Pembuatan buyer persona adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan dalam bisnis agar Anda dapat mengenali calon pelanggan dengan lebih baik.
Sebab, buyer persona bisa memberikan gambaran yang merepresentasikan setiap segmen dari target pasar Anda.
Lantas, apa yang dimaksud dengan buyer persona tersebut? Anda dapat menemukan jawabannya dalam pembahasan berikut!
Apa Itu Buyer Persona
Apa itu buyer persona? Buyer persona adalah perwakilan dari target pelanggan sebuah bisnis yang diperoleh melalui riset pasar mendalam.
Biasanya, hal ini dilakukan dengan membuat profil pelanggan seolah mereka nyata. Adapun beberapa informasi yang dibutuhkan dalam membuat buyer persona adalah sebagai berikut:
- Informasi pribadi: Berisi nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, status pekerjaan, jumlah penghasilan, dan status.
- Tingkah laku: Meliputi hobi, makanan dan minuman kesukaan, akun media sosial, serta forum online apa yang diikuti.
- Kebiasaan Berbelanja: Menjelaskan cara berkomunikasi, cara menemukan informasi produk, dan cara berbelanja yang disukai
Selain ketiga kelompok informasi tadi, Anda juga bisa menambahkannya dengan melakukan wawancara langsung kepada beberapa calon pelanggan sehingga hasilnya lebih spesifik.
Bila dijelaskan secara sederhana apa tujuan membuat buyer persona, maka jawabannya adalah untuk membantu kegiatan pemasaran, pembuatan konten, sampai dengan pengembangan produk.
Fungsi Buyer Persona
Buyer persona memiliki beberapa fungsi yang berguna bagi bisnis. Adapun sejumlah fungsi buyer persona adalah sebagai berikut:
- Membantu memahami target pasar
- Memudahkan penyusunan strategi penawaran untuk mendatangkan pelanggan
- Memberi insight untuk menciptakan strategi bisnis efektif
- Mendorong pengembangan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan
- Membantu menyelaraskan nilai merek dengan kebutuhan pelanggan
- Membangun dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan untuk jangka panjang
Baca juga: 7 Strategi Pemasaran yang Efektif, Pengertian, Tujuan & Elemen
Manfaat Pembuatan Buyer Persona
Di samping fungsi, terdapat juga beberapa manfaat buyer persona bagi sebuah bisnis. Adapun manfaat dari buyer persona adalah sebagai berikut:
- Bisa mengetahui pain points pelanggan secara menyeluruh
- Dapat memahami kebutuhan pelanggan potensial dengan baik
- Bisnis bisa mendapatkan target audiens yang lebih tersegmentasi
- Bisa mengidentifikasi persona yang negatif
- Efisiensi kegiatan pemasaran bisnis menjadi optimal
- Keberhasilan tim sales semakin meningkat
Contoh Buyer Persona
Berikut ini adalah contoh buyer persona yang digunakan untuk menawarkan sebuah produk aplikasi layanan pengembangan diri dan karier.
Dari buyer persona yang sudah dibuat, maka bisa terlihat wawasan untuk menyusun strategi pemasaran dalam menawarkan aplikasi layanan pengembangan diri dan karier kepada Budi.
Dengan demikian, Budi bisa mencoba aplikasinya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Di sisi lain, pengguna aplikasi perusahaan juga bertambah.
Cara Membuat Buyer Persona
Lalu, bagaimana cara membuat buyer persona? Adapun tahapan dalam pembuatan buyer persona adalah sebagai berikut:
1. Lakukan Riset Mendalam
Langkah awal dalam membuat buyer persona adalah melakukan riset mendalam. Tahapan riset buyer persona ini biasanya dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.
Informasi yang dikumpulkan yaitu terkait jenis kelamin, usia, penghasilan, tempat tinggal, kebiasaan belanja, dan berbagai hal untuk memahami pelanggan potensial.
Tahapan ini bisa dilakukan melalui survei, wawancara, focus group discussion (FGD), ataupun metode bermanfaat lainnya.
Baca juga: 6 Cara Promosi Produk yang Tepat Beserta Contohnya
2. Kenali Tantangan yang Dihadapi Pelanggan
Tantangan atau masalah yang dihadapi pelanggan dalam pembuatan buyer persona biasanya disebut dengan pain points.
Dalam pain points, Anda harus menemukan gambaran tentang hambatan apa saja yang dihadapi oleh calon pelanggan.
Masih sama seperti sebelumnya, tahapan ini juga bisa dilakukan melalui survei, wawancara, FGD, dan sebagainya.
Di samping itu, informasi mengenai pain points juga dapat diketahui dengan meminta testimoni dari pelanggan yang pernah membeli produk Anda.
3. Identifikasi Tujuan Pelanggan
Cara membuat buyer persona berikutnya yaitu dengan mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai oleh pelanggan.
Hal ini penting dilakukan karena setiap orang tentunya memiliki tujuan masing-masing dalam memilih dan membeli sebuah produk.
Dengan mengetahui tujuan pelanggan, maka Anda bisa menyesuaikan fitur, layanan, konten, ataupun produk itu sendiri agar bisa menyesuaikan harapan pelanggan.
Strategi ini memungkinkan terwujudnya keberhasilan pemasaran dan penjualan produk yang ditawarkan.
4. Ketahui Bagaimana Bisnis Menjadi Solusi
Jika sudah mengetahui tantangan dan tujuan pelanggan, maka cara membuat buyer persona selanjutnya yaitu memahami bagaimana bisnis Anda dapat menjadi solusi.
Namun tidak sampai di situ saja, Anda juga bisa menggali lebih banyak potensi untuk menemukan prospek bisnis lainnya yang bisa ditawarkan.
Alhasil, Anda juga bisa menemukan ide untuk membuat inovasi bisnis lainnya yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi pelanggan.
Baca juga: 10 Cara Menawarkan Produk dengan Baik untuk Menarik Pembeli
5. Kategorikan Setiap Persona
Dari seluruh data yang sudah terkumpul, Anda bisa mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kategori buyer persona.
Adapun beberapa kategori dalam buyer persona adalah sebagai berikut:
- Methodical Persona: Pelanggan yang bersifat logis dan teliti dalam bertindak sehingga perlu menawarkan produk unggul untuk menarik minat belinya
- Competitive Persona: Pelanggan dengan kegemaran pada hal-hal bersifat kompetisi dan biasanya menyukai produk yang membantu mengembangkan diri
- Humanistic Persona: Pelanggan yang lambat dalam membuat keputusan sehingga harus mengupayakan strategi penawaran semaksimal mungkin agar membuatnya tertarik
- Spontaneous Persona: Pelanggan yang cenderung menggunakan emosi dalam pengambilan keputusan sehingga akan mudah dipengaruhi
6. Ciptakan Buyer Persona Negatif
Langkah terakhir dalam membuat buyer persona adalah menciptakan persona yang negatif. Dalam hal ini, persona tersebut berarti orang yang bukan merupakan target pasar Anda.
Dengan demikian, buyer persona yang Anda buat bisa menjadi lebih spesifik. Sebagai contoh, Anda membuka usaha butik yang menargetkan pelanggan kelas menengah ke atas dengan penghasilan per bulan lebih dari Rp5 juta.
Maka, Anda dapat membuat persona negatif yaitu orang yang memiliki pendapatan di bawah Rp5 juta per bulannya.
Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatan buyer persona adalah hal yang sangat bermanfaat bagi bisnis.
Melalui kehadiran buyer persona, Anda bisa memahami bagaimana nilai-nilai bisnis dapat disampaikan dengan tepat kepada calon pelanggan.
Dengan demikian, pemasaran menjadi lebih efektif dan berpotensi memberikan hasil yang maksimal.
Apabila Anda ingin menciptakan buyer persona, pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu menggunakan layanan Poplite by Populix.
Poplite adalah platform survei online yang dapat membantu memenuhi kebutuhan pelaku bisnis dalam melakukan riset pasar.
Dengan lebih dari 300.000 responden berkualitas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Anda bisa mendapatkan data akurat dan relevan dengan cepat serta terjangkau.
Jadi, tunggu apalagi? Yuk buat buyer persona lebih pasti #DenganData bersama Poplite!
Baca juga: User Persona: Pengertian, Cara Membangun dan Tujuannya