Anda mungkin menganggap design thinking adalah istilah yang identik dengan pekerjaan designer, arsitek, UI/UX, desain grafis, atau illustrator.
Padahal, design thinking adalah sebuah konsep yang bisa diadopsi oleh siapapun, mulai dari individu, UMKM, bisnis startup, maupun perusahaan besar sekalipun.
Mengapa demikian? Hal ini karena design thinking sangat dibutuhkan untuk memahami kebutuhan pengguna, menciptakan produk baru, serta memperbaiki performa suatu layanan.
Lantas, bagaimana cara menerapkan konsep design thinking dalam suatu bisnis? Yuk, simak penjelasannya pada artikel berikut!
Apa Itu Design Thinking?
Pengertian design thinking adalah sebuah pendekatan untuk melahirkan inovasi yang berpusat pada manusia atau human-centered.
Metode design thinking terinspirasi dari bagaimana designer melahirkan suatu inovasi.
Design thinking adalah metode yang mengintegrasikan tiga hal yaitu kebutuhan konsumen, peluang teknologi, dan keuntungan dari bisnis.
Hasil akhir dari design thinking adalah berupa produk yang menggabungkan beberapa elemen yaitu desirability, viability, dan feasibility.
Elemen desirability adalah kesesuaian dengan kebutuhan konsumen. Sedangkan viability yaitu terkait dengan keuntungan bagi bisnis.
Elemen lainnya yakni feasibility yang artinya secara teknis atau teknologi bisa diwujudkan.
Manfaat Design Thinking
Manfaat design thinking adalah sebagai alat inovasi bisnis yang dapat membantu perusahaan dalam menghadirkan solusi melalui teknologi ataupun menjelajahi pasar baru.
Dengan inovasi yang dihadirkan design thinking, Anda akan lebih mudah dalam bersaing dengan kompetitor serta mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan.
Design thinking adalah cara untuk membuat pemikiran dan gagasan menjadi sesuatu yang nyata serta mempermudah proses dari penciptaan inovasi.
Baca juga: Pentingnya Analisis Pasar untuk Bisnis, Ini Tujuan & Caranya!
Prinsip Dasar Design Thinking
Untuk bisa menerapkan metode ini, pastikan bahwa Anda telah memahami prinsip dasar dari metode design thinking.
Apa saja prinsip-prinsip dasar tersebut? Berikut adalah daftar dan penjelasannya:
- Daya Kreativitas Tinggi: Anda diperbolehkan mengembangkan ide seliar mungkin untuk menghasilkan solusi terbaik. Nantinya, gagasan tersebut akan disaring hingga menemukan yang paling tepat.
- Iteratif: Anda perlu menerapkan proses design thinking secara berulang demi bisa menghadirkan solusi yang paling sesuai dengan pengguna.
- User-Centered: Ide atau solusi yang dihadirkan harus sesuai dengan kebutuhan pengguna serta menyelesaikan masalah mereka.
- Hands On: Design thinking harus dilakukan dengan pengujian secara langsung sehingga Anda bisa mengetahui bagaimana respon calon pengguna terhadap ide yang ditawarkan.
Tahapan Design Thinking
Ada beberapa jenis tahapan design thinking, salah satunya adalah model yang dibuat oleh Design School Stanford University.
Tahapan design thinking ini terbagi menjadi lima fase yaitu empathize, define, ideate, prototype dan test.
Penjelasan lengkap mengenai tahapan design thinking adalah sebagai berikut:
1. Empathize
Proses design thinking yang pertama adalah empathize atau empati. Tahap ini merupakan upaya untuk merasakan dan memahami apa yang dipikirkan konsumen.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menjalankan tahapan emphatize yaitu observe, engage, dan immerse.
Observe atau observasi berarti Anda harus mengamati perilaku dan tindakan konsumen. Hasil observasi perlu ditindaklanjuti dengan tahapan engage.
Engage adalah membangun interaksi langsung dengan konsumen melalui berbagai metode seperti interview, FGD (focus group discussion), kuesioner, dan sebagainya
Cara terakhir pada tahapan empathize adalah immerse atau berpartisipasi dalam melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan konsumen.
Hasil dari tahap ini adalah peta yang menggambarkarkan situasi atau kondisi konsumen
2. Define
Define adalah tahapan untuk menemukan masalah terpenting bagi konsumen sehingga solusi yang dihasilkan nanti berguna bagi konsumen.
Cara untuk melakukan proses define adalah dengan mengamati dan menemukan pola masalah yang paling penting dari peta hasil proses emphatize sebelumnya.
Setelah pola masalah ditemukan, Anda akan bisa menghasilkan problem worth solving atau masalah paling utama yang dialami konsumen dan perlu diselesaikan
Manfaat yang bisa didapatkan dari proses define adalah Anda bisa lebih fokus dalam membuat pola masalah yang jelas sehingga ide bisa lebih mudah ditemukan.
Pola masalah ini bisa menjadi panduan dalam membuat keputusan untuk menciptakan inovasi.
Baca juga: Panduan Riset Pasar untuk Startup, Ini Langkah-Langkahnya!
3. Ideate
Tahap ideate berusaha untuk menciptakan sebanyak mungkin alternatif ide dan menyeleksinya hingga menemukan yang terbaik.
Ide harus bebas mulai dari yang masuk akal hingga tidak masuk akal, tidak boleh ada batasan dalam menemukan ide. Tekniknya bisa dengan brainstorming, scramper, dan lain sebagainya.
Sebagai contoh, Anda bisa mulai dengan sedikit ide dulu. Setelahnya, buatlah cabang atau turunan dari ide yang sudah ada.
Ketika gagasan yang dikumpulkan sudah banyak, Anda bisa mengkategorikannya dari yang realistis hingga tidak masuk akal.
Ide yang sudah dikategorikan bisa Anda pilih yang terbaik, lalu kombinasikan dengan beberapa ide lain dalam kategori yang berbeda.
Kombinasikan ini akan melahirkan beberapa gagasan alternatif.
4. Prototype
Untuk membuat gagasan menjadi nyata, Anda perlu membuat prototype supaya ide dapat di lihat dan dirasakan lewat panca indera.
Tujuan prototype dalam proses design thinking adalah supaya ide bisa lebih mudah dipelajari dan dievaluasi.
Beberapa contoh prototype yang bisa dibuat yaitu sketsa atau gambar, miniatur, dan mockup.
Kunci untuk membuat prototype yang baik adalah dengan mewujudkan ide dalam bentuk nyata di awal tanpa perlu membuatnya sempurna.
Nantinya, Anda bisa menemukan celah-celah perbaikan dari hasil prototype tersebut sehingga ide tersebut bisa disempurnakan.
Baca juga: 9 Langkah Riset Pasar yang Efektif untuk Kembangkan Bisnis
5. Test
Fase paling penting dalam design thinking adalah test atau pengujian prototype ke konsumen.
Mintalah konsumen Anda untuk mencoba menggunakan prototype. Setelah itu tanyakan kepada mereka mengenai feedback yang akan dijadikan sebagai evaluasi.
Hasil evaluasi tersebut akan menjadi dasar dari perbaikan atau perancangan kembali prototype. Selanjutnya, pengujian diulang kembali test kembali hingga dirasa sudah cukup baik.
Ada tiga prinsip utama dalam melakukan testing:
- Show don’t tell: Cukup tunjukkan dan jangan menjelaskan apapun ke konsumen. Biarkan mereka sendiri yang mengeksplorasi sendiri.
- Create experience: Proses pengujian harus bisa memberikan konsumen pengalaman dalam menggunakan prototype tersebut.
- Ask users to compare: Minta konsumen untuk membandingkan setiap prototype yang dibuat.
Itu dia penjelasan tentang apa itu design thinking, beserta manfaat, prinsip dasar, dan tahapannya.
Design thinking adalah pendekatan untuk memecahkan masalah dengan mempertimbangkan kebutuhan target pasar.
Banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan saat menerapkan design thinking, seperti dapat meningkatkan inovasi dan pendapatan perusahaan.
Nah, untuk mempermudah proses pendekatan kepada target pasar, Anda juga bisa memanfaatkan Poplite by Populix.
Poplite adalah platform self-service survei yang telah memiliki 300.000+ responden dan tersebar di seluruh Indonesia.
Yuk, optimalkan riset bisnis kamu #DenganData yang akurat, kredibel, dan relevan bersama Populix!
Baca juga: Cara Riset Pasar Online untuk Tahu Kebutuhan Konsumen