Marketing Funnel: Urutan, Manfaat dan Tips Meningkatkannya
Populix

Marketing Funnel: Urutan, Manfaat dan Tips Meningkatkannya

5 bulan yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Dalam dunia strategi pemasaran, pengertian marketing funnel adalah wujud lain dari customer journey.

Pada istilah ini, proses seorang individu dari tidak mengenal brand tersebut menjadi kenal, menimbang-nimbang, membeli, mengulas produk sampai menjadi klien setia.

Dengan memahami proses berikut, Anda akan lebih mudah mengevaluasi bagaimana alur pelanggan mengetahui produk hingga membelinya.

Lalu apa saja urutan, fungsi, dan contohnya? Simak artikel berikut untuk selengkapnya.

Urutan Marketing Funnel

marketing funnel
Source: Freepik

Setiap pelanggan mempunyai prosesnya sendiri dalam mengenal dan membeli barang suatu bisnis.

Demikian penjelasan singkat mengenai apa itu marketing funnel.

Mengetahui bagaimana mereka melalui proses tersebut berguna dalam menentukan strategi pemasaran. Berikut tahapan-tahapannya:

1. Tahap Awareness

Awareness atau kepekaan adalah urutan marketing funnel yang pertama. Pada tahap ini, pelanggan menyadari produk maupun jasa yang ia butuhkan.

2. Tahap Consideration

Tahapan marketing funnel selanjutnya adalah consideration atau menimbang, di mana konsumen mulai mencari informasi lanjutan dari barang maupun servis yang ia perlukan.

Dalam urutan berikut, pelanggan juga biasanya membandingkan satu brand dengan merek lainnya.

3. Tahap Purchase

Setelah melakukan urutan consideration, para pelanggan biasanya telah menetapkan brand produk dan memutuskan untuk membeli barang atau jasanya di tahap purchase.

4. Tahap Retention

Apabila pelanggan senang dan puas dengan layanan serta produk yang telah dibeli, tidak jarang konsumen akan membeli barang atau jasa tersebut lagi seperti dijelaskan pada tahap marketing funnel retention atau pembelian ulang.

5. Tahap Advocacy

Tahap selanjutnya dalam marketing funnel adalah advocacy.

Jika konsumen melakukan pembelian berulang kali, maka bisa dikatakan bahwa ia telah merasa puas dan cocok dengan barang atau jasa yang ditawarkan oleh brand tersebut.

Setelah itu, statusnya pun berubah menjadi pelanggan setia. 

Tidak hanya itu saja, pihak-pihak ini dapat menjadi advokat bisnis Anda dan memberi testimonial serta merekomendasikan produk bisnis kepada orang-orang di sekelilingnya.

Baca juga: Guerrilla Marketing: Pengertian, Prinsip, Jenis dan Keuntungan

Manfaat Marketing Funnel

Lalu, apa fungsi dari marketing funnel dan manfaatnya?

Dengan mengetahui dan memahami urutan-urutannya, Anda bisa mengerti proses calon pelanggan dalam mengenal bisnis atau brand yang telah dibangun sehingga akhirnya memutuskan untuk membeli.

Selain itu, marketing funnel berfungsi dalam memaksimalkan strategi pemasaran yang telah Anda buat sebelumnya.

Tidak hanya itu, memahaminya dapat membantu dalam meraih kemungkinan konversi dan pembelian dari pelanggan pada jumlah lebih tinggi. 

Terakhir, mengetahui proses berikut akan membantu Anda dalam menyusun budget dan rencana implementasi strategi pemasaran pada periode yang akan datang dengan tepat sasaran.

Tentu saja fungsi terbesar dari marketing funnel adalah meningkatnya kehadiran pelanggan setia pada bisnis Anda.

Efeknya dapat terasa dari banyaknya konsumen baru karena telah mendapatkan testimonial baik dan direkomendasikan olehnya.

Tips Meningkatkan Marketing Funnel Pada Bisnis Anda

marketing funnel
Source: Freepik

Untuk mendapatkan fungsi dan manfaat dari marketing funnel seperti melonjaknya kedatangan pelanggan baru, berikut beberapa strategi pemasaran yang dapat digunakan di masing-masing urutannya:

1. Tahap Awareness

Pada tahap ini, strategi pemasaran Anda sebaiknya bertujuan untuk menyasar sebanyak-banyaknya potensial pelanggan baru.

Tidak heran, banyak bisnis baru menaruh budget jumlah besar pada urutan awareness

Beberapa strategi pemasaran yang dapat Anda gunakan agar meningkatkan kepekaan pelanggan terhadap bisnis atau brand adalah:

  • Content marketing. Membuat dan menyebarkan konten di berbagai medium seperti media sosial, website dan blog perusahaan.
  • Traditional public relations. Pembuatan acara, iklan di televisi/baliho/media cetak atau social media.

Baca juga: Personal Selling: Definisi, Tujuan, Contoh dan Kelebihannya

2. Tahap Consideration

Ketika Anda mampu menjangkau perhatian sebagian pasar, masuklah tahap menimbang atau consideration.

Pada bagian proses ini, pelanggan akan membanding-bandingkan produk dengan merek kompetitor.

Oleh karenanya, pamerkan sedikit kelebihan atau fitur barang yang ditawarkan oleh bisnis.

Supaya tidak terkesan menjual dan agresif, Anda bisa menyampaikan pesan pemasaran dengan berorientasi pada pelanggan.

Sebagai contoh, alih-alih menggunakan, “Produk bisnis kami unggul karena mempunyai fitur 1, 2 dan 3,” Anda bisa menyampaikan bahwa “Apabila mempunyai masalah A, gunakan fitur 1 dan 2 produk untuk menyelesaikannya”.

Beberapa strategi marketing dan media yang cocok untuk meningkatkan pelanggan berlanjut ke tahap berikutnya adalah:

  • Media sosial. Pada tahap ini, Anda bisa membuat konten yang diselipkan fitur-fitur menarik dari produk bisnis sebagai solusi dari permasalahan pelanggan.
  • Website perusahaan. Anda juga bisa mengiklankan produk di situs perusahaan menggunakan desain dan foto-foto barang atau jasa untuk memudahkan calon pelanggan mengetahui dan memahami keunggulannya.

3. Tahap Purchase

Pada urutan marketing funnel purchase, Anda harus memastikan bahwa proses pembelian calon pelanggan berjalan lancar, cepat, dan menyenangkan.

Oleh karenanya, apabila usaha berbasis online, buatlah tombol belanja dan beli mudah terlihat. Jika offline, pastikan pekerja yang berinteraksi dengan pelanggan bersifat ramah dan efisien.

Selain teknik-teknik di atas, Anda juga bisa menerapkan strategi pemasaran seperti berikut ini:

  • Promo. Anda bisa menyisipkan promosi seperti potongan harga maupun mendapatkan tambahan produk secara gratis untuk memikat pelanggan dalam proses pembelian.
  • Upselling. Untuk mendapatkan penjualan lebih banyak, Anda juga bisa menawarkan produk-produk pelengkap barang yang akan dibeli oleh pelanggan.

4. Tahap Retention

Contoh marketing funnel tahap retention atau pembelian ulang dan penerapannya pada strategi pemasaran adalah dengan menjaga kualitas produk atau jasa yang ditawarkan.

Selain itu, Anda juga bisa menerapkan tips-tips teknikal berikut untuk menarik perhatian konsumen lama:

  • Pemberian poin/reward. Dengan pengumpulan poin, pelanggan dapat menukarnya dengan produk perusahaan Anda atau mendapatkan diskon tertentu di pembelian selanjutnya.
  • Pusat bantuan. Memiliki fitur bantuan memudahkan pelanggan apabila ada pertanyaan maupun kesulitan saat pembelian. Pastikan pusat ini berjalan dengan lancar dan efisien agar konsumen mempunyai pengalaman belanja menyenangkan dan setia membeli produk bisnis Anda.

5. Tahap Advocacy

Pada tahap advocacy atau pembentukan pelanggan setia, Anda bisa menerapkan beberapa teknik pemasaran guna memudahkan pihak-pihak berikut menyebarluaskan nama baik barang-barang perusahaan:

  • Referral. Pada teknik ini, pelanggan setia dapat menawarkan kode referral yang memberikan diskon atau promosi menarik lainnya bagi konsumen baru. Pemberi rekomendasi pun akan mendapatkan insentif memikat.
  • Review. Anda juga bisa memanfaatkan kehadiran pelanggan setia dengan menyelipkan proses memberi ulasan produk setelah pihak ini melakukan transaksi. Testimonial baik tersebut dapat digunakan untuk menarik perhatian pelanggan baru.

Demikian penjelasan singkat mengenai apa itu marketing funnel.

Memahami istilah berikut membantu Anda dalam menerapkan strategi pemasaran yang tepat sasaran bagi masing-masing calon customer dan prosesnya untuk kemudian menjadi pelanggan setia.

Simak terus blog Populix guna mendapatkan pengetahuan bermanfaat lainnya untuk membantu dalam memajukan bisnis Anda.

Poplite by Populix

Baca juga: Rebranding Adalah: Pengertian, Tujuan, Strategi & Contohnya

Artikel Terkait
Paradigma Penelitian: Pengertian, Komponen, dan Jenis
Menurut penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), paradigma diartikan sebagai kerangka berpikir. Oleh karena itu, paradigma penelitian adalah sesuatu yang mengacu pada kerangka berpikir atau pemahaman yang digunakan para peneliti dalam proses penelitian. Paradigma penelitian dianggap penting. Sebab, ini merupakan landasan filosofis dan metodologis yang mendasari seluruh proses penelitian. Apa Itu Paradigma Penelitian? Menurut jurnal […]
Apa itu Capital Budgeting? Definisi, Manfaat, Metode & Contoh
Sebagai businessman, capital budgeting adalah salah satu hal esensial dalam manajemen keuangan perusahaan yang patut Anda pahami. Terutama ketika Anda berencana melangsungkan sebuah investasi atau proyek besar dengan biaya yang tentunya tidak kecil. Pasalnya, ketepatan dalam melakukan penganggaran modal ini akan menentukan kesuksesan operasional bisnis Anda. Lantas, sebetulnya apa itu capital budgeting? Bagaimana cara menerapkannya? […]
Studi Kasus: Definisi, Kelebihan, Kekurangan, Contoh Penelitian
Berdasarkan penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), studi kasus adalah pendekatan untuk meneliti gejala sosial dengan menganalisis satu kasus secara mendalam dan utuh. Studi kasus erat kaitannya dengan penelitian atau riset. Melansir laman StudySmarter, studi kasus adalah metode penelitian yang terkadang digunakan oleh sosiolog. Penelitian yang berbentuk studi kasus dapat juga disebut dengan desain studi […]