Variabel Dikotomi: Definisi, Jenis, Tujuan, Contoh
Populix

Variabel Dikotomi: Definisi, Jenis, Tujuan, Contoh

2 tahun yang lalu 4 MENIT MEMBACA

Tahukah Anda apa itu variabel dikotomi? Melansir laman Research Connections, pengertian variabel dikotomi adalah variabel yang hanya memiliki dua kategori

Contoh sederhana variabel dikotomi yaitu seperti hasil ujian berupa lulus atau gagal. Dalam praktik penelitian ataupun riset, jenis variabel ini kerap ditemukan.

Jenis Variabel Dikotomi

Mengutip situs Research Method, inilah jenis-jenisnya:

1. Variabel Dikotomi Biner

Jenis ini hanya memiliki dua kategori, yaitu saling eksklusif dan lengkap. Contohnya meliputi jenis kelamin (laki-laki atau perempuan), ada tidaknya suatu sifat atau penyakit tertentu, perokok atau bukan perokok, dan lainnya.

2. Variabel Dikotomi Ordinal

Memiliki dua kategori yang diurutkan atau diberi perangkat. Contohnya antara lain tingkat pendidikan (SMA dan perguruan tinggi), tingkat pendapatan (rendah dan tinggi), serta lainnya.

3. Variabel Dikotomi Kontinu

Merupakan variabel dikotomi yang memiliki skala atau rentang nilai yang kontinu. Contonya usia (di atas atau di bawah ambang batas tertentu), tekanan darah (normal atau tinggi), dan lainnya.

4. Variabel Dikotomi Nominal

Jenis ini memiliki kategori-kategori yang tidak diurutkan atau diberi peringkat. Contonya antara lain warna mata (biru atau cokelat), golongan darah (A atau B), dan lainnya.

Baca juga: Variabel Pengganggu: Definisi dan Dampak pada Riset

Kapan Menggunakan Variabel Dikotomi?

variabel dikotomi adalah
Source: Freepik

Variabel ini dapat digunakan dalam berbagai situasi yang memerlukan respons atau hasil biner. Inilah beberapa contohnya.

Ketika suatu variabel kategori perlu disederhanakan: Jika suatu variabel kategori mempunyai beberapa kategori, mungkin perlu untuk menyederhanakannya menjadi variabel dikotomi untuk mempermudah analisis.

Saat mempelajari hasil biner: Jika hasil yang diinginkan dalam suatu penelitian bersifat biner (misalnya keberhasilan atau kegagalan, ada atau tidaknya suatu penyakit), variabel dikotomi dapat digunakan untuk mengukurnya.

Menghadapi pertanyaan ya/tidak: Jika survei atau kuesioner mencakup pertanyaan ya/tidak, variabel dikotomi dapat digunakan untuk mencatat tanggapan.

Membandingkan dua kelompok: Apabila fokus penelitian adalah membandingkan dua kelompok (misalnya laki-laki vs perempuan), variabel dikotomi dapat digunakan untuk mewakili kelompok itu.

Membangun model prediktif: Variabel ini dapat digunakan sebagai prediktor dalam model statistik untuk memprediksi hasil biner.

Baca juga: Analisis Multivariat: Pengertian, Teknik, Contoh

Tujuan Variabel Dikotomi

Tujuannya yaitu untuk mengukur suatu karakteristik atau hasil yang hanya memiliki dua kemungkinan nilai atau kategori.

Dengan menyederhanakan suatu variabel ke dalam bentuk dikotomi, analisis dan interpretasi data menjadi lebih mudah.

Masih mengutip dari situs Research Method, variabel ini sangat berguna dalam analisis statistik karena dapat digunakan untuk menghitung probabilitas dan rasio odds, serta sering kali digunakan sebagai prediktor dalam model regresi logistik.

Pun dapat digunakan untuk membandingkan dua kelompok atau untuk mempelajari hasil biner.

Di samping itu, variabel dikotomi sering digunakan dalam penelitian survei, di mana responden dimanta menjawab pertanyaa ya atau tidak.

Dengan membuat variabel dikotomi dari respons survei, peneliti dapat dengan mudah menganalisis dan membandingkan data.

Pada intinya, tujuan variabel dikotomi adalah untuk menyederhanakan suatu variabel ke dalam bentuk biner agar analisis dan interpretasinya lebih mudah, terutama ketika mempelajari hasil atau tanggapan biner.

Baca juga: Wawancara Kognitif: Pengertian, Ciri-Ciri, hingga Pentingnya

Contoh Variabel Dikotomi

Inilah gambaran contoh variabel dikotomi dalam riset pasar.

Contoh 1: Preferensi Merek Handphone

Seperti jika ingin melakukan riset pasar untuk mengukur preferensi konsumen terhadap dua merek handphone populer, yakni antara merek “A” dan “B”.

Variabel dikotomi dalam contoh ini yaitu preferensi merek handphone. Nah, peneliti dapat mengajukan pertanyaan kepada responden, seperti:

“Apakah Anda lebih suka menggunakan handphone merek A atau B?”

Jawaban dari responden akan memiliki dua kategori, yakni merek A atau merek B. Ini adalah contoh variabel dikotomi karena hanya ada dua pilihan yang mungkin.

***

Penggunaan variabel dikotomi dapat menjadi instrumen yang efektif dalam menghasilkan data bermakna.

Dengan memahami dan mengelola variabel ini secara baik, Anda dapat mengambil keputusan yang lebih bijak dan mengoptimalkan hasil penelitian Anda, termasuk dengan metode survei.

Nah, jika Anda ingin melakukan survei, Anda dapat memanfaatkan layanan survei online self-service Poplite by Populix.

Anda dapat memanfaatkan kekuatan variabel dikotomi dalam platform Poplite by Populix untuk mendapatan wawasan lebih dalam dari responden Anda.

Poplite by Populix

Baca juga: Teknik Analisis Data: Pengertian, Jenis, Metode, Contoh

Artikel Terkait
Usaha Cafe Modal 5 Juta, Bagaimana Langkah Strategisnya?
Bisnis cafe memang semakin menjamur di Indonesia terutama di kalangan anak muda. Namun, bagaimana jika ingin membuka cafe hanya dengan modal 5 juta? Tenang saja, jumlah budget yang kecil ini masih bisa dialokasikan untuk bisnis sederhana anak muda, lho. Konsep minimalis bisa dikatakan sebagai strategi tepat untuk usaha cafe modal 5 juta karena dapat tetap […]
AI Research Assistant: The Future of Market Research
AI now fundamentally changes the market research paradigm. An AI research assistant doesn’t simply accelerate traditional methods; it operates on an entirely different level. According to Research World, AI analyzes data 100 times faster than manual methods, delivering insights in hours or minutes, while manual research takes weeks. Beyond speed, HubSpot reports that AI can […]
Understanding Health Through the Lens of Indonesian Consumers: A Multidimensional Perspective
In Indonesia, understanding health is evolving into a multidimensional framework that includes physical, mental, and financial well-being. This shift reflects broader societal changes in how individuals perceive their health and the proactive measures they take to maintain it. Insights from a recent qualitative research study conducted by Populix among young adult Indonesian consumers highlight these […]