Apa Itu Konsumtif? Cari Tahu Contoh dan Dampaknya!
Populix

Apa Itu Konsumtif? Cari Tahu Contoh dan Dampaknya!

3 tahun yang lalu 8 MENIT MEMBACA

Konsumtif adalah kecenderungan untuk menghamburkan uang tanpa memikirkan tujuan dan manfaatnya. Dapat diperhatikan di situasi sekarang, masyarakat seakan tidak memperdulikan cara mengelola uang dengan baik karena maraknya online marketplace yang mendorong terjadinya transaksi digital secara rutin.

Perilaku konsumtif adalah perilaku yang berbahaya untuk dimiliki karena jika dilakukan dalam kurun waktu lama akan berdampak pada kondisi finansial pelakunya. Agar lebih paham tentang apa itu konsumtif, yuk simak artikel berikut!

Apa Itu Konsumtif?

Konsumtif adalah kegiatan menghamburkan uang tanpa rencana maupun tujuan yang matang. Definisi lain dari konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup serba mewah. Dapat diamati, di era digital saat ini, konsumtif adalah sebuah fenomena biasa, khususnya di kota-kota besar.

Menurut KBBI, konsumtif bersifat konsumsi, hanya memakai dan tidak menghasilkan sendiri. Sedangkan menurut Erich Fromm, social psychologist asal Jerman, pengertian konsumtif yaitu ketika seseorang memiliki barang yang didasarkan atas pertimbangan status sosial. Pernyataan ini sesuai dengan kenyataan bahwa perilaku konsumtif adalah gaya hidup berlebih.

Konsumtif adalah bentuk dari konsumerisme, ideologi yang membuat orang menggunakan sesuatu secara berlebihan. Selain itu, konsumtif adalah perilaku obsesi berlebihan pada kemewahan dan dapat merujuk pada kerugian finansial. Oleh karena itu, konsumtif adalah perilaku yang tidak boleh disepelekan.

Ciri-Ciri Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif adalah sikap yang destruktif. Pada dasarnya, keadaan finansial seseorang sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk mempersiapkan diri saat ada keadaan darurat. Maka dari itu, perilaku konsumtif adalah tingkah laku yang patut dihindari. Nah, bagaimana ciri-ciri perilaku konsumtif? Simak penjelasannya!

1. Membeli Barang dengan Impulsif

Sebagaimana perilaku konsumtif adalah kegiatan menghamburkan uang. Salah satu ciri-ciri perilaku konsumtif yaitu membeli barang dengan impulsif. Maksud dari impulsif adalah tindakan pembelian secara mendadak oleh seseorang tanpa memikirkan konsekuensinya.

Biasanya, perilaku konsumtif cenderung membeli barang secara berlebihan, khususnya ketika ada potongan harga. Pertimbangan yang melintas di pikiran seseorang dengan perilaku konsumtif adalah menarik atau tidaknya kemasan produk serta harga. Kedua pertimbangan tersebut dirasa cukup untuk melakukan pembelian tanpa perlu memikirkan manfaat dan tujuan barang tersebut.

2. Terlalu Mengikuti Tuntutan Sosial

Selain menjadi impulsif, perlu diingat bahwa perilaku konsumtif adalah gaya hidup serba mewah. Kebiasaan membeli barang yang tidak diperlukan erat kaitannya dengan mengikuti tuntutan sosial. Seseorang dengan tingkat konsumerisme memiliki rasa gengsi yang besar atas penampilan dirinya dan anggapan lingkungan sosial.

Maka dari itu, dapat dipahami bahwa konsumtif adalah aksi untuk menjaga simbol status sosial. Semakin banyak barang mahal yang dimiliki maka sifat keeksklusifan semakin tinggi sehingga menunjukkan letak kelas sosial seseorang.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Impulse Buying, Faktor Pemicu, dan Tipsnya

3. Terlalu Terikat Pada Unsur Konformitas

Poin terakhir dari ciri-ciri perilaku konsumtif adalah seseorang yang terlalu terikat pada unsur konformitas. Maksud dari unsur konformitas adalah pengaruh sosial saat seseorang mengubah sikap agar sesuai dengan norma sosial yang berlaku. 

Contohnya, jika ada seorang public figure terkenal di kalangan masyarakat, maka seorang dengan perilaku konsumtif akan mengikuti gaya artis tersebut. Mulai dari merek pakaian hingga gaya hidup yang dimiliki.

Penyebab Perilaku Konsumtif

Setelah mengetahui arti konsumtif, kini Anda juga perlu tahu penyebab perilaku konsumtif yaitu sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor internal yang dimaksud adalah beberapa aspek pada seseorang yang memicu gaya hidup konsumtif seperti motivasi, harga diri, kepribadian hingga konsep diri. Penjelasannya sebagai berikut:

  • Motivasi yang dimaksud adalah hal-hal seperti pemikiran atas standar tertentu. Standar ini mendorong seseorang untuk melakukan transaksi pembelian secara berlebihan.
  • Harga diri seseorang memiliki pengaruh kuat pada munculnya perilaku konsumtif. Jika seseorang memiliki harga diri rendah, maka akan lebih mudah untuk dipengaruhi.
  • Kepribadian menunjukkan tingkah laku seseorang dalam kesehariannya sehingga berpotensi untuk menciptakan perilaku konsumtif yang mudah untuk diamati.
  • Konsep diri memuat persepsi dan sikap orang pada dirinya sendiri. 

2. Faktor Eksternal

Berkaitan dengan lingkungan sosial, faktor eksternal erat kaitannya dengan keluarga, kebudayaan, tradisi serta kelas sosial. 

  • Keluarga sebagai kelompok terdekat dengan seseorang memiliki pengaruh penting untuk memberi panduan atau contoh dalam mengatur keuangan yang berdampak pada munculnya perilaku konsumtif. 
  • Kebudayaan membentuk perilaku seseorang sehingga dapat menjadi salah satu penyebab perilaku konsumtif.
  • Tradisi adalah hal-hal yang diwariskan oleh lingkungan sosial di masa lalu dan dijaga hingga sekarang. Tradisi secara tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku konsumtif seseorang.
  • Kelas sosial dapat dipahami sebagai tingkatan atas dasar kekayaan, pengaruh atau kuasa, kehormatan serta ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengelompokkan anggota masyarakat. Adanya kelas sosial memicu seseorang memiliki perilaku konsumtif demi mematuhi syarat masuk ke kelas sosial tertentu.

Dampak Negatif Dari Perilaku Konsumtif

Konsumtif adalah kegiatan pemborosan. Mengikuti tuntutan sosial yang tidak ada habisnya memotivasi seseorang untuk memiliki perilaku konsumtif. Lalu, apa saja dampak negatif dari perilaku konsumtif? Yuk simak!

1. Ketidakstabilan Kondisi Finansial

Konsumtif adalah perilaku yang tidak didasari pemikiran rasional. Tanpa perencanaan yang matang dan tujuan yang jelas, perilaku konsumtif adalah alasan utama dari kacaunya alokasi finansial seseorang. 

Seseorang yang konsumtif artinya rentan mengalami kesulitan finansial karena cenderung memprioritaskan hal-hal sepele. Hal ini menyebabkan berkurangnya dana darurat secara perlahan. Padahal, dana darurat perlu untuk dimiliki sebagai sumber keuangan dalam keadaan mendesak.

2. Inflasi

Tingginya tingkat konsumerisme berpengaruh pada nilai uang suatu negara. Arti konsumtif adalah melakukan transaksi pembelian secara terus menerus. Kegiatan ini berpengaruh pada banyaknya uang yang beredar sehingga mampu menyebabkan inflasi.

3. Kesenjangan Sosial

Mengincar kemewahan dan status sosial, konsumtif adalah salah satu faktor yang menciptakan klasifikasi sosial. Maka dari itu, dampak negatif dari perilaku konsumtif adalah semakin jelasnya kesenjangan sosial dalam lingkungan masyarakat.

Adanya kategori kelas berdasarkan barang, jumlah aset maupun gaya berpakaian didukung oleh perilaku konsumtif sehingga kesenjangan sosial menjadi hal yang tidak dapat dihindari.

Contoh Perilaku Konsumtif

Sebagai tambahan informasi, konsumtif adalah penggunaan barang yang tidak tuntas oleh seseorang. Nah, contoh perilaku konsumtif yang dapat Anda temui dalam kehidupan sehari-sehari yaitu sebagai berikut:

1. Menghabiskan Gaji Untuk Barang Trendi

Perilaku konsumtif ini sering terjadi pada kalangan pekerja yaitu menghabiskan gaji bulanan untuk berbelanja barang yang sebenarnya tidak diperlukan tapi sedang trendi. Siapa sangka bahwa dengan niat up to date dengan tren, seseorang telah mengaplikasikan perilaku konsumtif.

2. Me Time yang Berlebihan

Memiliki waktu untuk diri sendiri atau me time di kedai kopi atau restoran perlu dilakukan agar mendapatkan ketenangan pikiran. Namun, perlu digaris bawahi bahwa melakukan me time juga memiliki batasan waktu dan anggaran. Jadi, lebih baik Anda membagi waktu serta anggaran me time secukupnya sehingga kondisi finansial tetap stabil.

3. Rutin Membeli Barang Secara Online

Rutin membeli barang secara online adalah contoh konkret dari arti konsumtif. Di era digital ini, Anda hanya perlu membuka online marketplace yang dituju, mencari barang lalu membayar melalui mobile banking. Namun, ada baiknya pembelian melalui cara ini direncanakan terlebih dahulu sehingga tidak melebihi anggaran belanja.

4. Lebih Sering Membeli Produk Impor

Kegiatan pembelian produk impor saat ini sedang diminati oleh kalangan muda. Harga yang cenderung lebih murah membuat masyarakat membeli barang-barang tersebut secara berlebihan. Sebagai tambahan informasi, membeli produk impor secara berlebihan juga berdampak pada terjadinya inflasi.

Cara Mencegah Perilaku Konsumtif

Setelah mengetahui pengertian konsumtif hingga contoh perilakunya, kini Anda juga perlu mengetahui cara mencegah perilaku konsumtif, sebagai berikut:

1. Berhenti Mengikuti Tuntutan Sosial

Perlu Anda ketahui bahwa tuntutan sosial tidak akan pernah hilang dan akan selalu berubah seiring berjalannya waktu. Untuk menghindari perilaku konsumtif, salah satu caranya adalah berhenti mematuhi tuntutan sosial. Fokus pada kehidupan pribadi serta tidak memperdulikan tekanan sosial yang ada dapat menghindarkan Anda dari perilaku konsumtif.

2. Membeli Hanya Ketika Butuh

Aspek dasar dari konsumtif adalah belanja secara berlebihan. Maka dari itu, Anda perlu mengaplikasikan kebiasaan membeli sesuatu hanya saat benar-benar membutuhkannya. Dengan cara ini, Anda dapat mengetahui seberapa penting dan bergunanya barang tersebut sebelum membeli.

3. Menghitung Biaya Pengeluaran 

Untuk mencegah pengeluaran biaya yang berlebihan, Anda dapat membuat rancangan anggaran belanja. Dengan menghitung biaya pengeluaran sebelum berbelanja, Anda bisa menghemat uang. Cara ini akan menjaga tabungan Anda dari pengeluaran yang tidak diperlukan.

4. Memahami Kelemahan Diri Sendiri

Melakukan cara-cara di atas memang membantu untuk mencegah perilaku konsumtif. Namun, jika Anda belum menyadari kelemahan diri sendiri, maka akan sulit untuk melindungi diri dari pola pikir dan perilaku konsumtif. 

Oleh karena itu, ambil sedikit waktu Anda untuk memahami kelemahan diri sendiri. Contoh kelemahan yang dimaksud adalah hal apa yang menjadi pengeluaran terbesar Anda selama sebulan terakhir. Dengan melakukan identifikasi ini, Anda dapat lebih mudah mengatur keuangan.

5. Berusaha Untuk Berpikir Jangka Panjang

Memahami bahwa konsumtif adalah gaya hidup serba cepat, maka kemungkinan mengalami kesulitan finansial dalam jangka panjang akan sulit dihindari. Maksud dari gaya hidup serba cepat disini adalah gaya hidup yang didasari keadaan pada kurun waktu terkini.

Misalnya, ketika ada barang yang sedang marak dimiliki oleh masyarakat, Anda selalu ikut membeli barang tersebut untuk mengikuti tren. Tapi berkisar beberapa bulan saja, kecenderungan tersebut sudah kurang diminati, maka secara tidak langsung Anda telah mengeluarkan biaya yang besar untuk mengikuti euforia masyarakat bersifat sementara tersebut. 

Oleh karena itu, sebelum membeli barang trendi, penting bagi Anda untuk memahami bahwa tren akan terus berubah sehingga transaksi pembelian yang tidak diperlukan bisa dihindari.

Nah, sekarang Anda lebih paham kan tentang apa itu konsumtif hingga cara mencegahnya. Perlu diingat, walaupun sekarang transaksi digital sedang diminati oleh mayoritas masyarakat tetapi perencanaan keuangan juga wajib diperhatikan sehingga perilaku konsumtif dapat dihindari.

Jika Anda ingin mendapatkan informasi menarik lainnya, jangan lupa untuk berkunjung ke website Populix dan baca kumpulan artikelnya! 

Baca juga: Gaya Hidup Minimalis, Ini Manfaat dan Tips Menerapkannya!

Artikel Terkait
Behavior Konsumen Berbelanja, Pilih Online atau Offline?
Survei Populix mengenai impulsive buying menunjukkan bahwa preferensi masyarakat saat ini lebih condong belanja secara online. Namun, behavior konsumen berbelanja secara offline juga masih sama dan tidak berkurang, mengapa? Meskipun preferensi berbelanja saat ini cenderung beralih ke belanja online, perilaku orang dalam berbelanja offline tetap relevan dan tidak berkurang. Ini disebabkan adanya perasaan bahwa melihat […]
Job Mismatch: Permasalahan Serius yang Perlu Diperhatikan
Job mismatch adalah fenomena ketika kualifikasi, keterampilan, atau minat pekerja tidak sesuai dengan pekerjaan yang mereka jalani. Di Indonesia, masalah ini telah menjadi perhatian serius, terutama karena dampaknya terhadap produktivitas, kesejahteraan pekerja, dan pertumbuhan ekonomi. Kondisi job mismatch mulai menjadi permasalahan serius, khususnya pada lulusan pendidikan tinggi. Hal ini karena beberapa bidang memiliki supply yang […]
8 Kendala Bisnis Retail Beserta Solusi Mengatasinya
Menjalani bisnis memang penuh tantangan, termasuk munculnya kendala dalam prosesnya, tak terkecuali kendala bisnis retail. Perlu Anda ketahui, bisnis retail adalah bentuk kegiatan pemasaran produk berupa barang maupun jasa yang dilakukan secara eceran atau satuan. Kehadiran bisnis retail di Indonesia cukup menjamur, bahkan semua kalangan bisa saja membangun bisnis ini. Adapun contoh dari bisnis retail […]