Strategi Penetapan Harga: Pengertian, Jenis, & Cara Buatnya
Populix

Strategi Penetapan Harga: Pengertian, Jenis, & Cara Buatnya

2 tahun yang lalu 7 MENIT MEMBACA

Tahukah Anda apa itu strategi penetapan harga? Secara umum, tahapan ini dapat diartikan sebagai suatu mekanisme pengendalian besaran biaya yang harus dikeluarkan atau dibayarkan oleh konsumen untuk membeli sebuah produk maupun jasa.

Dalam praktiknya, strategi penetapan harga pasti akan selalu berbeda-beda tergantung pada perusahaan atau produsen yang mengelolanya. Untuk memahami lebih lanjut, yuk simak ulasan lengkap pada artikel di bawah ini!

Pengertian Strategi Penetapan Harga

Pengertian strategi penetapan harga adalah penentuan besaran nilai yang tepat untuk dibayarkan oleh konsumen demi mendapatkan suatu produk atau jasa. 

Dalam praktiknya, banyak strategi yang digunakan oleh pelaku usaha untuk menetapkan harga. Beberapa di antaranya seperti menetapkan biaya harga plus, mark up, penetapan harga BEP, berdasarkan pesaing, dan permintaan pasar. 

Langkah-Langkah dalam Strategi Penetapan Harga

Berikut ini beberapa hal yang bisa diperhatikan untuk langkah-langkah dalam strategi penetapan harga.

1. Menetapkan Biaya Harga Plus

cost plus pricing adalah suatu strategi penetapan nilai jual dengan menambahkan keseluruhan biaya. Cost plus pricing biasanya meliputi biaya overhead, material langsung hingga tenaga kerja. 

Nah, persentase dari markup tersebut yang akan diambil sebagai laba nantinya. Untuk menetapkan cost plus pricing, ada beberapa tahapan yang bisa dilakukan.

Pertama, tentukan total biaya produk beserta dengan layanannya terlebih dahulu. Kemudian, bagi total dengan jumlah unitnya agar bisa diperoleh hasil untuk menjumlahkan biaya unit.

Terakhir, kalikan biaya unit dengan persentase markup untuk mendapatkan biaya penjualan dan margin laba produk.

Baca juga: 7 Cara Menghitung Rumus Harga Jual dengan Tepat dan Untung!

2. Mark Up

Jenis strategi penetapan harga ini berpedoman pada harga pokok yang ditambahkan dengan jumlah tertentu. Jadi, semakin tinggi nilai mark up, maka makin besar pula pendapatan yang akan perusahaan dapatkan.

Dalam kata lain, markup dilakukan dengan melihat harga awal suatu produk kemudian dinaikkan beberapa persen. Sebagai referensi, berikut ini contoh strategi penetapan harga markup:

Ketika ada produk seharga Rp50.000 dijual dengan harga Rp70.000, maka persentase mark up yang didapatkan adalah 40%. Berikut ini penjelasan lengkap beserta rumusnya

Sumber: Hasmicro

(70000 – 50000) / 50000 = 0,4 x 100 = 40 %

3. Penetapan Harga BEP (Break Even Point)

BEP (Break Even Point) adalah titik hasil pendapatan dan modal yang berada pada titik 0. Artinya, tidak ada kerugian atau keuntungan yang terjadi. Jadi, strategi penetapan harga BEP adalah strategi yang bertujuan untuk menemukan keseimbangan harga pasar.

4. Analisis Pesaing

Strategi penetapan harga yang selanjutnya adalah dengan menganalisis pesaing. Selain menggunakan metode internal seperti yang telah disebutkan sebelumnya, seorang pelaku bisnis juga bisa menetapkan harga melalui analisis kompetitor.

Tujuan utama dari strategi ini adalah untuk mendapatkan pangsa pasar. Ketika menggunakan strategi ini, hal yang perlu diperhatikan adalah tidak mematok nilai jual paling rendah karena bisa merusak harga pasar dan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. 

5. Riset Permintaan Pasar

Apakah konsumen bisa ikut andil dalam penetapan harga sebuah produk? Tentu saja bisa. Ketika membuat sebuah produk, tentu perusahaan harus mendengarkan keinginan konsumen agar bisa diterima oleh pasar.

Strategi penetapan harga ini cukup efektif untuk memikat hati konsumen agar tidak beralih ke produk lain. Namun, tentu saja penetapan harga harus berdasarkan pertimbangan lain agar produsen tidak merugi.

Baca juga: Pengertian Harga Pokok Produksi, Cara Hitung & Contoh

Macam-Macam Strategi Penetapan Harga

Dalam bisnis, apa saja cara yang dapat dilakukan dalam strategi penetapan harga? Berikut ini macam-macam strategi penetapan harga yang bisa dicoba. 

1. Cost-Plus Pricing

Cost plus pricing adalah strategi yang paling umum dijumpai. Pada jenis ini, harga jual ditetapkan dengan cara mengkalkulasikan biaya total dan markup yang diinginkan.

Misalnya, biaya total yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi 30 pasang baju adalah Rp30.000.000. JIka markup yang ditetapkan sebesar 30%, maka perhitungannya adalah:

Biaya per unit = Rp30.000.000/30 = Rp1.000.000

Harga jual  = biaya total + markup

= Rp1.000.000 + (30% x Rp1.000.000)

= Rp1.300.000

Dari perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa harga jual tiap tiap baju adalah Rp1.300.000.  

2. Premium Pricing

Biasanya, target pasar jenis strategi ini adalah segmen pasar yang lebih mengutamakan kualitas. Biasanya, perusahaan yang menerapkan strategi ini memang ini menetapkan harga tinggi untuk membedakan produk mereka dari kompetitor lainnya.

Contoh perusahaan yang mengaplikasikan strategi penetapan harga ini adalah Apple. Perusahaan Apple menggunakan harga premium untuk memberi kesan eksklusif atau memiliki kualitas yang lebih dibanding produk smartphone lainnya. 

3. Competition-Based Pricing

Contoh strategi penetapan harga selanjutnya adalah competition-based pricing. Seperti namanya, strategi ini menetapkan harga jual yang didasarkan pada kompetitor. 

Contohnya, jika kompetitor menetapkan harga sebesar Rp50.000, maka produk bisa dijual dengan kisaran harga tersebut. Untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak, Anda bisa menurunkan harganya sedikit dari harga pasar atau kompetitor.  

Namun, jika produk yang ditawarkan memang memberikan kemewahan dan eksklusifitas, maka Anda bisa menetapkan harga di atas harga kompetitor. 

Baca juga: Kenali Apa itu Harga Pokok Penjualan (HPP) & Cara Menghitung

4. Freemium Pricing

Jika Anda memiliki usaha dengan produk digital, strategi penetapan biaya ini sangat cocok untuk digunakan. Pasalnya, dengan strategi ini Anda bisa menawarkan produk dengan dua fitur, yaitu berbayar dan gratis. 

Trial feature yang diberikan secara tidak langsung memberikan kesempatan bagi para konsumen untuk mengenal dan mencoba produk terlebih dahulu. JIka dinilai cocok, mereka bisa mendapatkan akses ke fitur yang lebih lengkap dengan membelinya. 

5. Skimming Pricing

Contoh strategi penetapan nilai jual ini biasanya diaplikasikan dengan menetapkan harga yang tinggi di awal waktu, namun lama kelamaan harga diturunkan. 

Contohnya seperti perbedaan harga makanan yang terjadi pada pagi dan sore hari. Biasanya makanan yang tidak terjual di pagi hari akan dijual lebih murah di sore hari. Tujuannya adalah agar tidak ada makanan yang tidak terjual percuma.

6. Bundle Pricing

Bundle pricing adalah contoh strategi penetapan harga yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan sejumlah produk secara sekaligus.

Contohnya, pernahkah Anda melihat promo harga dua produk yang dijadikan satu dengan harga murah?

Nah, inilah salah satu contoh aplikasi strategi penetapan harga bundle pricing yang ada di masyarakat.

Baca juga: Apa Itu Customer Journey? Tahapan, Metode dan Manfaatnya 

7. Psychological Pricing

Seperti namanya, strategi satu ini berkaitan dengan sisi psikologis manusia. Secara spesifik, strategi ini dibagi menjadi tiga, yaitu:

a. Odd pricing

Pernahkah Anda merasa sebuah produk berharga lebih terjangkau ketika berlabel Rp99.999 dibandingkan dengan yang berlabel Rp100.000? Nah, jika iya, maka itulah dampak dari jenis strategi penetapan biaya odd pricing.

Karena tertulis dengan akhiran angka ganjil, alhasil dampak ekonomi yang diakibatkan oleh strategi penetapan harga ini adalah membuat barang lebih mudah terjual karena kesan lebih murah yang diciptakan.

b. Even Pricing

Nah, jika Anda ingin membuat produk yang terkesan mewah, maka strategi ini bisa diterapkan. Pasalnya, penggunaan angka bulat pada sebuah harga akan memberikan kesan yang mewah dan lebih menonjol dari sisi gengsi.

c. BOGOF

Pernahkah Anda membeli sesuatu dengan promo “buy one get one”? Nah, inilah strategi penetapan biaya BOGOF (Buy One Get One Free). Seperti strategi bundle pricing, strategi ini bisa digunakan untuk mempercepat jumlah penjualan. 

8. Target Pricing

Strategi penetapan harga dengan tujuan pengembalian investasi adalah traget pricing. Pasalnya, penetapan harga jual di strategi ini ditetapkan berdasarkan ROI (Return of Investment) atau tingkat pengembalian investasi yang diinginkan.

Demikian penjelasan lengkap mulai dari pengertian, jenis hingga contoh strategi penetapan harga. Melalui menggunakan mekanisme penentuan ini, tentunya akan lebih memudahkan Anda dalam bersaing dengan para kompetitor. 

Perlu diingat juga sebelum mulai menetapkan harga, Anda perlu mempertimbangkan beberapa faktor dengan tujuan supaya memudahkan konsumen untuk melakukan transaksi. 

Untuk mengetahui faktor mana yang paling berpengaruh dalam meningkatkan minat beli konsumen, Anda dapat melakukan survei dengan memanfaatkan Poplite by Populix

Poplite merupakan jasa survey online yang mampu menyajikan data berkualitas dari 300.000 responden terpercaya. Yuk melangkah lebih pasti #DenganData bersama kami!

Baca juga: Customer Experience: Pengertian, Faktor, Contoh & Strategi

Tags:
Artikel Terkait
7 Cara untuk Mengembangkan Upaya Berpikir Inovatif, Yuk Coba
Cara untuk mengembangkan upaya berpikir inovatif adalah hal yang sangat penting untuk dipelajari. Persaingan di dunia bisnis dan karir yang semakin ketat menuntut kita memiliki kemampuan tersebut. Harapannya, bekal ilmu ini dapat membantu diri serta organisasi bertahan dengan keunggulan kompetitif. Lalu apa itu inovatif dalam berpikir? Dan bagaimana cara mengembangkannya? Simak artikel berikut untuk mengetahui […]
Mengenal B2B, Contoh Usaha & Perbedaannya dengan B2C
Apa itu B2B? B2B adalah kepanjangan dari business to business. B2B menjalankan transaksi antara sesama pelaku bisnis. Sebagai contoh, perusahaan furniture bekerjasama dengan perusahaan digital marketing untuk membantu memasarkan produk mereka. Lalu, bagaimana dengan B2C? Apa perbedaan B2B dan B2C? Langsung saja baca artikel berikut, ya! Pengertian B2B B2B adalah kependekan dari business to business. […]
Resesi Ekonomi: Pengertian, Penyebab, Dampak, Cara Mengatasi
Terhambatnya perdagangan dan sektor industri bisnis lainnya membawa Indonesia ke dalam lubang resesi ekonomi. Menurut Badan Pusat Statistik, muncul minus 5,32% pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan 2020 silam. Fenomena tersebut merupakan salah satu imbas dari pembatasan sosial yang berlaku, sehingga kegiatan pasar juga terpaksa tersendat. Namun, apa itu resesi ekonomi sebenarnya? Simak rangkuman Populix […]