Kata korelasi tentu sudah tidak asing didengar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab-akibat.
Lantas, apa yang dimaksud korelasi dalam penelitian atau riset? Melansir laman Research Connections, korelasi dalam proses penelitian yaitu sejauh mana dua variabel dikaitkan.
Terkait itu, ada dua arah korelasi, yakni positif dan negatif. Simak penjelasannya berikut ini!
Apa Itu Korelasi dalam Penelitian?
Penelitian korelasional menyelidiki hubungan antar variabel tanpa peneliti mengendalikan atau memanipulasi salah satu variabel tertentu.
Variabel dikatakan berkorelasi positif apabila keduanya cenderung meningkat dalam waktu bersamaan. Misalnya, tinggi badan dan berat badan berkorelasi positif karena seiring bertambahnya tinggi badan, berat badan juga cenderung bertambah.
Sedangkan variabel berkorelasi negatif jika salah satu variabel meningkat maka variabel lainnya menurun. Misalnya, jumlah petugas polisi di suatu masyarakat dan tingkat kejahatan berkorelasi negatif karena seiring bertambahnya jumlah petugas polisi, tingkat kejahatan cenderung menurun.
Baca juga: Analysis of Covariance (ANCOVA), Ini Penjelasan Lengkapnya
Kapan Menggunakan Penelitian Korelasional?
Mengutip situs Scribbr, penelitian korelasional sangat ideal untuk mengumpulkan data dengan cepat dari lingkungan. Hal ini membantu menggeneralisasi temuan Anda ke dalam situasi kehidupan nyata dengan cara yang valid secara eksternal.
Ada beberapa situasi di mana penelitian korelasional adalah pilihan yang tepat, yakni:
1. Saat Menyelidiki Hubungan Nonkausal
Yakni ketika Anda ingin mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel, tetapi Anda tidak berharap menemukan hubungan sebab akibat di antara keduanya.
Penelitian korelasional dapat memberikan wawasan tentang hubungan kompleks di dunia nyata, membantu peneliti mengembangkan teori dan membuat prediksi.
2. Eksplorasi Hubungan Sebab Akibat Antar Variabel
Anda mengira terdapat hubungan sebab akibat antara dua variabel, tetapi tidak praktis, tidak etis, atau terlalu mahal untuk melakukan penelitian eksperimental yang memanipulasi salah satu variabel.
Nah, penelitian korelasional ini dapat memberikan indikasi awal atau dukungan tambahan terhadap teori tentang hubungan sebab akibat.
3. Untuk Menguji Alat Pengukuran Baru
Anda telah mengembangkan instrumen baru untuk mengukur variabel, dan Anda perlu menguji reliabilitas atau validitasnya.
Anda dapat menggunakan penelitian korelasional untuk menilai apakah suatu alat secara konsisten atau akurat bisa menangkap konsep yang ingin diukur.
Baca juga: Ekstrapolasi Adalah: Definisi serta Metode yang Umum Dipakai
Cara Mengumpulkan Data Korelasional
Ada beragam metode yang dapat digunakan dalam penelitian korelasional. Anda sebagai peneliti harus hati-hati dalam memilih dan merencakan metode yang akan dipakai agar dapat memastikan kendalan dan validitas hasilnya.
Anda pun harus hati-hati memilih sampel yang representatif sehingga data Anda mencerminkan populasi yang sesuai tanpa adanya bias penelitian.
Inilah cara-cara atau metode yang dapat Anda pakai.
1. Pengamatan Naturalistik
Observasi naturalistik adalah jenis penelitian lapangan di mana Anda mengumpulkan data tentang suatu perilaku atau fenomena di lingkungan alami. Sering kali melibatkan pencatatan, perhitungan, deskripsi, dan kategorisasi tindakan dan peristiwa.
Metode ini dapat mencakup elemen kualitatif dan kuantitatif. Namun, untuk menilai korelasi, Anda mengumpulkan data yang dapat dianalisis secara kuantitatif (misalnya frekuensi, durasi, skala, dan jumlah).
Pengamatan naturalistik memungkinkan Anda menggeneralisasi hasil dengan mudah ke dalam konteks dunia nyata, dan Anda dapat mempelajari pengalaman yang tidak dapat ditiru. Namun, analisis data dapat memakan waktu dan tidak dapat diprediksi, serta bias peneliti bisa mengacaukan penafsiran.
2. Survei
Anda dapat menggunakan kuesioner untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Survei dapat dilakukan secara online, melalui telepon, atau secara langsung.
Survei adalah cara yang cepat dan fleksibel untuk mengumpulkan data dari banyak peserta. Namun, tetap dipastikan bahwa pertanyaan Anda disusun dengan cara yang tidak memihak dan dapat memberikan wawasan yang relevan.
Jika Anda tertarik untuk melakukan survei online, Anda dapat memanfaatkan platform survei online self-service Poplite by Populix. Anda bisa mendapatkan tanggapan dari responden berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan survei secara cepat jika menggunakan Poplite by Populix.
3. Data Sekunder
Selain mengumpulan data primer, Anda juga dapat mengumpulkan dan menggunakan data sekunder, seperti catatan resmi, penelitian sebelumnya, ataupun jajak pendapat.
Kelebihan data sekunder yaitu bisa dengan cepat didapatkan dan tidak mahal, karena pengumpulan data sudah lengkap. Namun, data tersebut mungkin tidak dapat diandalkan, tidak lengkap, atau tidak sepenuhnya relevan.
Itulah penjelasan terkait korelasi. Baca terus artikel Populix lainnya untuk menambah wawasan Anda, khususnya terkait proses riset atau penelitian.
Baca juga: Tabulasi Silang: Definisi, Manfaat, hingga Contoh