Keunggulan kompetitif atau competitive advantage adalah salah satu faktor yang penting dalam kesuksesan bisnis jangka panjang. Ketika sebuah bisnis mampu mengungguli kompetitor, tentunya tidak hanya ada potensi kenaikan pendapatan, melainkan juga pertumbuhan bisnis bisa meningkat.
Mungkin beberapa dari Anda masih asing dengan istilah ini. Tak apa, sebab kami sudah merangkum secara lengkap mengenai apa itu competitive advantage dalam artikel berikut.
Pengertian Competitive Advantage
Pengertian competitive advantage adalah suatu keadaan ketika perusahaan memiliki penawaran yang tidak dimiliki oleh pesaingnya. Hal ini tentu diperlukan apalagi ketika perusahaan terlibat di dalam pasar dengan banyak produsen lain sejenis.
Dengan mengetahui keunggulan kompetitif, maka perusahaan akan lebih berpeluang untuk mendapatkan perhatian dari konsumen. Yang termasuk ke dalam competitive advantage adalah harga yang lebih murah, bonus yang tidak diberikan di tempat lain atau bisa juga dalam bentuk produk atau jasa yang tidak dapat disediakan pesaing.
Meskipun begitu, competitive advantage tidak hanya meliputi produk akhir atau output yang diproduksi, tetapi juga tenaga kerja yang mumpuni sehingga berpengaruh terhadap produk akhir.
Masih dalam cakupannya, contoh competitive advantage adalah badan usaha milik negara yang memproduksi barang atau jasa yang pengelolaannya tidak boleh dilakukan oleh swasta.
Jadi, garis besar teori comparative advantage adalah sebuah keunggulan ketika produsen memiliki sesuatu yang tidak dimiliki kebanyakan pesaingnya, baik dari faktor internal (tenaga kerja) maupun eksternal seperti penguasaan sumber daya.
Baca juga: Market Cap: Pengertian, Cara Hitung, Jenis & Strategi
Cara Kerja Competitive Advantage
Lalu bagaimana cara kerja competitive advantage? Beberapa aspek penting yang perlu disimak dalam cara kerja competitive advantage adalah:
1. Analisis Pasar
Kegiatan mengenal pasar lebih dalam bertujuan untuk melihat apa yang pasar butuhkan dan apa yang perusahaan dapat tawarkan. Analisis pasar juga akan menghindarkan produsen dari inefisiensi karena tidak memiliki gambaran terhadap apa yang terjadi di pasar.
2. Mengenali Kekuatan Inti
Setelah mengenali bagaimana kebutuhan pasar, produsen dapat melihat apa yang ia punya sehingga bisa mengisi kekosongan dalam pasar. Di sini, produsen juga dituntut untuk tetap konsisten dengan apa yang diusungnya.
Salah satu contoh competitive advantage adalah perusahaan penyedia transportasi online. Karena jumlah perusahaan masih sangat sedikit, maka produsen ini dapat dikatakan memiliki keunggulan komparatif.
Kekuatan intinya adalah pada jasa layanan transportasi online. Apabila perusahaan tersebut memutuskan untuk melebarkan sayapnya ke dalam penjualan pakaian bayi, maka konsumen akan meragukannya. Oleh sebab itu, perusahaan tersebut lebih tepat bila mengembangkan layanannya dalam bentuk pengantaran makanan, pengantaran paket dan jasa sejenis lainnya.
3. Evaluasi Proses Produksi
Hal yang tidak kalah penting setelah perusahaan berdiri adalah evaluasi proses produksi. Meskipun variasi konsumen ada banyak, tetapi satu hal yang pasti adalah konsumen menyukai sesuatu dengan harga terjangkau.
Meskipun sensitivitas terhadap harga bisa berbeda-beda, tetapi alangkah baiknya bila produsen mengakomodasi keinginan konsumen ini dengan menilai kembali proses produksi.
Dari hasil tersebut, kemudian dapat dirumuskan sebuah rencana penghematan sumber daya yang selanjutnya juga berdampak pada biaya produksi dan harga produk yang lebih rendah.
Baca juga: Segmentasi Pasar: Pengertian, Jenis, Tujuan dan Contohnya
Jenis Competitive Advantage
Lalu apakah ada variasi dari competitive advantage? Tidak hanya satu, ada empat jenis keunggulan komparatif sebagai berikut.
1. Cost Leading
Produsen dapat dikatakan memiliki keunggulan komparatif dalam hal cost leading ketika mereka mampu menjual produk dengan harga lebih murah. Mengapa produsen bisa menjual harga yang murah?
Salah satu sebabnya adalah adanya skala produksi yang terpenuhi pada suatu perusahaan. Jadi, bayangkan bila kita membeli barang. Ketika pembelian hanya sedikit, maka tidak akan diperoleh bonus atau potongan harga, tetapi bila membeli cukup banyak barang maka kita akan mendapatkan ekstra produk atau harga lebih murah.
2. Fokus pada Pasar
Produsen juga dapat memperoleh competitive advantage ketika memfokuskan target pada hal spesifik. Contoh comparative advantage adalah adanya suatu branding produk termurah di kelasnya. Maka konsumen tertentu akan melihat hal itu sebagai satu karakteristik khasnya.
Penyempitan sasaran pasar akan membuat konsumen percaya bahwa suatu brand memiliki kualifikasi pada aspek yang ditonjolkan. Misalnya, produk makanan yang memiliki klaim bahwa semua komposisinya berasal dari bahan alami.
Konsumen akan menaruh perhatian pada brand dengan konsistensi sasaran pasar karena konsumen melihat hal tersebut sebagai karakter yang dibangun dalam waktu tidak sebentar.
3. Sumber Daya
Penguasaan sumber daya juga dapat menyebabkan suatu perusahaan memiliki dominasi yang diperhitungkan dalam pasar. Sumber daya ini dapat berupa apa saja, bisa jadi akses terhadap produk impor atau dapat pula bahan baku produksi dengan penggunaan terbatas.
Salah satu contoh competitive advantage adalah PT. Perusahaan Listrik Negara. Berdasarkan undang-undang, sumber daya esensial di Indonesia hanya dapat dikelola oleh negara. Bayangkan bila listrik umum dikelola oleh swasta dan mereka mematok harga tinggi karena permintaannya banyak.
Jenis keunggulan yang dimiliki PT. PLN dapat dikatakan termasuk sustainable competitive advantage karena dari tahun ke tahun belum ada perusahaan lain yang masuk ke dalam pasar disebabkan adanya larangan tersebut.
Sustainable competitive advantage adalah keunggulan kompetitif yang sifatnya awet karena didukung oleh aturan tertentu semisal undang-undang pada PT. PLN.
4. Merek
Karakter kuat pada produk dapat menstimulus konsumen untuk terus menerus berinteraksi dengan merek tersebut.
Hal ini menjadi perhatian khusus karena pada era digital, di mana konsumen lebih mudah terpapar dengan produk-produk lain sejenis yang mungkin secara visual atau secara konsep lebih menarik. Sehingga suatu produk atau brand dapat dikatakan memiliki keunggulan ketika ia mampu menggaet pasarnya dengan karakter merek yang dimilikinya.
Contoh Competitive Advantage
Tadi telah dibahas pengertian competitive advantage, cara kerja hingga jenis-jenis. Nah, sekarang saatnya Anda mengetahui lebih jauh tentang contoh competitive advantage.
1. Perusahaan Penyedia Transportasi Online
Salah satu contoh competitive advantage adalah perusahaan rintisan Indonesia yang bervaluasi tinggi yaitu Gojek. Meskipun produk layanan semacam ini bukan yang pertama kalinya di dunia, tetapi Gojek mampu memiliki posisinya tersendiri di mata konsumen.
Mengenalkan diri sebagai produk anak bangsa, comparative advantage dapat memberikan keuntungan pada Gojek melalui identitas merek.
2. Obat-obatan dengan Hak Paten
Obat-obatan yang telah melewati proses riset dan pengembangan akan memiliki hak paten berjangka waktu sekian tahun. Selama jangka waktu inilah merek obat tersebut hanya dapat diproduksi oleh pemegang lisensi.
Oleh karena itu, kita dapat menjumpai istilah obat generik dan obat paten di mana obat paten berharga lebih tinggi. Sebuah obat bisa disebut generik ketika hak patennya telah habis, sehingga tidak ada royalti kepada perusahaan pembuat.
Sehingga perusahaan pemilik obat paten dapat dikatakan tidak memiliki sustainable competitive advantage sebab keunggulannya dibatasi oleh jangka waktu.
Itulah ulasan tentang pentingnya competitive advantage bagi bisnis. Competitive advantage adalah suatu hal yang tidak mudah dimiliki, namun ketika suatu bisnis berhasil mendapatkannya, hal tersebut akan berpengaruh pada keberlangsungan bisnis jangka panjang.
Baca juga: Perilaku Konsumen: Pengertian, Manfaat, Faktor, Teori & Model