Populix Ungkap H-1 Minggu Puasa Menjadi Puncak Persiapan Menyambut Ramadan
Populix

Populix Ungkap H-1 Minggu Puasa Menjadi Puncak Persiapan Menyambut Ramadan

2 minggu yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Kurang dari satu minggu memasuki bulan Ramadan, umat Muslim di Indonesia melakukan persiapan menyambut Ramadan bulan suci penuh kemenangan ini. Studi terbaru Populix yang bertajuk “Welcoming Ramadan 2024: F&B Trend Movement and Financial Plan” mengungkap rata-rata masyarakat Indonesia melakukan empat aktivitas untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadan, seperti membersihkan rumah (66%), membeli stok makanan (64%), membeli baju baru (50%), membeli kue lebaran (45%), membeli stok minuman (44%), membeli makanan siap makan / ready-to-eat (43%), membeli hampers Ramadan (34%), membeli perlengkapan salat (34%), merenovasi rumah (17%), hingga servis kendaraan (14%). Masyarakat mulai membeli kebutuhan pokok lebih awal dibandingkan bulan-bulan lainnya, dengan puncak musim belanja terjadi seminggu sebelum Ramadan. 

“Dalam menyambut bulan Ramadan, umat Muslim di Indonesia secara antusias melakukan berbagai persiapan dan perencanaan, mulai dari membeli barang-barang kebutuhan di bulan puasa dan Lebaran, stok makanan untuk sahur dan berbuka puasa, hingga merencanakan kegiatan bukber untuk menjalin tali silaturahmi. Antisipasi yang tinggi dan perencanaan matang ini memperlihatkan semangat menyambut Ramadan di kalangan umat Muslim Indonesia dan menjadi momentum penting bagi bisnis untuk menjawab beragam ekspektasi dari para konsumen Muslim tanah air,” ungkap Timothy Astandu, CEO & Co-Founder Populix.

Kebiasaan Masyarakat Memasuki Bulan Ramadan

Menempati urutan kedua dalam daftar persiapan menyambut Ramadan, studi mengungkap munculnya sebuah tren dalam hal pembelian stok makanan di bulan Ramadan tahun ini. Masyarakat terlihat mengalami pergeseran gaya hidup khususnya terkait preferensi persiapan menu makanan di bulan Ramadan dengan munculnya ketertarikan terhadap produk-produk siap masak, siap saji, dan siap makan, sebagai alternatif menu makanan sahur dan berbuka puasa selain masakan homemade.

persiapan menyambut Ramadan
Source: Populix

Namun demikian, meskipun timbul preferensi terhadap opsi makanan yang membutuhkan persiapan sederhana dan cepat, banyak masyarakat Muslim yang tetap merasa nyaman untuk memasak sendiri bagi keluarga mereka selama bulan Ramadan. Mayoritas responden tetap memilih untuk berbelanja bahan makanan mentah (75%), disusul dengan mereka yang memilih untuk mempersiapkan makanan ready-to-cook (42%), ready-to-serve (39%) dan ready-to-eat (33%). 

Bagi responden yang memilih untuk mempersiapkan bahan makanan mentah dan memasak sendiri, hampir seluruhnya (98%) menyatakan akan memasak makanan khas Indonesia untuk keluarga mereka. Di sisi lain, 42% responden yang lebih memilih untuk mempersiapkan makanan siap masak (ready-to-cook), mengatakan bahwa kenyamanan dan efisiensi di waktu sahur menjadi alasan utama mereka memilih tipe makanan tersebut, terutama bagi responden yang memiliki waktu terbatas. Sementara itu, 39% responden memilih makanan siap saji (ready-to-serve) dari restoran, minimarket maupun platform aplikasi pemesanan makanan karena kepraktisannya dan sebagai alternatif saat mereka sedang tidak ingin memasak. Sedangkan produk siap makan (ready-to-eat) menjadi pilihan cadangan yang praktis dan dapat dibeli melalui aplikasi belanja dan pasar modern dengan anggaran yang rela dikeluarkan yaitu sebesar Rp25.000 – Rp100.000.

Persiapan Sahur dan Buka Puasa 

Proses mempersiapkan makanan selama bulan Ramadan sangat bergantung pada jadwal dan preferensi masing-masing responden. Sebanyak 50% responden memutuskan untuk memasak pada waktu sahur, sementara responden lainnya sudah menyiapkan makanan sebelum memasuki waktu sahur ataupun menyiapkan makanan sahur yang tidak perlu dimasak. Sementara itu, untuk berbuka puasa, sebagian besar responden (45%) lebih suka menyiapkan sendiri hidangan berbuka puasa mereka atau membeli takjil di sekitar rumah (40%). Adapun beberapa jenis makanan dan minuman yang banyak dipilih untuk berbuka puasa didominasi oleh gorengan (74%), air mineral (73%), buah-buahan (61%), sop buah (60%), dan kolak (51%). 

Di sisi lain, media sosial memiliki peran penting bagi masyarakat Indonesia untuk mencari inspirasi makanan di bulan Ramadan. Sebanyak 40% responden mengatakan mereka mengakses media sosial selama beberapa kali dalam seminggu untuk mencari inspirasi menu masakan. Mayoritas responden percaya (61%) dengan berbagai rekomendasi yang muncul di media sosial, bahkan, 77% dari mereka mengatakan lebih mungkin mencoba makanan baru setelah melihat rekomendasi di media sosial.

Selain merencanakan menu makanan selama bulan Ramadan, studi juga mengungkap masyarakat sudah merencanakan kegiatan buka puasa bersama (bukber) di Ramadan tahun ini. Buka bersama di Indonesia sudah menjadi kegiatan wajib di bulan puasa untuk menyambung tali silaturahmi dengan keluarga, teman dan kerabat. Menurut data Populix, banyak responden yang sudah merencanakan untuk melakukan buka bersama dengan keluarga dan teman dekat pada minggu kedua (51%) atau ketiga (50%) Ramadan. Responden lebih memilih untuk berbuka puasa bersama di rumah dan restoran dengan mempertimbangkan pilihan makanan dan aspek biaya. Temuan ini menegaskan pentingnya pelaku bisnis untuk menjawab preferensi konsumen dengan menyediakan ragam pilihan makanan yang lezat tetapi dengan harga yang ekonomis.

Untuk mengunduh laporan “Welcoming Ramadan 2024: F&B Trend Movement and Financial Plan”, silakan mengunjungi tautan berikut ini.

##

Metodologi Survei: 

  • Penelitian dilakukan pada tanggal 22-25 Februari 2024.
  • Survei dilakukan secara online terhadap total 683 responden, laki-laki dan perempuan berusia 17-55 tahun di Indonesia.
  • Durasi pengerjaan survei sekitar 15 menit.
  • Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, dan skala likert.

Tentang Populix 

Populix adalah perusahaan penyedia data dan layanan riset yang menghubungkan bisnis, institusi, dan individu dengan responden berkualitas, beragam, dan tepat sasaran di seluruh Indonesia. Mulai dari penelitian pasar, penelitian sosial, survei singkat, hingga lead generation dan brand activation, Populix memanfaatkan kekuatan teknologi untuk menyederhanakan proses pengumpulan data komprehensif dan memberikan lebih dari sekadar data, melainkan insights dan analisis mendalam untuk membantu klien dan mitra membuat keputusan yang lebih terinformasi serta rencana yang dapat dieksekusi.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi:

Patricia Saputra
PR & Branding Manager
0812 9106 8322
patricia.s@populix.co 
Admin support Populix
0812 2175 5951
support@populix.coinfo.populix.co 
download report populix

Baca juga: Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: 45% Jurnalis Pernah Mengalami Tindak Kekerasan

Artikel Terkait
Apa itu Copywriting? Pengertian, Jenis, Contoh & Cara Buat
Copywriting adalah salah satu keterampilan paling penting dan dibutuhkan dalam dunia marketing. Misalnya, saat ingin melakukan pemasaran di media sosial, Anda perlu menuliskan materi penjualan dengan unik dan menarik agar mampu mendatangkan pelanggan. Tetapi sebetulnya, teknik copywriting tidak hanya bermanfaat bagi social media marketing saja, melainkan juga untuk website, produk, dan lain sebagainya. Lalu, bagaimanakah […]
10 Brand Minuman kekinian yang Paling Digemari Masyarakat
Di tahun ini, masyarakat dibanjiri dengan kedatangan berbagai tren makanan dan minuman. Popularitas makanan dan minuman semakin menanjak karena ditopang oleh konten media di beberapa platform. Setiap harinya, kita disuguhi konten, baik dari teman atau pengiklan di berbagai media yang berkaitan dengan tren makanan dan minuman. Masyarakat, secara sadar atau pun tidak menjadi gampang untuk […]
Indeks Keselamatan Jurnalis 2023: 45% Jurnalis Pernah Mengalami Tindak Kekerasan
Keselamatan jurnalis Indonesia masih belum sepenuhnya terjamin. Ancaman terhadap keselamatan jurnalis itu terutama datang dari negara dan organisasi masyarakat (Ormas). Temuan ini didapat melalui pengukuran Indeks Keselamatan Jurnalis yang dilakukan Yayasan Tifa sebagai bagian dari Konsorsium Jurnalisme Aman bersama PPMN dan HRWG berkolaborasi dengan Populix dan didukung oleh Kedutaan Belanda. Indeks Keselamatan Jurnalis 2023 berada […]