itu, strategi ini juga termasuk cost-effective alias tidak memerlukan banyak biaya.
2. Perluas Networking
Ketika membangun bisnis, memperluas networking atau relasi adalah hal yang harus dilakukan.
Mengenali banyak orang yang sudah berpengalaman di bidangnya akan membuat Anda semakin berkembang.
Selain itu, dengan jaringan yang luas, Anda dapat memiliki kesempatan untuk mempromosikan bisnis ke pasar dan dikenal oleh masyarakat luas.
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Penjualan dalam Bisnis Agar Omset Naik!
3. Buat Website
Strategi ketiga dalam aplikasi growth hacking adalah membuat website.
Di dalam sebuah bisnis, website berperan sebagai rumah digital bagi usaha Anda.
Jadi, pastikan bahwa website Anda memiliki tampilan yang menarik, navigasi yang mudah dan mencerminkan value brand.
4. Gunakan Social Media
Media sosial memang merupakan sebuah platform yang banyak digunakan untuk mempromosikan atau berinteraksi dengan konsumen.
Akan tetapi, untuk bisa berjaya di platform ini, diperlukan komitmen dan edukasi.
Dibutuhkan juga analisis yang tepat agar konten bisa sampai ke target konsumen.
5. Dapatkan Media Mention
Strategi growth hacking yang selanjutnya adalah HARO atau Help A Reporter Out.
HARO merupakan sebuah layanan online yang membantu wartawan mendapatkan jawaban dari orang-orang yang ahli di bidangnya.
Sebagai sebuah platform, HARO dapat digunakan untuk mempromosikan sebuah bisnis atau startup secara halus.
Caranya, jawablah pertanyaan – pertanyaan terkait bisnis Anda secara informatif dan jelas, lalu beri rekomendasi ke brand yang ingin dipromosikan.
6. Kirim Bonus ke Pelanggan
Meskipun hanya sebuah freebies, namun manfaat yang diberikan dari sebuah bonus ini tidaklah main-main.
Di mata pelanggan, hal ini merupakan upaya penjual dalam memberikan apresiasi kepada mereka.
Bahkan, bonus juga bisa membuat mereka secara sukarela merekomendasikan produk ke lingkaran terdekatnya. Sehingga, hal ini juga dapat dijadikan sebagai cara menarik pelanggan baru.
Jadi, tidak hanya meninggalkan dampak positif bagi pelanggan lama, namun strategi ini juga dapat berpotensi menambah konsumen potensial baru.
7. Manfaatkan Tren
Strategi yang terakhir dalam aplikasi growth hacking adalah memanfaatkan tren.
Tetap up to date dengan tren terbaru akan membuat bisnis Anda lebih fresh, menjangkau audiens lebih luas dan mudah diingat.
Dengan begini, bukan hanya brand awareness saja yang akan meningkat, tapi juga jumlah penjualan.
Itulah pembahasan tentang apa itu growth hacking, funnel, strategi dan contohnya.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa growth hacking adalah sebuah strategi yang dapat digunakan untuk mempercepat proses pertumbuhan brand.
Nah, jadi bagaimana? Siap untuk menggunakan strategi growth hacking?
Akhir kata, jika Anda tertarik untuk mengetahui informasi lain seputar dunia bisnis, silakan berkunjung ke artikel kami di laman blog Populix.
Selamat mencoba dan semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga: 10 Cara Mengembangkan Usaha agar Menang dalam Persaingan