Grounded Theory: Pengertian hingga Contoh Penelitiannya
Populix

Grounded Theory: Pengertian hingga Contoh Penelitiannya

9 bulan yang lalu 7 MENIT MEMBACA

Ada beragam metodologi yang dipakai dalam proses penelitian, salah satunya yaitu grounded theory. Grounded theory adalah metodologi penelitian kualititafi yang digunakan untuk mengembangkan teori.

Grounded theory merupakan metodologi penelitian yang cocok untuk mengembangkan teori karena tiga alasan.

Pertama, grounded theory memiliki reputasi yang mapan untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk membuat klaim pengetahuan tentang bagaimana individu menginterpretasikan realitas (Suddaby, 2006).

Kedua, tujuan utama grounded theory adalah pembangunan teori, bukan pengujian teori. Ini adalah desain yang cocok ketika sebuah teori tidak sepenuhnya menjelaskan suatu proses (Creswell, 2007; Goulding, 2005; Thornberg & Dunne, 2019).

Grounded theory memfasilitasi pencatatan dan interpretasi pengalaman subjektif individu. Melalui proses metodologis pengambilan sampel teoretis dan perbandingan konstan, ini memungkinkan abstraksi pengalaman subjektif individu menjadi pernyataan teoretis (Fendt & Sachs, 2008).

Ketiga, metodologi grounded theory telah menetapkan pedoman untuk melakukan penelitian dan menginterpretasikan data, khususnya pendekatan sistematis Corbin dan Strauss (2015).

Baca juga: Hipotesis Adalah: Pengertian, Jenis, Cara Menulisnya

Apa Itu Grounded Theory?

apa itu grounded theory
Source: Freepik

Melansir laman Accounting, Finance & Governance Review, Glaser & Strauss (1967) awalnya merancang metodologi grounded-theory. Pendekatan mereka sebagian besar merupakan protes terhadap (a) iklim metodologis di mana penelitian kualitatif dianggap sebagai awal dari metodologi penelitian kuantitatif yang ‘nyata’ (Goulding, 2006), dan (b) positivisme yang meresapi sebagian besar penelitian sosial (Suddaby, 2006).

Glaser & Strauss (1967) juga termotivasi oleh keinginan untuk menghilangkan mitos bahwa semua teori yang baik telah ditemukan, dan bahwa penelitian harus fokus pada pengujian teori melalui pendekatan empiris kuantitatif.

Glaser berasal dari tradisi penelitian kuantitatif yang ketat dan positivistik yang dipelajari di Universitas Columbia. Dia berusaha menerapkan pelatihan ini untuk penelitian kualitatif (Charmaz, 2000). Strauss belajar di University of Chicago dengan tradisi interaksionisme simbolik dan pendekatan penyelidikan kualitatif, seperti observasi dan wawancara intensif: “Oleh karena itu, Strauss membawa studi filosofis pragmatis tentang proses, tindakan, dan makna ke dalam penyelidikan empiris melalui grounded theory,” (Charmaz, 2000, hlm. 512).

Kedua peneliti menyusun metodologi sambil meneliti pengalaman pasien yang sakit kronis. Inti dari grounded theory Glaser & Strauss (1967) adalah bahwa kecukupan teori yang dikembangkan bergantung pada proses penelitian yang digunakan untuk menurunkannya.

Teori ini memperoleh konsep dari data dan mengembangkannya dengan mengumpulkan, mengodekan, dan menganalisis data secara bersamaan. Pendekatan ini memastikan bahwa teori yang dihasilkan sesuai dengan fenomena yang diteliti (Glaser & Strauss, 1967). Pendekatan ini kontras dengan pendekatan deduktif-logis yang lebih tradisional, yang menggunakan teori yang ada untuk menghasilkan hipotesis, dan kemudian mengujinya secara empiris.

Glaser & Strauss (1967) mendefinisikan grounded theory sebagai penemuan teori dari data. Sementara Corbin & Strauss (2008) menjelaskan grounded theory sebagai menunjukkan konstruksi teoritis yang berasal dari analisis kualitatif.

Kedua definisi mencerminkan prinsip metodologi dasar yang sama, yakni interpretasi teoretis dari fenomena yang dihasilkan dari data menggunakan pedoman metodologi inti.

Peneliti grounded-theory tidak memulai dengan teori. Teori berkembang selama proses penelitian dan dihasilkan dari interaksi terus-menerus antara analisis data, pengumpulan data, dan teori yang dihasilkan (Corbin & Strauss, 2015; Glaser, 1978; Glaser & Strauss, 1967).

Teori yang muncul mengarah pada pengumpulan dan analisis data lebih lanjut, selanjutnya mengembangkan konstruksi teoretis.

Penelitian grounded-theory berusaha memahami data yang dikumpulkan untuk menentukan makna dan signifikansinya (Parker & Roffey, 1997).

Baca juga: Evaluation Research Adalah: Pengertian, Pentingnya, Contoh

Cara Melakukan Penelitian Grounded Theory

grounded theory adalah
Source: Freepik

Ada 4 langkah dalam penelitian grounded theory, yakni:

  1. Konsep diturunkan dari wawancara, observasi, dan refleksi
  2. Data diatur ke dalam kategori yang mewakili tema
  3. Saat teori berkembang, mereka dibandingkan satu sama lain dan dua atau lebih lebih teori yang diidentifikasi
  4. Langkah terakhir melibatkan konstruksi pernyataan hipotesis penelitian atau peta konsep

Selain itu, terdapat beberapa metode dalam melakukan penelitian grounded theory, yakni:

Pengkodean

Grounded theory dimulai dengan kode. Ini adalah kumpulan kata-kata yang digunakan untuk mendeskripsikan arti dari sebuah fenomena.

Data ini dapat melalui wawancara, observasi, dan sumber data lainnya. Kode dapat ditemukan dengan mencari tema dalam acara tertentu atau dari populasi yang lebih besar.

Setelah kode dibuat, peneliti harus memilih konsep yang mewakili setiap kode.

Memo Teoritis

Ini merupakan proses internal pengorganisasian data, pembentukan konsep, dan pengujian validitas penelitian. Peneliti harus memiliki pemahaman yang baik tentang posisi teoretisnya sebelum hal ini terjadi.

Cara yang baik untuk berteori adalah dengan melihat beberapa teori atau analisis yang ada dan mencoba mengembangkan hubungan antara itu serta penelitian baru.

Kompilasi Temuan

Langkah terakhir adalah menulis temuan setelah sebuah teori dikembangkan dari data. Penliti juga dapat menulis hipotesis tentatif dari temuan penelitiannya.

Pengumpulan data dalam metode grounded theory dapat mencakup metode kuantitatif dan kualitatif.

Baca juga: Fenomenologi Adalah: Pengertian, Metode Pendekatan, Contoh

Jenis-Jenis Grounded Theory

metode grounded theory
Source: Freepik

1. Classic Grounded Theory

Pendekatan ini didasarkan pada karya Glaser dan Strauss, dan menekankan penemuan teori yang didasarkan pada data.

Fokusnya adalah menghasilkan teori yang menjelaskan fenomena yang dipelajari, tanpa dipengaruhi oleh praduga atau teori yang ada.

Proses tersebut melibatkan siklus pengumpulan data, pengodean, dan analisis yang berkelanjutan, dengan tujuan mengembangkan kategori dan subkategori yang didasarkan pada data.

Kategori dan subkategori kemudian dibandingkan dan disintesis untuk menghasilkan teori yang menjelaskan fenomena tersebut.

2. Constructivist Grounded Theory

Pendekatan ini didasarkan pada karya Charmaz, dan menekankan peran peneliti dalam proses pengembangan teori.

Fokusnya adalah pada pemahaman bagaimana individu membangun makna dan menginterpretasikan pengalaman mereka, daripada menemukan kebenaran objektif.

Prosesnya melibatkan pendekatan refleksif dan iteratif untuk pengumpulan, pengodean, dan analisis data, dengan tujuan mengembangkan kategori yang didasarkan pada data dan interpretasi peneliti terhadap data.

Kategori-kategori tersebut kemudian dibandingkan dan disintesis untuk menghasilkan teori yang menjelaskan berbagai perspektif dan interpretasi dari fenomena yang sedang dipelajari.

Baca juga: Observasi Adalah: Pengertian, Tujuan, Ciri, Jenis, Contoh

Contoh Penelitian dengan Metodologi Grounded Theory

penelitian grounded theory
Source: Freepik

Judul: “Analisis Preferensi Konsumen terhadap Makanan Cepat Saji di Kota Bekasi”

Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami preferensi konsumen terhadap makanan cepat saji di Kota Bekasi.

Makanan cepat saji telah menjadi tren konsumsi yang semakin populer di kota ini, dan penelitian ini akan menggunakan pendekatan grounded theory untuk mengumpulkan data dari responden dan mengembangkan teori baru berdasarkan temuan lapangan.

Metode Penelitian:

  • Desain Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan grounded theory.
  • Pengumpulan Data: Data akan dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 15 responden yang merupakan konsumen aktif makanan cepat saji di Kota Bekasi. Selain itu, data juga akan diperoleh melalui observasi partisipan di beberapa gerai makanan cepat saji populer di kota ini.
  • Analisis Data: Data dari wawancara dan observasi akan dianalisis menggunakan teknik analisis grounded theory, termasuk proses kodifikasi dan kategorisasi.

Temuan Awal: Setelah mengumpulkan data dari wawancara dan observasi, beberapa temuan awal telah diidentifikasi:

  • Kecepatan pelayanan dan kualitas makanan menjadi faktor utama yang mempengaruhi preferensi konsumen.
  • Harga makanan cepat saji menjadi pertimbangan penting bagi sebagian besar konsumen.
  • Branding dan citra merek memainkan peran penting dalam memengaruhi persepsi konsumen terhadap kualitas makanan cepat saji.
  • Ketersediaan variasi menu dan opsi personalisasi menjadi daya tarik bagi konsumen.

Analisis Mendalam: Analisis data lebih lanjut dilakukan untuk mengembangkan teori baru yang mendasari preferensi konsumen terhadap makanan cepat saji di Kota Bekasi.

Dalam analisis mendalam, tema-tema seperti “kecepatan pelayanan”, “harga”, “branding“, dan “ketersediaan variasi menu” akan dijelaskan secara mendalam dengan mengaitkan data yang relevan dan memahami pola perilaku konsumen.

Pengembangan Teori: Berdasarkan analisis data dan temuan lapangan, teori baru akan dikembangkan tentang bagaimana preferensi konsumen terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang telah diidentifikasi.

Teori ini akan memberikan wawasan yang berharga bagi industri makanan cepat saji dalam memahami preferensi konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif.

Kesimpulan: Penelitian ini memberikan kontribusi dalam memahami preferensi konsumen terhadap makanan cepat saji di Kota Bekasi melalui pendekatan grounded theory.

Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pelaku industri makanan cepat saji untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman konsumen serta menciptakan strategi pemasaran yang lebih efektif.

***

Sekarang Anda sudah paham tentang grounded theory. Sekarang waktunya untuk jelajahi potensi tak terbatas grounded theory sebagai metode penelitian inovatif dalam riset pasar.

Dengan fokus pada pengembangan teori dari data lapangan, temukan wawasan mendalam tentang perilaku konsumen dan manfaatkan informasi berharga ini untuk mengoptimalkan strategi pemasaran Anda. Untuk pengaplikasian ground theory dalam riset, Anda dapat memanfaatkan layanan Populix for Enterprise. Populix for Enterprise dapat membantu Anda menggali preferensi dan kebutuhan pelanggan bisnis Anda secara lebih efektif.

riset pasar Populix for Enterprise

Baca juga: Elemen Penelitian Adalah: Pengertian, Contoh, dan Pentingnya

Artikel Terkait
8 Cara Mengatur Waktu Kerja dan Kuliah agar Tetap Seimbang
Keputusan kerja sambil kuliah memang perlu dipikirkan secara matang. Dua aktivitas ini akan pastinya akan memakan waktu Anda. Oleh karena itu, perlu tahu cara mengatur waktu kerja dan kuliah agar kedua hal ini bisa dilakukan secara seimbang. Tak hanya waktu, Anda pun perlu membagi fokus untuk kerja dan kuliah. Jangan sampai salah satunya jadi terbengkalai […]
Camilan Pendamping Kopi, Pisang Goreng Jadi Favoritnya!
Bagi sejumlah orang, rasanya seperti ‘kurang hidup’ kalau belum minum kopi. Tak hanya minum kopi, biasanya ada juga camilan pendamping kopi agar semakin lengkap. Setiap orang tentu memiliki pilihan atau selera tersendiri untuk makanan atau camilan pendamping kopi. Ada yang lebih suka makanan manis, ada juga yang lebih suka asin atau gurih. Akan tetapi, mau […]
Apa itu Dividen? Ini Pengertian, Jenis, Prosedur, Cara Hitung
Dividen adalah istilah yang perlu Anda pahami ketika berinvestasi. Sebab ini berkaitan dengan pembagian hasil atau laba perusahaan. Dalam manajemen keuangan, dividen adalah ibarat hadiah yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham atas investasi mereka, bisa berbentuk tunai maupun saham. Nah, jika Anda ingin memahami lebih lanjut tentang apa itu dividen, sebaiknya langsung saja simak penjelasan […]