Pengertian Buyer Persona, Manfaat, Contoh, dan Cara Membuat
Populix

Pengertian Buyer Persona, Manfaat, Contoh, dan Cara Membuat

2 tahun yang lalu 5 MENIT MEMBACA

Pembuatan buyer persona adalah langkah yang tidak boleh dilewatkan dalam bisnis agar Anda dapat mengenali calon pelanggan dengan lebih baik.

Sebab, buyer persona bisa memberikan gambaran yang merepresentasikan setiap segmen dari target pasar Anda.

Lantas, apa yang dimaksud dengan buyer persona tersebut? Anda dapat menemukan jawabannya dalam pembahasan berikut!

Apa Itu Buyer Persona

Apa itu buyer persona? Buyer persona adalah perwakilan dari target pelanggan sebuah bisnis yang diperoleh melalui riset pasar mendalam.

Biasanya, hal ini dilakukan dengan membuat profil pelanggan seolah mereka nyata. Adapun beberapa informasi yang dibutuhkan dalam membuat buyer persona adalah sebagai berikut:

  • Informasi pribadi: Berisi nama, jenis kelamin, usia, pendidikan, status pekerjaan, jumlah penghasilan, dan status.
  • Tingkah laku: Meliputi hobi, makanan dan minuman kesukaan, akun media sosial, serta forum online apa yang diikuti.
  • Kebiasaan Berbelanja: Menjelaskan cara berkomunikasi, cara menemukan informasi produk, dan cara berbelanja yang disukai

Selain ketiga kelompok informasi tadi, Anda juga bisa menambahkannya dengan melakukan wawancara langsung kepada beberapa calon pelanggan sehingga hasilnya lebih spesifik.

Bila dijelaskan secara sederhana apa tujuan membuat buyer persona, maka jawabannya adalah untuk membantu kegiatan pemasaran, pembuatan konten, sampai dengan pengembangan produk.

Fungsi Buyer Persona

Buyer persona memiliki beberapa fungsi yang berguna bagi bisnis. Adapun sejumlah fungsi buyer persona adalah sebagai berikut:

  • Membantu memahami target pasar
  • Memudahkan penyusunan strategi penawaran untuk mendatangkan pelanggan
  • Memberi insight untuk menciptakan strategi bisnis efektif
  • Mendorong pengembangan produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan pelanggan
  • Membantu menyelaraskan nilai merek dengan kebutuhan pelanggan
  • Membangun dan menjaga hubungan baik dengan pelanggan untuk jangka panjang

Baca juga: 7 Strategi Pemasaran yang Efektif, Pengertian, Tujuan & Elemen

Manfaat Pembuatan Buyer Persona

Di samping fungsi, terdapat juga beberapa manfaat buyer persona bagi sebuah bisnis. Adapun manfaat dari buyer persona adalah sebagai berikut:

  • Bisa mengetahui pain points pelanggan secara menyeluruh
  • Dapat memahami kebutuhan pelanggan potensial dengan baik
  • Bisnis bisa mendapatkan target audiens yang lebih tersegmentasi
  • Bisa mengidentifikasi persona yang negatif
  • Efisiensi kegiatan pemasaran bisnis menjadi optimal
  • Keberhasilan tim sales semakin meningkat

Contoh Buyer Persona

Berikut ini adalah contoh buyer persona yang digunakan untuk menawarkan sebuah produk aplikasi layanan pengembangan diri dan karier.

contoh buyer persona

Dari buyer persona yang sudah dibuat, maka bisa terlihat wawasan untuk menyusun strategi pemasaran dalam menawarkan aplikasi layanan pengembangan diri dan karier kepada Budi.

Dengan demikian, Budi bisa mencoba aplikasinya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Di sisi lain, pengguna aplikasi perusahaan juga bertambah.

Cara Membuat Buyer Persona

Lalu, bagaimana cara membuat buyer persona? Adapun tahapan dalam pembuatan buyer persona adalah sebagai berikut:

1. Lakukan Riset Mendalam

Langkah awal dalam membuat buyer persona adalah melakukan riset mendalam. Tahapan riset buyer persona ini biasanya dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya.

Informasi yang dikumpulkan yaitu terkait jenis kelamin, usia, penghasilan, tempat tinggal, kebiasaan belanja, dan berbagai hal untuk memahami pelanggan potensial.

Tahapan ini bisa dilakukan melalui survei, wawancara, focus group discussion (FGD), ataupun metode bermanfaat lainnya.

Baca juga: 6 Cara Promosi Produk yang Tepat Beserta Contohnya

2. Kenali Tantangan yang Dihadapi Pelanggan

Tantangan atau masalah yang dihadapi pelanggan dalam pembuatan buyer persona biasanya disebut dengan pain points.

Dalam pain points, Anda harus menemukan gambaran tentang hambatan apa saja yang dihadapi oleh calon pelanggan.

Masih sama seperti sebelumnya, tahapan ini juga bisa dilakukan melalui survei, wawancara, FGD, dan sebagainya.

Di samping itu, informasi mengenai pain points juga dapat diketahui dengan meminta testimoni dari pelanggan yang pernah membeli produk Anda.

3. Identifikasi Tujuan Pelanggan

Cara membuat buyer persona berikutnya yaitu dengan mengidentifikasi tujuan yang ingin dicapai oleh pelanggan.

Hal ini penting dilakukan karena setiap orang tentunya memiliki tujuan masing-masing dalam memilih dan membeli sebuah produk.

Dengan mengetahui tujuan pelanggan, maka Anda bisa menyesuaikan fitur, layanan, konten, ataupun produk itu sendiri agar bisa menyesuaikan harapan pelanggan.

Strategi ini memungkinkan terwujudnya keberhasilan pemasaran dan penjualan produk yang ditawarkan.

4. Ketahui Bagaimana Bisnis Menjadi Solusi

Jika sudah mengetahui tantangan dan tujuan pelanggan, maka cara membuat buyer persona selanjutnya yaitu memahami bagaimana bisnis Anda dapat menjadi solusi.

Namun tidak sampai di situ saja, Anda juga bisa menggali lebih banyak potensi untuk menemukan prospek bisnis lainnya yang bisa ditawarkan.

Alhasil, Anda juga bisa menemukan ide untuk membuat inovasi bisnis lainnya yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi pelanggan.

Baca juga: 10 Cara Menawarkan Produk dengan Baik untuk Menarik Pembeli

5. Kategorikan Setiap Persona

Dari seluruh data yang sudah terkumpul, Anda bisa mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kategori buyer persona.

Adapun beberapa kategori dalam buyer persona adalah sebagai berikut:

  • Methodical Persona: Pelanggan yang bersifat logis dan teliti dalam bertindak sehingga perlu menawarkan produk unggul untuk menarik minat belinya
  • Competitive Persona: Pelanggan dengan kegemaran pada hal-hal bersifat kompetisi dan biasanya menyukai produk yang membantu mengembangkan diri
  • Humanistic Persona: Pelanggan yang lambat dalam membuat keputusan sehingga harus mengupayakan strategi penawaran semaksimal mungkin agar membuatnya tertarik
  • Spontaneous Persona: Pelanggan yang cenderung menggunakan emosi dalam pengambilan keputusan sehingga akan mudah dipengaruhi

6. Ciptakan Buyer Persona Negatif

Langkah terakhir dalam membuat buyer persona adalah menciptakan persona yang negatif. Dalam hal ini, persona tersebut berarti orang yang bukan merupakan target pasar Anda.

Dengan demikian, buyer persona yang Anda buat bisa menjadi lebih spesifik. Sebagai contoh, Anda membuka usaha butik yang menargetkan pelanggan kelas menengah ke atas dengan penghasilan per bulan lebih dari Rp5 juta.

Maka, Anda dapat membuat persona negatif yaitu orang yang memiliki pendapatan di bawah Rp5 juta per bulannya.

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembuatan buyer persona adalah hal yang sangat bermanfaat bagi bisnis.

Melalui kehadiran buyer persona, Anda bisa memahami bagaimana nilai-nilai bisnis dapat disampaikan dengan tepat kepada calon pelanggan.

Dengan demikian, pemasaran menjadi lebih efektif dan berpotensi memberikan hasil yang maksimal.

Apabila Anda ingin menciptakan buyer persona, pastikan untuk melakukan riset terlebih dahulu menggunakan layanan Poplite by Populix.

Poplite adalah platform survei online yang dapat membantu memenuhi kebutuhan pelaku bisnis dalam melakukan riset pasar.

Dengan lebih dari 300.000 responden berkualitas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Anda bisa mendapatkan data akurat dan relevan dengan cepat serta terjangkau.

Jadi, tunggu apalagi? Yuk buat buyer persona lebih pasti #DenganData bersama Poplite!

Baca juga: User Persona: Pengertian, Cara Membangun dan Tujuannya

Artikel Terkait
5 Rekomendasi Situs Survei Online Tepercaya, Ini Daftarnya!
Kebutuhan untuk memperoleh data cepat dan akurat semakin meningkat, baik untuk riset bisnis maupun riset akademik. Untuk memenuhi kebutuhan ini, Anda dapat memanfaatkan jasa survei online. Jasa survei online adalah layanan yang menyediakan platform atau sistem untuk mengumpulkan data melalui survei berbasis internet. Layanan survei online memungkinkan individu, bisnis, atau peneliti untuk membuat, menyebarkan, dan […]
Nonresponse Bias: Pengertian, Penyebab, Jenis, Cara Mencegah
Adakalanya bias ditemukan dalam proses penelitian. Salah satu jenis bias yang kerap ditemukan yaitu nonresponse bias. Nonresponse bias adalah jenis bias yang terjadi ketika responden yang dipilih tidak memberikan respons atau tidak mengisi kuesioner penelitian sehingga data yang diperoleh tidak mewakili populasi yang sedang diteliti dengan baik. Jenis bias ini dapat berpengaruh pada validitas dan […]
Seperti Apa Penggunaan Bank Digital di Indonesia?
Pemanfaatan teknologi di bidang layanan keuangan telah membawa perubahan pada industri perbankan. Bentuk inovasi yang kini banyak dimanfaatkan khalayak yaitu pemakaian bank digital di Indonesia. Apa itu bank digital? Bank digital adalah institusi keuangan yang beroperasi sepenuhnya secara online. Jenis bank ini menyediakan layanan perbankan seperti transfer uang, pembayaran tagihan, deposito, dan berbagai layanan keuangan […]