Sandwich Generation, Beban Membiayai Hidup 3 Generasi
Populix

Sandwich Generation, Beban Membiayai Hidup 3 Generasi

3 tahun yang lalu 4 MENIT MEMBACA

Sandwich generation adalah istilah untuk menyebut situasi di mana seorang dewasa yang harus menghidupi 3 generasi sekaligus, yakni orang tua, anak, dan dirinya sendiri. Keadaan tersebut seringkali disebabkan karena financial planning generasi sebelumnya yang buruk sehingga akhirnya membebani kondisi finansial generasi selanjutnya.

Apa mungkin Anda salah satunya? Yuk coba kenali lebih jauh soal apa itu sandwich generation dan cara menghadapinya di bawah ini!

Apa itu sandwich generation?

Menurut profesor dari Universitas Kentucky, Amerika Serikat, yaitu Dorothy A. Miller tahun 1981, menyatakan bahwa istilah sandwich generation adalah suatu golongan individu yang memiliki tanggung jawab atas kehidupan anak-anak dan orang tua mereka.

Sandwich generation artinya mereka berada pada posisi tengah-tengah. Alasannya, orang tua sudah tidak berpenghasilan lagi alias pensiun untuk membiayai hidup setiap bulannya sementara anak-anak mereka harus dibesarkan dan diurus dengan layak.

Kondisi terhimpit ini diasumsikan seperti sandwich, dimana kerap mengakibatkan stres terutama bagi generasi milenial dan juga berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya.

Jenis Sandwich Generation

Setelah mengetahui apa itu sandwich generation secara umum, terdapat beberapa jenisnya yang perlu Anda ketahui. Beberapa jenis dari sandwich generation adalah sebagai berikut.

1. Generasi sandwich tradisional

Pada umumnya, orang-orang yang tergolong ke dalam generasi pertama dari sandwich generation adalah orang dewasa dengan umur 40-50 tahun.

Generasi ini diwajibkan untuk dapat menanggung kebutuhan anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa tetapi masih membutuhkan dukungan finansial. Lalu, di sisi lain mereka juga masih harus bertanggung jawab atas finansial orang tua mereka di umur memasuki lansia.

2. The club sandwich generation

Berikutnya, orang-orang yang masuk ke dalam generasi the club sandwich generation adalah orang dewasa dengan usia 50-60 tahun. Mereka yang terhimpit antara mengurus anak di usia dewasa dan orang tua di umur lansia, bahkan kemungkinan cucu pun dapat menjadi tanggung jawabnya.

Di generasi ini juga, orang-orang berusia 30-40 tahun yang memiliki anak usia di bawah remaja harus menanggung kebutuhannya bahkan termasuk kakek dan neneknya.

3. Open-faced sandwich generation

Terakhir, open-faced sandwich generation adalah orang-orang yang terlibat dalam kegiatan merawat dan mengurus lansia bukan dari keluarganya, walaupun hal itu bukan tanggung jawab resmi mereka. Sebagai contoh perawat dan pengurus panti jompo. Kemungkinan, terdapat sekitar 25% orang berada pada fase ini dalam hidupnya.

Baca juga: 10+ Cara Mengatur Keuangan yang Baik dan Finansial Sehat

Beban Sandwich Generation

Sandwich generation adalah suatu kondisi dimana seseorang harus bertanggung jawab atas banyak kebutuhan yang akhirnya dapat menjadi beban bagi dirinya. Hal itu pula yang menjadikan seseorang merasa bersalah apabila tidak mampu bertanggung jawab atas kebutuhan hidup.

Mengurus anak sekaligus orang tua terkadang dapat memicu beban pikiran stres sehingga bisa mengakibatkan beberapa kesulitan, seperti:

  • Kesulitan dalam menjalin hubungan.
  • Kesulitan mencapai keseimbangan antara kerja dan istirahat.
  • Merasa kurang dihargai.
  • Hanya menyisakan sedikit uang untuk diri sendiri karena sebagian besar uang digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak dan orang tua mereka.
  • Tidak ada waktu meluangkan hobi dan minat.
  • Rasa cemas dan depresi.
  • Dan terkadang memiliki perasaan kesal terhadap orang yang disayangi.

Tantangan Sandwich Generation

Berikutnya, terdapat beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh orang-orang golongan sandwich generation, di antaranya:

1. Memenuhi kebutuhannya sendiri

Sibuknya merawat keluarga membuat sandwich generation merasa sulit memenuhi kebutuhannya sendiri. Misalnya seperti pergi liburan, melaksanakan hobi, membuat janji dengan orang tertentu, dan lain sebagainya.

Sibuk karena fokus merawat anggota keluarga memang aktivitas mulia. Namun jika berlebihan, dampak jangka panjangnya bagi sandwich generation adalah tenaga akan terkuras lebih hingga menyebabkan sakit bahkan stres.

2. Menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan

Biasanya, tantangan yang paling sering dialami oleh sandwich generation adalah sulit dalam menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dan tanggung jawab kantor. Hal itu dapat membuat pikiran tidak fokus sehingga konsentrasi untuk mengerjakan seluruh tanggung jawab tersebut pun pecah.

Stres bisa saja timbul jika sandwich generation tidak mampu menyeimbangkan kehidupan profesional dan keluarga secara bersamaan.

Baca juga: Apa itu Work Life Balance? Begini Manfaat dan Cara Meraihnya

3. Masalah finansial

Untuk dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seringkali tantangannya adalah dari segi finansial. Apalagi ditambah kebutuhan kesehatan, bahan makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya. Semua kebutuhan tersebut tentunya bisa memicu tekanan dari segi finansial. Selain itu, adanya pandemi Covid-19 membuat kondisi finansial sejumlah orang menjadi tidak stabil.

Cara Menghadapi Situasi Sandwich Generation

Nah, setelah mengetahui penjelasan hingga tantangan mengenai sandwich generation yang kemungkinan dapat berdampak negatif bagi Anda, Populix akan memberikan beberapa tips dan cara ketika menghadapi kondisi sandwich generation, di antaranya:

  • Usahakan untuk mempunyai penghasilan yang memadai
  • Buat perencanaan keuangan secara rinci
  • Kelola keuangan dengan bijak
  • Catat semua pengeluaran
  • Siapkan dana pensiun
  • Ajarkan anak untuk menabung
  • Minta bantuan kerabat untuk menanggung beban bersama

Demikian pembahasan seputar apa itu sandwich generation, mulai dari jenis-jenis, beban, tantangan, hingga cara menghadapinya. Jika terjebak dalam kondisi tersebut, Anda bisa mencoba beberapa tips di atas dan pastikan keadaan ini tak akan terulang lagi pada anak di masa mendatang. Semoga artikel ini dapat membantu ya, semangat!

Baca juga: 30 Kata-kata Motivasi Kerja, Boost Semangat Kerja Makin Giat

Artikel Terkait
Safety Stock: Pengertian, Cara Menghitung serta Contohnya
Safety stock adalah persediaan ekstra yang disediakan oleh perusahaan guna menjaga aspek penjualan agar tetap berjalan lancar. Bagi para pengusaha, elemen ini sangat krusial karena kontribusinya dalam manajemen perusahaan. Pada dasarnya, tujuan dari safety stock adalah untuk mengamankan keseimbangan produksi perusahaan. Lalu, apa fungsi safety stock dan bagaimana cara menghitungnya? Yuk temukan jawabannya di artikel […]
Perilaku Konsumen Generasi Z Saat Belanja Online, Yuk Simak!
Memahami perilaku konsumen generasi Z adalah salah satu hal yang perlu dilakukan oleh pebisnis sebelum merencanakan strategi pemasaran. Hal ini disebabkan karena sebagian besar segmen pasar di Indonesia merupakan bagian dari generasi Z dan akan berperan penting dalam laju perekonomian. Sedangkan, karakter generasi Z yang tumbuh bersama dengan perkembangan teknologi tentu jauh berbeda dengan generasi […]
Populix
05 Mei 2023
Potensi Trend Pergerakan Pasar Kripto di Indonesia Tahun 2023
Investor Kripto di Indonesia Tembus 17.25 Juta Hingga April 2023 Menurut laporan terbaru dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), jumlah investor kripto di Indonesia mencapai 17,25 juta orang pada April 2023. Jumlah tersebut naik 7,52% dan merupakan pertumbuhan tertinggi dalam setahun terakhir, seiring adopsi yang lebih luas dari aset digital tersebut. Namun, jika melihat persentase […]