Sebagai businessman, capital budgeting adalah salah satu hal esensial dalam manajemen keuangan perusahaan yang patut Anda pahami. Terutama ketika Anda berencana melangsungkan sebuah investasi atau proyek besar dengan biaya yang tentunya tidak kecil. Pasalnya, ketepatan dalam melakukan penganggaran modal ini akan menentukan kesuksesan operasional bisnis Anda.
Lantas, sebetulnya apa itu capital budgeting? Bagaimana cara menerapkannya? Untuk mengetahui hal tersebut, yuk simak pembahasan berikut mulai dari pengertian, manfaat, hingga contoh capital budgeting perusahaan.
Apa itu Capital Budgeting?
Secara mendasar, capital budgeting adalah suatu metode analisis keuangan guna menentukan apakah suatu proyek perusahaan dapat dilakukan atau tidak. Dalam kata lain, ini merupakan proses mengevaluasi sebuah proyek dari sisi finansial dan ditujukan untuk memastikan keberhasilannya dalam menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
Bisa dibilang, capital budgeting adalah bagian terpenting di antara proses bisnis lainnya. Sebab, aktivitas ini melibatkan perusahaan pemilik proyek beserta berbagai stakeholder lainnya yang memegang peran dalam menyepakati pembuatan keputusan tersebut.
Sehingga, apabila proses perhitungan anggaran tidak memperoleh kesepakatan, maka proyek kerja sama pun tidak akan dilangsungkan. Adapun kepentingan yang menjadi pertimbangan dalam capital budgeting adalah kepentingan investor dan profit di masa mendatang.
Macam-Macam Metode Analisis Capital Budgeting
Perhitungan anggaran modal perusahaan terbagi ke dalam beberapa jenis metode analisis. Adapun macam-macam metode capital budgeting adalah sebagai berikut.
1. Internal Rate of Return (IRR)
Jenis yang pertama adalah Internal Rate of Return (IRR), yakni metode perhitungan yang diketahui lebih detail dan akurat dibanding lainnya. Sebab, IRR tidak sekadar mempertimbangkan future value atau potensi masa depan, tetapi juga sekaligus menggunakan aspek waktu dalam perhitungannya.
2. Net Present Value (NPV)
Jenis berikutnya dari capital budgeting adalah Net Present Value (NPV). Berbeda dari Internal Rate of Return, metode perhitungan satu ini hanya menggunakan future value atau potensi perusahaan di masa mendatang. Untuk mengatakan bahwa proyek layak dilaksanakan, manajer keuangan setidaknya harus memperoleh nilai di atas 0 rupiah dalam perhitungan ini.
3. Average Rate of Return (ARR)
Jenis lainnya adalah Average Rate of Return (ARR). Ini merupakan metode perhitungan yang dilakukan berdasar atas penghasilan rata-rata tahunan perusahaan.
4. Payback Period (PP)
Jenis terakhir dari capital budgeting adalah Payback Period (PP), yaitu metode perhitungan yang dilakukan berdasarkan periode waktu pengembalian profit. Angka periode yang didapat dalam perhitungan ini umumnya bertolakbelakang dengan kelayakan proyek.
Maksudnya, semakin tinggi angka yang dihasilkan dalam perhitungan PP, maka semakin kecil kelayakan suatu proyek untuk diilanjutkan.
Baca juga: Mengenal Pentingnya Financial Planning & Cara Membuatnya
Contoh Kasus Capital Budgeting
Dalam metode IRR, contoh kasus capital budgeting adalah sebagai berikut.
Proyek A diketahui mampu memperoleh keuntungan sebanyak 30% dari pendanaan selama 10 tahun, sementara proyek B memperoleh keuntungan 20% untuk pendanaan 5 tahun. Keduanya sama-sama mendapat pendanaan senilai Rp80.000.000. Maka, nilai IRR tiap proyek ialah:
IRR proyek A
= [Rp80.000.000 + (30% x Rp80.000.000)] / 10 tahun
= Rp104.000.000 / 10 tahun = Rp10.400.000
IRR proyek B
= [Rp80.000.000 + (20% x Rp80.000.000)] / 5 tahun
= Rp96.000.000 / 5 tahun = Rp19.200.000
Walaupun persentase keuntungan yang dihasilkan proyek A lebih besar, akan tetapi dari perhitungan IRR, proyek B jauh lebih banyak. Sehingga, yang layak memperoleh pendanaan ialah proyek B.
Sedangkan, dengan perhitungan NPV, contoh capital budgeting adalah sebagai berikut.
PT. Budi Bakti ingin melakukan pendanaan senilai Rp500.0000.000 pada salah satu proyek perusahaannya, yaitu proyek X atau Y. Proyek X memperoleh cashflow setiap tahun senilai Rp50.000.000 dalam jangka 10 tahun dengan discount rate 5%. Sementara, proyek Y memperoleh cashflow tahunan senilai Rp45.000.000 untuk jangka waktu 15 tahun dengan discount rate yang sama. Maka:
NPV Proyek X
= (Rp50.000.000 x 10 tahun) – 5%(Rp50.000.000 x 10 tahun)
= Rp500.000.000 – Rp25.000.0000 = Rp475.000.000
NPV Proyek Y
= (Rp45.000.000 x 15 tahun) – 5%(Rp45.000.000 x 15 tahun)
= Rp675.000.000 – Rp33.750.0000 = Rp641.250.000
Dari perhitungan tersebut, proyek yang layak didanai ialah proyek Y karena nilai NPV lebih besar.
Manfaat Capital Budgeting Bagi Perusahaan
Lalu, apa manfaat melakukan perhitungan modal bagi perusahaan? Secara umum, manfaat capital budgeting adalah sebagai berikut.
1. Menunjukkan Risiko
Manfaat utama dari capital budgeting adalah memberikan gambaran terkait risiko ataupun potensi kerugian dari suatu proyek atau investasi jika dilakukan. Hal ini tentu merupakan bagian penting yang wajib dipertimbangkan secara mendalam sebelum proyek disepakati.
2. Mencegah Kecurangan Oknum
Seperti yang diketahui, proyek perusahaan kerap menjadi incaran para oknum tak bertanggungjawab. Namun, dengan melakukan perhitungan pendanaan dengan seksama, perusahaan bisa mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan tersebut. Sebab, dana akan dihitung dan dikelola seefektif dan seefisien mungkin.
3. Membantu Membuat Rencana Jangka Panjang
Manfaat lainnya dari capital budgeting adalah membantu perusahaan membuat rancangan proyek secara jangka panjang. Sebab, perhitungan ini akan memberikan sejumlah gambaran atau kemungkinan metode pelaksanaan proyek, termasuk untuk jangka pendek sekalipun.
4. Menentukan Jenis Proyek yang Bisa Diimplementasikan
Berikutnya, manfaat capital budgeting adalah memberikan opsi terkait beragam proyek yang mampu menghasilkan profit dan minim risiko. Dengan melakukan perhitungan ini, Anda dapat menentukan rencana mana yang lebih layak untuk didanai.
5. Menunjukkan Sisi Profit Proyek Kepada Investor
Manfaat terakhir dari perhitungan pendanaan ini ialah memberikan gambaran terhadap investor terkait kemungkinan profit yang akan dihasilkan. Hal ini tentu menjadi salah satu bukti nyata untuk membentuk kepercayaan investor terhadap proyek.
Itu dia pembahasan mengenai apa itu capital budgeting, jenis, contoh kasus, hingga manfaatnya. Seperti yang sudah disebutkan, capital budgeting adalah hal penting yang patut diperhatikan dalam proses pelaksanaan suatu proyek. Pasalnya, perhitungan ini menentukan keberhasilan dan kemampuan proyek dalam menghasilkan profit bagi perusahaan.